Judul artikel ini kayak judul film atau novel picisan, he.. he.. he.. Namun sengaja dibuat begitu, agar sobat kicaumania bisa belajar mengenai sisi lain dari seekor burung jawara. Kisah murai batu Pedrosa milik Om Aries dari Colomadu, Karanganyar, ini memang menarik untuk disimak. Bagaimana tidak? Murai batu Pedrosa dulu bernasib pilu, sempat dua tahun disia-siakan pemilknya, tetapi kini berakhir bahagia dan menjadi langganan juara. Perawatannya pun relatif mudah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Aries memang sudah lama main di kelas murai batu, termasuk ketika masih berdomisili di Pedan, Klaten. Banyak koleksi murai batunya yang moncer di lapangan.
Suatu ketika, Om Aries membeli murai batu dari seorang kicaumania di Jombang. Itulah murai batu Pedrosa. Namun karena di rumah masih banyak koleksi murai batu, dia tak langsung membawanya pulang.
Selama dua tahun, burung ini dititipkan ke pemilik lama di Jombang. “Pedrosa saat itu belum seseksi atau semenarik sekarang,” kenang Om Aries mengenai alasan menitipkan Pedrosa di Jombang dalam waktu cukup lama.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Nah, secara kebetulan, beberapa murai batu di rumahnya mengalami mabung dalam waktu hampir bersamaan. Om Aries tidak punya amunisi lagi untuk bermain di kelas murai batu. Mau tak mau, dia harus mengambil gaconya yang sudah dua tahun dititipkannya ke pemilik lama.
“Saat iseng-iseng dicoba, eh… ternyata penampilannya malah mewah luar biasa,” ungkap Om Aries. Boleh jadi, burung mengalami kematangan penampilan seiring dengan pertambahan umur, juga tak bisa dipisahkan dari perawatan konsisten selama dititipkan.
Meski demikian, prestasinya tahun lalu belum sehebat sekarang. Hanya beberapa kali nama Pedrosa masuk daftar juara. Misalnya juara 3 GPBC Sleman (5/5/2013), dua kali juara 3 dalam kontes GMC Wonogiri (25/8/2013), serta juara 7 dan 8 dalam Triwulanan Laskar Sukowati di Sragen (29/8/2013).
Namun berkat kesabaran dan ketelatenan dalam merawat yang dilakukan Om Aries dan perawatnya, John Glondor, Pedrosa kini menjelma menjadi salah satu murai batu yang layak diperhitungkan di Blok Tengah.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, setiap pekan Pedrosa nyaris tidak absen mengikuti lomba, dan hampir selalu pulang membawa gelar juara. Dua pekan lalu, Pedrosa sukses menjuarai Kelas Bintang dalam even Kedung Banteng Cup di Sragen juara 1 Kelas Bintang.
Sebelumnya, burung ini juga moncer dalam kontes Perwira Cup 2 di Bekonang, Sukoharjo, 13 April lalu. Pedrosa sukses menjuarai kelas Mantili dan runner-up di Kelas Morando.
Penampilan dan materi Pedrosa memang memukau. Volumenya dahsyat, speed sangat rapat, irama lagu benar-benar mewah dan enak didengar. Lagu tonjolan yang dominan antara lain cililin, serindit, dan kenari.
Tidak heran jika makin banyak pemain murai batu yang mendekati Om Aries, mencoba bernegosiasi dan memberikan tawaran untuk meminang Pedrosa.
“Sebenarnya banyak sekali yang meminang Pedrosa. Tetapi saya bilang, untuk sementara saya masih ingin menikmati dulu,” kata Om Aries, seperti dikutip Tabloid Agrobur.
Perawatan harian murai batu Pedrosa
–
Om Aries mempercayakan perawatan harian murai batu Pedrosa kepada John Glondor. Nah, berikut ini penjelasan dari John Glondor:
- Setiap pagi, kerodong dibuka, dan burung langsung dijemur mulai pukul 06.00 – 08.00.
- Setelah itu, diangin-anginkan sambil diberi jangkrik 2 ekor dan kroto segar secukupnya.
- Selanjutnya, murai batu Pedrosa dimasukkan ke kandang umbaran yang panjangnya 3 meter.
- Sore hari, burung dikembalikan ke sangkar harian dan diberi 2 ekor jangkrik lagi.
- Malam, burung dimandikan. Setelah itu dianginkan.
- Jika bulu sudah kering, sangkar dikerodong dan burung diistirahatkan sampai esok pagi.