Kali ini Om Kicau ingin bercerita soal cendet-cendet yang berasal dari Kabupaten Blora. Selain dari Madura, cendet asal Blora juga dikenal memiliki kualitas bagus. Sayangnya, banyak pemikat bahkan kicaumania yang menjualnya dengan harga relatif murah, dibeli sejumlah pemain besar, dan sukses dalam berbagai even besar pula. Cendetmania di Blora pada akhirnya hanya bisa menjadi penonton.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Itulah beberapa kegelisahan sejumlah pemain cendet di Blora, seperti Om Rigky yang kini bernaung di bawah bendera Jomblang BC Blora, bersama beberapa rekannya seperti Yoyok dan Chandra.
Om Rigky menyukai burung sejak kecil, tetapi baru ikut lomba burung berkicau sejak 2009. Awalnya dia penangkar lovebird, yang dilakoninya hingga sekarang. Di sela-sela aktivitasnya sebagai peternak lovebird, dia mulai ikut latber dan lomba, dengan gaco lovebird hasil ternakan sendiri.
Lovebirdnya sering menjuarai even di seputar Blora. Bersama Yoyok dan Chandra pula, dia berusaha untuk mengangkat Jomblang BC menjadi salah satu klub burung yang disegani di Blora.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Om Rigky mulai melirik kelas cendet. “Cendet dari Blora memang kualitasnya bagus. Tentu sobat kicaumania juga sudah mengetahui hal ini,” ujarnya.
Beberapa kecamatan di Kabupaten Blora, seperti Todanan, Randublatung, dan Cepu, dikenal sebagai penghasil cendet berkualitas. Hal ini dipengaruhi topografi wilayah yang berada di dataran sedang, dengan tanah yang kaya zat kapur.
Zat kapur yang terkandung dalam tanah di wilayah Blora ini mempengaruhi kondisi dan penampilan fisik cendet. Cendet-cendet Blora memiliki karakteristik badan tegap dan paruh besar sempurna.
Zat kapur membuat pertumbuhan tulang cendet makin baik. Hal tersebut juga hampir sama dengan cendet asal Madura, di mana pulau tersebut memiliki kandungan kapur cukup tinggi.
Namun, Om Rigky sangat menyayangkan banyaknya cendet berkualitas yang begitu mudah dilepas para pemain di Blora dengan nilai cukup murah. Rata-rata cendet jawara di Blora dilepas hanya seharga Rp 2 juta – Rp 3 juta.
Cendet asal Blora yang secara genetis bagus ini rata-rata moncer di tangan majikan baru. Dari majikan baru di luar wilayah Blora, cendet dilego lagi ke pemain besar dengan harga hingga puluhan juta rupiah, dan kalau sering menjuarai even besar bisa mendekati atau melebihi Rp 50 juta.
Tentu kita tidak dapat menyalahkan mereka seratus persen. Sebagian ada yang terdesak kebutuhan ekonomi, namun tidak sedikit pula yang berharap perputaran uang secepat mungkin.
Idealnya, ada upaya penangkaran terpadu untuk mengurangi angka perburuan di alam liar. Toh jika materinya secara genetis bagus, tentu dalam usaha budidaya (penangkaran) pun akan menghasilkan anakan-anakan berkualitas pula.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di wilayah Blora dan sekitarnya, gaco-gaco cendet koleksi Om Rigky dan rekan-rekan di Jomblang BC selama ini nyaris mendominasi berbagau even latber dan lomba.
Ada beberapa cendet jawara koleksi Om Rigky, antara lain Juventus, Mix Max, Rocket, Meteor, dan yang baru mengorbit adalah cendet Pogba.
Om Rigky bekerja di industri pengeboran tambang, sehingga terkadang tak cukup waktu untuk terus-menerus merawat gaco-gaconya. Kalau sedang bertugas, dia mempercayakan perawatan cendetnya kepada Om Yoyok. Hampir seluruh cendet koleksinya sudah pernah juara. (Neolithikum)