Musim pancaroba yang melanda sebagian wilayah Indonesia membuat para penggemar burung, khususnya pemula, merasa gelisah. Sebab perubahan cuaca yang cukup ekstrem bisa memberikan efek kurang baik bagi burung peliharaan. Pancaroba bisa berarti peralihan dari musim hujan ke kemarau, atau sebaliknya, tetapi yang dibahas di sini adalah kondisi sekarang: dari hujan ke kemarau. Berikut ini perawatan burung kicauan selama musim pancaroba dan kemarau.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pada musim transisi ini, cuaca pagi hingga siang hari akan terasa lebih terik daripada biasanya, namun pada sore dan malam terasa dingin. Terkadang turun hujan lebat disertai angin kencang, dan petir. Pada saat seperti ini, semua jenis burung akan merasakan dampaknya, terutama jika tidak diberi penanganan yang semestinya.
Selain itu, berbagai penyakit bisa muncul pada masa musim peralihan, terutama tetelo. Bagaimana cara mengamankan burung dari penyakit tetelo pada musim pancaroba, silakan buka kembali referensinya di sini.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi musim pancaroba, salah satunya mengubah pola rawatan hariannya. Berikut ini uraiannnya.
1. Mengurangi porsi penjemuran
Saat ini, cuaca cukup terik sudah terasa sejak pagi hari. Karena itu, durasi penjemuran burung sebaiknya tidak berlebihan. Apabila biasanya burung dijemur hingga sebelum pukul 10.00 atau 11.00, saat ini lebih baik diangkat pada pukul 09.00.
Jika Anda terbiasa menjemur burung pukul 08.00 – 09.00, sebaiknya lama penjemuran dipertimbangkan kembali. Burung bisa dijemur maksimal 1,5 – 2 jam saja, mengingat cuaca yang cukup panas tidak akan memberi manfaat apa-apa bagi burung kicauan, kecuali burung bertambah birahi.
Di alam liar pun, sebagian besar burung jarang berpanas-panas di bawah terik matahari secara langsung dalam waktu lama. Mereka umumnya hanya berjemur selama 15-30 menit, setelah itu kembali ke rimbun pepohonan.
2. Menjaga ketersediaan air minum
Pada kondisi suhu dan cuaca panas, burung akan lebih sering minum. Akibatnya, air dalam wadah minum cepat kosong. Beberapa jenis burung lebih mudah stres atau mengalami dehidrasi jika dalam beberapa jam tidak minum.
Karena itu, penting kiranya selalu menjaga ketersediaan air bersih dalam tempat minumnya. Kita perlu lebih sering memantau wadah minumnya. Jika hampir habis, segera tambahkan dengan air minum baru dan bersih.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selain itu, wadah minum sering kotor akibat burung mandi atau berendam di dalamnya. Cuaca yang panas, membuat bulu burung cepat kering yang akhirnya membuat debu dan kotoran mudah menempel. Karena itu pula, burung sering terlihat berendam atau mandi dalam wadah air minumnya.
Pada musim pancaroba, apalagi beberapa daerah mulai memasuki musim kemarau, bahkan kekeringan seperti di NTB, maka hal terpenting dalam perawatan burung kicauan adalah selalu menyediakan air minum yang bersih.
3. Rutin membersihkan sangkar
Ketika burung sering menghabiskan air minumnya, maka saat itu pula burung akan sering mengeluarkan kotoran dalam bentuk cair. Hal ini dikarenakan burung tidak bisa membuang kelebihan air dalam tubuhnya melalui keringat, tetapi membuangnya melalui kotoran. Itu sebabnya, kenapa banyak kotoran burung yang sering terlihat berair pada masa musim pancaroba maupun pada musim kemarau.
Kotoran yang berair lebih cepat mengundang bakteri. Sebagai perawat, kita harus rutin membersihkan sangkar setiap hari, pagi dan sore hari, yaitu ketika burung dikeluarkan dan saat burung akan dimasukkan ke dalam rumah untuk beristirahat.
4. Full kerodong pada sore dan malam hari
Pada musim pancaroba, sebaiknya burung tidak terlalu sering ditinggal di luar ruangan, terutama setelah pukul 14.00. Pada waktu itu, burung sebaiknya mulai dikerodong jika cuaca mulai tidak bersahabat.
Angin kencang atau hujan deras biasanya akan terjadi pada waktu sore dan malam hari selama masa pancaroba, meski tidak setiap hari. Karena itu pula, disarankan segera memasukkan burung ke dalam ruangan jika kondisi cuaca di luar mulai menunjukkan perubahan.
Di dalam ruangan, hindari menggantung burung di tempat terlalu dekat dengan lubang angin atau ventilasi udara. Sebaiknya sangkar burung digantung di tengah ruangan atau jauh dari lubang / sumber angin.
5. Memberikan extra fooding secara lebih teratur
Selama pancaroba, juga nanti saat kemarau, burung cenderung lebih banyak minum. Akibatnya, burung mudah kenyang dan hanya mengkonsumsi sedikit pakan yang disediakan, dalam hal ini voer.
Karena itu pula, pakan tambahan seperti serangga atau buah-buahan harus diberikan lebih teratur agar kebutuhan nutrisi bagi burung tetap terpenuhi.
Pakan serangga yang baik diberikan kepada burung selama pancaroba dan kemarau adalah kroto. Tetapi jangkrik juga tetap diberikan. Untuk buah-buahan, pilihlah pepaya, mangga, atau buah yang mengandung banyak air.
Ulat hongkong untuk sementara bisa dikurangi. Kalaupun diberikan, ulat hongkong terlebih dulu diberi pakan pepaya, semangka, atau sayuran lainnya.
6. Memastikan burung tetap fit
Memastikan kondisi burung agar tetap fit sebenarnya tidak perlu menunggu musim pancaroba. Jika tidak fit, bagaimana burung bisa bunyi? Namun, anjuran ini tetap disertakan, agar kicaumania tetap fokus pada bagaimana memastikan burung tetap fit.
Apalagi dalam masa pancaroba, baik peralihan musim hujan ke musim kemarau, atau dari musim kemarau ke musim hujan, burung biasanya mudah sekali ngedrop. Vitamin merupakan salah satu jawaban paling realistis agar burung tetap fit, dan sistem kekebalan tubuhnya berfungsi dengan baik.
Silakan berikan multivitamin lengkap seperti BirdVit, atau produk lain sesuai dengan kebiasaan Anda. Jika menggunakan BirdVit, berikan setiap 2 hari sekali selama musim pancaroba. Tetapi jika kemarau panjang sudah tiba, frekuensinya bisa 2-3 kali seminggu.
Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perawatan burung kicauan selama musim pancaroba, juga sesudahnya yaitu musim kemarau.