Dalam beberapa even lomba burung berkicau, panitia kerap memakai jasa SPG cantik. Tugasnya biasanya khas, seperti penjual tiket, atau turun di lapangan sebagai penarik atau pengumpul setruk data. Begitu pula dalam Presiden Cup III di Jakarta, 22 Juni lalu, ada puluhan SPG yang lebih berperan sebagai pemanis. Namun ada dua srikandi yang punya peran berbeda. Tugasnya jelas, bukan sekadar pemanis, melainkan sebagai juri lomba. Dialah Juli dan Tia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Berbeda dari para SPG yang mengenakan kaos putih tipis dan celana pendek ketat, Juli dan Tia justru mengenakan baju warna kuning dengan kombinasi biru pada bagian pundak dan lengan. Ya, itulah seragam juri BnR. Dalam PresCup III, keduanya bertugas memberikan penilaian di Lapangan D.
Juli dan Tia memiliki latar belakang sedikit berbeda, tapi direkrut secara bersamaan menjadi juri BnR pada Februari lalu.Tentu saja setelah melalui proses standar BnR, mulai dari pelatihan hingga lulus seleksi.
Sebelum bergabung dengan BnR, Juli memang sudah berpengalaman selama dua tahun menjadi juri independen. Wanita asal Jelambar, Tangerang, Jawa Barat, ini dulu sering mengikuti lomba burung berkicau bersama suaminya.
“Ya, dulu sering menemani suami ikut lomba. Saya hanya ikut-ikutan saja. Ke mana suami berlomba,saya ikut. Lama-lama, sayatahu juga burung yang bagus itu seperti apa, yang bisa juara seperti apa. Akhirnya ikut menjadi juri independen selama kurang lebih dua tahun, sebelum akhirnya bergabung dengan BnR,” jelas Juli.
Latar belakang Tia sedikit berbeda. Sebelumnya dia tak punya pengalaman menjadi pelomba, belum pernah juga menjadi juri independen. “Kebetulan cowok saya juri independen. Saya sering diajak ke mana-mana saat dia bertugas,” kata Tia.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dia sering bertanya kepada cowoknya, juga teman-teman juri lainnya, soal kriteria penilaian lomba burung. Akhirnya, secara bertahap, Tia mulai tahu kriteria burung yang layak juara. Ketika ada diklat juri BnR, Februari 2014, dia mendaftar dan lolos seleksi.
Meski jam terbang di BnR baru sekitar tiga bulan, hasil kerja keduanya cukup baik. Juli dan Tia dapat menjalankan tugasnya sebaik juri laki-laki. Nyatanya, hasil tancapan bendera mereka juga tidak beda jauh. Padahal antara juri satu dan juri lainnya tidak boleh saling bicara atau berkoordinasi.
Jadi, kaum perempuan pun mampu membuktikan dirinya sebagai juri andal dalam lomba burung berkicau. (Waca)