Om Yayang PS3 SF baru saja dilanda duka. Cucak hijau jawara kesayangannya, Dahsyat, bahkan menjadi ikon PS3, kini tinggal nama. Cucak hijau Dahsyat ditemukan mati dengan tubuh tercerai-berai akibat dihajar tikus. Untuk pelipur lara, Om Yayang membeli murai batu yang juga diberi nama Dahsyat. Gaco anyar ini pun langsung menjuarai even Rajawali S3 BC di BSD, Tangerang Selatan, Minggu (1/6).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Yang namanya keberuntungan, nasib baik, tidak seorang pun mampu mengetahui dan memprediksinya. Begitu pula musibah, apes, dan sejenisnya, tak seorang bisa mengetahui dan menghindarinya.
Jumat (30/5) lalu, Om Yayang PS3 SF harus menerima kenyataan kedua: musibah. Cucak hijau kesayangannya, Dahsyat, yang telah memberinya puluhan piagam serta trofi, tewas diserang tikus.
Begitu dahsyat serangan binatang pengerat itu, tubuh cucak hijau Dahsyat tercerai-berai, seluruh bulu berserakan di dasar sangkar.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Padahal, selain sarat prestasi, Dahsyat yang dirawatnya sejak dua tahun lalu telah menjadi ikon PS3 SF. Gambarnya menempel pada mobil khusus lomba yang selalu menemaninya setiap turun ke lapangan.
Peristiwa naas tersebut diketahui perawatnya, Rudin, ketika hendak membuka kerodong, Jumat pagi. Om Rudin terperangah melihat bulu-bulu berserakan di dasar sangkar. Yang lebih mencengangkan lagi, dia melihat tubuh Dahsyat sudah hancur tak bernyawa.
“Yang saya tak habis fikir, Dahsyat dan tujuh ekor burung lainnya saya simpan di dalam ruangan garasi yang tertutup rapat. Tujuh burung itu mengelilingi Dahsyat. Tetapi kenapa Dahsyat yang dihabisi, padahal dia digantang di tengah,” kata Om Yayang.
Yang lebih menyesakkan lagi, Om Yayang dalam dua bulan terakhir ini menggelar dua even besar yang semuanya menggunakan nama Dahsyat sebagai nama kelas.
Dalam even Danyon Cup di Asrama Yon Bekang 3 / RAT, Jl Tanah Tinggi Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat, 27 April lalu, Kelas Dahsyat berada pada level ketiga setelah Danyon dan Wadanyon.
Kemudian dalam kontes Jakarta Cup 1 di Lapangan Monas Jakarta, 18 Mei 2014, Kelas Dahsyat bahkan menjadi kelas paling bergengsi dan hanya diperuntukkan cucak hijau. Ini karena Om Yayang ingin mengapresiasi kalangan ijomania di Indonesia, sekaligus untuk mengabadikan kebesaran nama cucak hijau Dahsyat.
Hanya 12 hari setelah even akbar itu, cucak hijau Dahsyat pun mengalami musibah yang siapapun tentu tak menginginkannya, meski tak bisa juga menghindarinya.
Om Yayang mulai bermain murai batu
Kehilangan Dahsyat sempat memupuskan harapan Om Yayang untuk meneruskan kiprah di arena lomba. Maklumlah, Dahsyat merupakan burung pertama yang dimilikinya, yang mengantarnya dari seorang kicaumania pemula menjadi matang di lapangan.
Namun semangat Om Yayang kini mulai pulih. Kesedihannya mulai sedikit terobati. Dua hari setelah musibah itu, dia menurunkan murai batu koleksinya dalam even Rajawali S3 BC di halaman kantor Samsat BSD Tangerang, dan tampil sebagai juara pertama.
Kini, murai batu tersebut juga dinamakan Dahsyat, untuk mengenang kebesaran gaconya di kelas cucak hijau yang sudah tiada.
“Sebagian besar burung saya beri nama Dahsyat. Kebetulan cucak hijau Dahsyat sudah nggak ada lagi. Gantinya ya murai batu Dahsyat ini,” ungkap mantan pereli nasional ini.
MB Dahsyat memiliki materi lagu yang komplet, dengan aneka suara isian mulai dari tembakan cililin, cucak jenggot, ngekek lovebird, suara jangrik, hingga variasi lagu-lagu suara burung kecil seperti kenari yang dibawakannya panjang-panjang, kolibri, siri-siri dan lain-lain.
Sebenarnya, murai batu Dahsyat juga bukan burung sembarangan. Om Yayang membeli gaco ini secara rombongan, dari seorang kicaumania yang memutuskan berhenti bermain burung.
“Waktu itu, kata pemilik lama, burung ini sudah beberapa kali juara. Semoga saja murai batu Dahsyat bisa stabil selama di tangan saya,” jelas Om Yayang.(d’one)