Nama Andre SAS sudah tidak asing lagi bagi kicaumania di Jabodetabek, bahkan di Indonesia. Pasalnya, dia ketua Jayakarta Team, salah satu tim terkuat dalam berbagai lomba burung berkicau tingkat nasional. Sebagai pemain, Andre punya sederet gaco top seperti murai batu Akhir Zaman, cucak hijau Levitra dan Kamasutra, anis merah Virus dan Strep, hingga lovebird Nyi Blorong. Dia juga breeder lovebird bersuara panjang, dengan mengibarkan bendera SAS Bird Farm (BF) Serpong.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Untuk meningkatkan kualitas produk, Om Andre juga rajin hunting lovebird di lapangan. Biasanya, dia akan mencari burung yang memiliki dasar suara ngekek panjang, yang akan dijadikannya sebagai indukan.
Proses penangkaran dimulai dengan menjodohkan calon induk di dalam kandang koloni. Di kediamannya, kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, saat ini terdapat sekitar 50 pasang indukan produktif hasil seleksi ketat.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Seleksi calon induk difokuskan pada burung-burung yang rajin suara dan mampu ngekek panjang. Calon induk terpilih lalu dimasukkan ke kandang koloni. “Digabung jadi satu. Jadi, burung kita biarkan mencari pasangan masing-masing, sesuai dengan seleranya,” kata Om Andre.
Sebenarnya SAS BF bukan hanya mencetak lovebird bersuara panjang saja. Sebab selera lovebird lovers kini beragam. Kalangan pemain tentu memilih lovebird suara, tapi banyak pula yang menyukai lovebird warna eksotik sebagai burung hias di rumah.
Karena itu, Om Andre juga menangkar lovebird warna eksotik di rumahnya. Tetapi induk lovebird warna dimasukkan dalam kandang koloni tersendiri, atau terpisah dari lovebird suara.
Sebagaimana penangkaran lovebird lainnya, di dalam kandang koloni disediakan gelodok atau sarang. Kalau burung sudah memperoleh pasangannya, dan mulai masuk ke gelodok, Om Andre akan memindahkannya ke kandang battery dengan panjang 50 cm, lebar 45 cm, dan tinggi 60 cm.
Puluhan kandang battery ini disusun vertikal dan horizontal, sehingga terlihat rapi, bersih, dan sangat menghemat ruangan. “Kandang battery biasanya untuk indukan yang bersuara panjang,” jelas Om Andre.
Untuk manjaga kesehatan burung, sebagian atap ditutup dan sebagian lagi terbuka agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang. Sirkulasi udara yang lancar juga membuat burung merasa nyaman, dan ini bisa meningkatkan produktivitasnya.
Sebagian besar indukan yang ada di SAS BF juga sering diturunkan ke lapangan atau lomba. Dengan cara seperti inim burung lebih mudah mengendalikan birahinya.
“Sebab jika sudah kelewatan birahinya, burung langsung dikawinkan. Nah, setelah stabil lagi, burung bisa dibawa ke lapangan atau dilombakan,” ujar Om Andre.
Ransum pakan indukan
Untuk memenuhi kebutuhan pakan, Om Andre membuat ransum dalam jumlah banyak, sehingga tinggal dibagi-bagikan untuk pasangan induk di dalam kandang battery maupun di kandang koloni.
Ransum pakan utama ini terdiri atas 2 liter milet putih, 2 liter milet merah, 1 liter canary seed, 1 liter gabah lampung, 1/2 kg juwawut, dan 1/2 biji matahari.
Adapun extra fooding (EF) terdiri atas kombinasi sayuran seperti daun kangkung yang diiris-iris, tauge, dan jagung. “Jagung hanya diberikan untuk indukan yang sedang bawa anakan,” kata Om Yudi, yang dipercaya Om Andre untuk merawat indukan di SAS BF.
Dengan menu tersebut, indukan lebih cepat berproduksi, apalagi jika umur indukan sudah mencapai 8 bulan atau lebih.
Induk betina akan bertelur sebanyak 3-4 butir, bahkan pernah sampai lima butir. Anakan yang menetas dibiarkan diasuh induknya selama 2 minggu. Setelah itu diasuh perawat, dalam hal ini Om Yudi.
“Tetapi jika indukan galak atau tidak pintar merawat anakan, maka panen bisa dipercepat untuk menghindari kematian anakan. Burung yang dipanen dimasukkan ke inkubator dan diasuh oleh perawat,” jelas Om Andre.
Memantau bakat anakan / lovebird muda
Anakan setelah berumur dua bulan langsung dimasukkan ke kandang besar, dijadikan satu dengan burung-burung lainnya. Ini untuk merangsang mereka agar rajin bunyi.
Kalau umurnya sudah mencapai tiga bulan, atau setelah mulai rajin bunyi, burung-burung muda ini dipisah dan ditempatkan dalam kandang soliter (individual), sekaligus dipantau bakat dan kualitas suaranya.
Setiap pagi, lovebird muda djemur, dan terus dimaster. “Rata-rata anakan di sini bisa ngekek minimal 30 detik. Ini untuk anakan umur tiga bulan. Suaranya akan lebih panjang lagi seiring dengan pertambahan umur,” tambah Om Andre.
Penangkaran SAS BF menggunakan ring kode SAS. Dalam hal ini ada empat warna ring yang disesuaikan dengan grade atau kualitas induk. Grade AA merupakan anakan dari induk berkualitas terbaik. Grade B dan C berkualitas sedang, tapi indukan tetap memiliki suara ngekek panjang.
“Sebenarnya itu bukan jaminan juga. Ada juga anakan dari induk Grade C, yang setelah dewasa justru lebih berkualitas daripada anakan Grade A. Sebab aspek pemasteran juga tidak boleh diabaikan,” beber Om Andre.
Menurut pemahaman dan pengalaman Om Andre, kualitas seekor lovebird tidak hanya ditentukan faktor genetik / trah semata. “Sekitar 40 persen memang dipengaruhi trah atau turunan, tapi 60 persen ditentukan oleh proses pemasteran sejak masih anakan,” ujarnya. (d’one)