Om Ayi mengawali hobi burung kicauan sebagai juri senior Pelestari Burung Indonesia (PBI), BnR, dan belakangan menjadi koordinator lapangan (korlap) lomba burung yang digelar event organizer(EO) independen. Di sela-sela lomba, dia gemar berburu lovebird prospek, atau lovebird berkualitas dari importir di Bogor. Kini, dia menjadi agen lovebird impor asal Belanda dan Taiwan dengan kualifikasi siap lomba.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dengan kualifikasi tersebut, pelanggan Om Ayi umumnya kalangan pemain, meski tidak sedikit pula para pedagang burung dan breeder pemula. Kalangan pemain mempercayai kualitas lovebirdnya, karena memang sudah banyak yang moncer di lapangan.
Salah satu rahasia kesuksesannya adalah terus menjaga kualitas burung yang dipasarkan, sebab brand image inilah yang selalu melekat padanya selaku agen lovebird unggulan.
“Hanya burung yang bersuara ngekek panjang yang dipasarkan untuk konsumsi pemain, sehingga kondisinya siap lomba. Namun di sini juga disediakan lovebird warna, terutama untuk melayani pelanggan dari kalangan pedagang dan penangkar,” kata Om Ayi.
Begitu burung tiba di tangan importir, Om Ayi akan langsung menyeleksi yang bersuara panjang, volume keras, kondisi mulus dan sehat. Ini untuk menjaga kualitas burung yang dijual.
Soal harga tergantung kualitas burungnya. “Sebab saya memang hanya menjual lovebird-lovebird pilihan, siap lomba, dan bukan burung bahan,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, artikel ini tidak menyertakan harga lovebird. Bagi sobat kicaumania yang berminat, silakan kontak langsung Om Ayi (nomor HP, Pin BB, dan alamat bisa dilihat di bagian bawah halaman ini).
Breeding induk lovebird pilihan
Lovebird impor berasal dari Belanda (biaa disebut lovebird holland) dan lovebird taiwan. Sebagian burung impor ini juga ditangkar Om Ayi di rumahnya, kawasan Merdeka, Bogor. “Beberapa indukan impor ini kita seleksi secara ketat, lalu ditangkar untuk menghasilkan lovebird lokal. Hanya induk yang bersuara panjang yang diternak di sini,” jelas Om Ayi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Puluhan induk lovebird pilihan, termasuk yang pernah juara di beberapa even, digabung jadi satu dalam beberapa kandang koloni. Setiap kandang berukuran 1 x 2 m2, dan tinggi 1,5 meter, berisi beberapa pasang induka,n lengkap dengan gelodok tempat sarangnya.
Menangkar lovebird dalam kandang koloni, kata Om Ayi, lebih produktif. Sebab burung bisa mencari pasangan masing-masing sesuai dengan selera.
Biasanya, Om Ayi membiarkannya anakan dibesarkan oleh induknya. Alasannya, dia tak punya waktu untuk mengurusi anakannya.“Jadi, anakan tetap dirawat induknya sampai besar,” ujarnya.
Selama masa produksi, induk diberi pakan bijian seperti juwawut, millet, dan sejenisnya, ditambah extra fooding (EF) seperti kangkung dan jagung. Pemberian kangkung terbukti dapat mempercepat produksi, dan meningkatkan produktivitas induk.
Untuk menjaga kesehatan, terutama untuk lovebird impor yang baru diternak, ia memberi segenggam garam dapur yang ditaruh di lantai kandang. Biasanya burung akan mematuk-matuk garam dapur.
Sayangnya, Om Ayi tidak merinci apa manfaat garam tersebut. “Buat jaga kondisi burung saja,” katanya.
Pengelolaan anakan lovebird
Seperti dijelaskan, Om Ayi tidak memanen anakan lovebird pada umur 1 minggu, seperti dilakukan sebagian besar penangkar. Dia menyerahkan sepenuhnya perawatan anakan itu kepada induknya, sejak menetas hingga burung menjelang remaja.
Jika sudah remaja, Om Ayi akan menyeleksi kualitas suaranya. Lovebird yang terpilih ini tetap dipertahankan dalam kandang bersama induknya. Sebab, semua indukan juga sudah terseleksi, di mana hanya burung yang bersuara panjang saja yang diternak.
Dengan demikian, anakan secara otomatis akan termaster oleh suara indukan yang punya suara dasar panjang-panjang. “Kalau anakan sudah besar, indukan biasanya akan kembali kawin dengan pasangannya. Inilah saatnya memisahkan anakan dari induknya,” jelas Om Ayi.
Lovebird remaja yang sudah dipisah pun masih tetap dipantau suaranya. Kalau sudah ada yang narik panjang akan dirawat lebih intensif untuk dipersiapkan sebagai burung lomba. Itu sebabnya, Om Ayi berani menjamin kalau lovebird yang dipasarkannnya (khususnya untuk kalangan pemain) adalah burung yang dalam kondisi siap lomba.
“Untuk memastikan burung siap lomba, saya harus menjajalnya dulu, dengan cara ditrek dengan induk jantan atau betina, agar burung punya mental serta makin fasih menirukan suara panjangnya,” kata dia.
Selain lovebird, Om Ayi juga sedang menyiapkan penangkaran murai batu. Saat ini sudah ada10 ekor murai batu jawara di rumahnya. Sebagian diturunkan di lapangan, misalnya murai batu Buser, Badai, Codet, Baduy, Sultan, dan lain-lain. Burung-burung yang sering menjuarai lomba akan dijadikan indukan.(d’one)
Semoga bermanfaat.