Jika Paguyuban Penggemar Burung Kenari (Papburi) menggelar lomba dengan kenari sebagai ikon utama disertai beberapa kelas pendukung seperti lovebird atau pleci, maka Paguyuban Kenari Ponorogo (PKP) mencoba sesuatu yang baru. Paguyuban yang diketuai Om Agung Subeki ini sukses menggelar latpres khusus kenari di halaman Bapeluh Perhutani Ponorogo, Selasa (27/5) lalu. Inilah kontes khusus kenari pertama yang pernah ada di Ponogoro.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Paguyuban Kenari Ponorogo (PKP) dibentuk oleh sejumlah kicaumania di Ponorogo, Jawa Timur, akhir tahun 2013. Saat ini sudah memiliki sekitar 100 anggota. PKP merupakan komunitas penggemar kenari pertama di wilayah eks Karesidenan Madiun.
Latpres Selasa lalu, yang merupakan gelaran perdana sejak PKP terbentuk, diikuti sejumlah penggemar kenari dari wilayah Eks Karesidenan Madiun. Bahkan ada juga peserta dari luar eks karesidenan, seperti Trenggalek dan Tulungagung.
“Sekitar 100 peserta mengikuti lomba perdana ini. Ini merupakan lomba khusus kenari yang pertama di Ponorogo. Animo peserta cukup bagus, bahkan panitia sampai kekurangan lembar pendaftaran,” tutur Agung Subeki.
Konsep lomba mirip dengan Papburi. Panitia membuka 10 kelas, mulai dari A hingga J. Tiga posisi teratas dari masing-masing kelas mendapatkan sertifikat sebagai apresiasi bahwa burung tersebut memiliki nilai tertinggi pada kelas tersebut.
Burung yang berhak lolos ke babak final ditentukan oleh ranking nilai tertinggi 1 s/d 10 dari keseluruhan peserta. Dengan demikian, final diikuti oleh 10 ekor burung dengan nilai tertinggi dari semua peserta. Selanjutnya, panitia menetapkan tiga burung sebagai juara 1, juara 2, dan juara 3.
Gebrakan baru dalam sistem penilaian
Dalam lomba antisuap dan antiteriak ini, Paguyuban Kenari Ponorogo melakukan gebrakan baru dengan menggunakan aplikasi komputer untuk menilai burung-burung yang berlomba.
“Tidak ada rekap antarjuri, juga tidak ada diskusi antarjuri. Jadi penggabungan nilai antara juri yang satu dan juri lainnya dilakukan melalui komputerisasi. Dari sini akan diketahui siapa pemenangnya,” jelas Om Agung Subeki.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Meski demikian, PKP tidak meninggalkan tradisi umum di lapangan, yakni tancap bendera kemenangan ABC. Jika sudah muncul daftar pemenang, maka juri akan menancapkan bendera A, B dan C
Dalam memberikan penilaian, juri berpatokan pada lima kriteria lomba, yaitu volume suara, variasi lagu, panjang lagu, kerajinan, dan gaya.
Dalam even perdana ini, kenari Kiu-kiu milik Sugeng Purnomo tampil sebagai juara 1. Juara 2 dan juara 3 masing-masing diraih Arnold milik Nasrul (Junggenuk) dan Kethel.
Selain menggelar lomba, PKP juga rutin mengadakan pertemuan untuk sharing mengenai permasalahan budidaya dan bisnis burung kenari. (kontributor: Chrisna Adi)