Sebagian besar burung paruh bengkok (parrot) yang memiliki habitat di Indonesia kini dalam status terancam akibat maraknya alihfungsi hutan dan perburuan liar. Nasib ini juga dialami burung betet-kelapa filipina / blue-naped parrot (Tanygnathus lucionensis). Burung cantik ini pintar sekali meniru berbagai macam suara. Tetapi, justru karena kepintarannya itulah, betet-kelapa filipina sejak dulu sering diburu orang, sehingga populasinya di alam liar makin terancam.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Betet-kelapa filipina termasuk dalam genus Tanygnathus dari keluarga Psittaculidae. Beberapa spesies yang termasuk genus ini umumnya merupakan burung endemik, antara lain:
- Betet-kelapa paruh besar / great-billed parrot (Tanygnathus megalorynchos).
- Betet-kelapa filipina / blue-naped parrot (Tanygnathus lucionensis).
- Betet-kelapa punggung-biru / blue-backed parrot (Tanygnathus sumatranus).
- Betet-kelapa burung / black-lored parrot (Tanygnathus gramineus).
Betet-kelapa filipina memiliki ukuran tubuh sedang (panjang sekitar 30 cm). Tubuhnya didominasi warnah hijau, dengan ekor yang bulat. Mahkota berwarna kebiruan. paruhnya merah.
Wilayah persebarannya meliputi Filipina, wilayah utara Kalimantan dan pulau-pulau di sekitarnya, serta Sulawesi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di beberapa negara, betet-kelapa filipina dikenal sebagai burung piaraan yang cukup popular. Selain pintar meniru aneka suara, penampilan juga cantik. Burung ini juga sangat atraktif. Burung jantan dan betina sama-sama cerewet, meski hanya burung jantan yang memiliki kemampuan meniru berbagai jenis suara, termasuk ucapan manusia.
Membedakan jenis kelamin betet-kelapa filipina memang cukup sulir, karena penampilannya mirip (monomorfik seksual), Tetapi motif pada bulu sayapnya bisa dijadikan alat bantu sexing. Burung jantan memiliki motif pada bulu sayap yang lebih banyak daripada burung betina.
Ada 4 subspesies / ras burung betet-kelapa filipina, dengan wilayah persebaran yang berbeda, yaitu:
- Tanygnathus lucionensis lucionensis: Habitat di Luzon dan Mindoro, Filipina Utara.
- Tanygnathus lucionensis hybridus: Habitat di Polillo, Filipina Utara.
- Tanygnathus lucionensis salvadorii: Habitat di Filipina (kecuali wilayah utara) dan timurlaut Kalimantan.
- Tanygnathus lucionensis talautensis: Habutat di Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara).
Burung ini mendiami habitat beragam, mulai dari tepi hutan primer, hutan sekunder dengan tajuk-tajuk tinggi, ladang pertanian terbuka, serta perkebunan kelapa dan kelapa sawit. Umumnya mereka ditemukan dalam keadaan berpasangan atau dalam kelompok kecil saat mencari pakan bijian, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Betet-kelapa filipina memiliki karakter tidak jauh berbeda dari nuri bayan. Burung ini mudah jinak, dan hal inilah yang membuat banyak penggemar di beberapa negara Asia tertarik untuk merawat atau menangkarkannya.
Burung betina memiliki sifat lebih dominan dan lebih agresif daripada burung jantan. Karena itu, burung jantan lebih mudah dilatih untuk meniru aneka suara termasuk ucapan manusia.
Berikut ini video burung betet-kelapa yang sudah pandai bicara:
Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), burung betet-kelapa filipina kini dalam status Hampir Terancam (NT). Karena itu, perdagangan dan distribusi burung ini telah diatur dalam Appendix II CITES.
Sayangnya, masih banyak yang melanggarnya. Faktanya, burung betet-kelapa filipina masih sering diburu, kemudian diselundupkan dan dipasarkan di pasar internasional.
Semoga menambah wawasan kita bersama.