Agus ABS sebelumnya dikenal sebagai produsen sangkar lokal eksklusif. Beberapa tahun belakangan ini, dia pun sukses menangkar murai batu, dengan mengibarkan bendera ABS Bird Farm. Produknya laris-manis dibeli para pelanggan setianya, terutama dari Jawa dan Sumatera. Uniknya, produk murai batu ABS BF terbiasa tanpa kroto, sehingga relatif meringankan perawatannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dengan kelebihan seperti ini, ditunjang materi produk yang berkualitas, tidak heran kalau anakan murai batu ABS BF tetap diminati konsumen. Padahal banderolnya cukup tinggi, mulai dari Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta per ekor. Tetapi peminat tetap antre menunggu alias indent.
Semua induk yang digunakan Om Agus dalam penangkarannya merupakan murai batu yang pernah menjuarai lomba.
Apalagi dia sampai sekarang masih eksis mengikuti lomba dan sering juara, terutama melalui MB Praja Fisd. Praja Fisd merupakan juara Anniversary Kelapa Dua dan Imlek Fiesta.
“Praja Fisd sebenarnya juga sudah diternak, bahkan betina yang jadi pasangannya sudah produksi. Tapi sesekali kita turunkan di lomba, dan sudah sering juara. Materi lagu isiannya antara lain suara siri-siri, kenari, ciblek, dengan tonjolan cililin, lovebird, dan cucak jenggot. Durasi kerjanya maksimal,” kata Om Agus.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tidak seperti penangkar murai batu lainnya, Om Agus memang tak pernah memberikan kroto untuk induk jantan, induk betina, maupun anakan murai batu. Untuk burung induk, dia hanya memberikan jangkrik sekenyangnya, dan cacing.
Hal yang sama juga diterapkan pada anakan murai batu hingga siap dijual. “Semuanya tidak pernah diberi kroto. Perawatan murai batu lebih mudah. Sebab pembeli tak perlu repot mencari kroto, yang pada musim tertentu langka dan mahal,” kata Om Agus, yang juga menjual cililin hasil rawatan dan tahan dijemur.
Saat ini pun terjadi kelangkaan kroto di sejumlah daerah, sebagaimana laporan utama Tabloid Agrobur Edisi No 726 – Minggu III April 2014. Kalau pun ada, harganya sudah melambung di atas harga normal sebelumnya.
Apakah nirkroto tidak berpengaruh terhadap penampilan murai batu, khususnya di arena lomba? Om Agus memastikan tidak! Secara ilmiah, kroto memiliki kandungan protein tinggi, dan itu bisa disubstitusi atau diganti oleh pemberian telur ayam rebus.
Selain itu, jangkrik juga merupakan sumber protein tinggi. Jadi, tidak masalah bagi murai batu jika tidak mengkonsumsi kroto. Apalagi pemberian kroto pada burung berkicau ini sebenarnya merupakan “tradisi di Indonesia”, dan jarang diterapkan kicaumania di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Penggunaan telur ayam rebus
Kalau diukur secara finansial, penggunaan telur ayam rebus jauh lebih irit daripada kroto. Dalam hal ini, kata Om Agus, kuning telur (yolk) dan putih telur (albumin) dari telur ayam rebus diparut halus, dicampur jadi satu dengan voer halus atau pakan voer lainnya, lalu diaduk-aduk hingga merata.
Bisa juga parutan kuning telur dan putih telur dicampur jadi satu bersama voer halus, jangkrik, ulat, dan serangga lainnya. Om Agus biasanya menggunakan cara yang disebut terakhir.
“Telur rebus punya kandungan protein tinggi, tidak jauh berbeda dari kroto, bahkan lebih higienis. Lagian, bukankah keduanya sama-sama telur? Bedanya, kroto merupakan telur semut rangrang. Kalau yang saya pakai ini telur ayam,” selorohnya.
Hasilnya, induk jantan dan betina tetap dalam kondisi top formnya dan produktif, rajin kawin dan bertelur hingga anak-anaknya menetas. Hal itu telah dibuktikannya sejak lama.
“Yang penting jangkrik, telur rebus, dan ulat hongkong. Tanpa kroto tidak masalah. Dan itu terbukti, indukan tetap produktif,” ujar Om Agus.
Anakan murai batu yang menetas dibiarkan diasuh induknya hingga umur 1 minggu atau lebih. Setelah itu dipanen dan dirawat dalam kandang khusus, dan diberi asupan makanan oleh pemiliknya.
Memasuki umur 2 minggu, anakan dipasangi ring kode ABS. Setelah anakan dipanen, induk jantan dan betina segera kawin dan berproduksi kembali. Anakan umur 1 bulan sudah siap dikirim ke pelanggan yang sebelumnya sudah memesan. (d’one)