Jumlah peternak burung kacer di Indonesia belum sebanyak penangkar murai batu. Padahal breeding kacer dan murai batu memiliki tingkat kesulitan yang hampir sama, terutama dalam proses penjodohan. Tetapi tidak ada yang sulit jika ditekuni sungguh-sungguh. Buktinya, Om Fandy (Pasuruan) sukses beternak burung kacer meski hanya menggunakan sangkar gantung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Fandy merupakan salah seorang peternak burung kacer yang sukses selama ini menggunakan kandang breeding model aviary. Belakangan, dia mencoba beternak kacer model sangkar gantung, ternyata lebih praktis, ekonomis, dan hemat tempat.
Beternak menggunakan sangkar gantung bisa dilakukan untuk berbagai jenis burung kicauan, tidak terkecuali murai batu, lovebird, kenari, anis kembang, anis merah, dan sebagainya.
Fakta ini menepis anggapan bahwa burung hanya bisa diternak apabila kandangnya didesain mirip dengan suasana di habitat aslinya.
Mendesain kandang breeding dengan suasana asri, alami, mirip habitat asli, tentu boleh-boleh saja. Tetapi keliru apabila menganggap hal itu sebagai prasyarat utama keberhasilan dalam penangkaran burung kicauan.
Om Kicau sudah menurunkan beberapa artikel mengenai keberhasilan penangkaran aneka burung kicauan dalam sangkar gantung, antara lain:
- Breeding kenari menggunakan sangkar gantung
- Breeding anis kembang model sangkar gantung
- Penangkaran lovebird sangkar gantung ala Iwan Cisadane BF
- Kandang gantung untuk penangkaran murai batu
- Menangkar murai batu di sangkar gantung ala Iwan Fitriadi
- Menangkar burung mozambik di sangkar gantung
- Menangkar branjangan di sangkar gantung ala Padepokan Gamprit
Artikel pendukung lainnya mengenai penangkaran burung menggunakan sangkar gantung bisa dilihat dalam tautan di bawah ini:
Keuntungan beternak kacer menggunakan sangkar gantung
Menurut Om Fandy, beternak kacer menggunakan sangkar gantung memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:
- Sepanjang kualitas indukan terjaga, apalagi dari trah juara, breeding kacer dalam sangkar gantung tetap bisa menghasilkan anakan kacer yang kelak berkualitas pula.
- Dengan mengandalkan sangkar gantung, kacer bisa berjodoh dengan hasil akhir punya anak-anak berkualitas.
- Breeding kacer di sangkar gantung lebih praktis, ekonomis,dan hemat tempat. Sebab sangkar yang digunakan adalah kandang breeding kenari (model battery) dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm3. Tetapi Anda juga bisa membuat sendiri dari bahan kawat atau bambu, dengan ukuran lebih besar lagi.
- Sangkar bisa dipindah-pindah sesuai dengan keinginan peternak, atau disesuaikan dengan kondisi di sekitar kandang.
- Induk dalam sangkar gantung juga dijemur dengan cara dipindah ke teras, sehingga bisa merangsang birahi agar segera melakukan perkawinan.
- Anakan yang baru menetas bisa dipantau setiap saat, sebab sangkar gantung bisa dipindah / diputar-putar sesuai dengan keinginan kita.
Dari berbagai keuntungan di atas, Om Kicau ingin menyoroti masalah penghematan lahan / tempat beternak. Sebab masalah ini kerap menjadi kendala awal bagi sobat kicaumania yang ingin memulai beternak burung.
Dalam kandang breeding konvensional, Anda harus membangun kandang berukuran 1 x 1 m2, tinggi 1,5 – 2,0 meter. Jika ingin membuat lima petak kandang saja, tentu membutuhkan lahan sepanjang 5 meter.
Jika menggunakan sangkar gantung, terutama dengan memanfaatkan kandang breeding kenari, kita cukup menyediakan 2 unit kandang battery ukuran 50 x 50 x 50 cm3, masing-masing ditempati calon induk jantan dan betina.
Dua kandang ini sama-sama digantung atau bisa juga ditempelkan pada dinding atas ruangan tempat beternak. Jika kedua induk sudah berjodoh, burung jantan dipindah ke kandang betina, sehingga bisa digunakan untuk calon indukan lainnya.
Karena kandang breeding dalam posisi digantung atau ditempel di dinding atas, praktis ruangan yang ada di bawah sangkar masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti menyimpan pakan hidup dan pakan kering (voer).
Yang perlu diperhatikan dalam beternak kacer model sangkar gantung adalah pasangan induk kacer yang satu jangan sampai melihat pasangan induk kacer lainnya. Anda bisa menggunakan penyekat, baik yang terbuat dari bahan kain maupun tripleks.
Jika tidak saling melihat, meski bisa mendengar suara burung kacer lain, maka pasangan yang ada di dalam sangkar gantung tetap bisa fokus menjalankan tugas reproduksinya seperti bercumbu, kawin, bertelur, mengeram, dan merawat anak-anaknya.
Seleksi calon induk jantan dan betina
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Fandy memiliki penangkaran kacer di kediamannya, kawasan Pagak, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Dulu dia menggunakan model kandang konvensional dalam mencetak anakan kacer, tetapi sekarang dikombinasi dengan model sangkar gantung.
“Untuk breeding menggunakan sangkar gantung, saya memang belum lama memulainya, tapi sudah berhasil,” ujarnya, seperti dikutip Tabloid Agrobur (Edisi No 734 | Minggu III Juni 2014).
Kuncinya pada seleksi calon induk, baik induk jantan maupun betina. Umur induk jantan harus sudah matang, sudah gacor, minimal berumur 1 tahun.
“Pilihlah calon induk jantan yang memiliki suara bagus, iramanya bagus, speed rapat, serta volume suara yang maksimal,” tambahnya.
Adapun calon induk betina sudah berumur minimal 8 bulan. Lebih baik lagi jika betina ini merupakan anakan dari kacer yang pernah juara, karena model pewarisan gen pada burung menganut pola criss-cross inheritance.
Dalam pola pewarisan gen ini, sebagian besar sifat burung jantan akan diwariskan kepada anaknya yang betina, dan sebagian besar sifat burung betina akan diwariskan kepada anaknya yang jantan.
Selain itu, pilihlah calon induk betina yang sudah birahi, akan akan mempercepat proses penjodohan. Kacer betina yang sudah birahi biasanya dicirikan dengan perilakunya yang suka mengepakkan kedua sayapnya (ngleper) ketika didekati kacer jantan.
Calon induk betina diusahakan dalam kondisi jinak, sehingga tidak takut oleh kehadiran manusia. Jika belum jinak, mau tak mau harus dijinakkan dulu. Bagaimana caranya? Silakan lihat kembali arsipnya dalam tautan di bawah ini:
Proses penjodohan kacer jantan dan betina
–
Sebelum kedua calon induk dijodohkan, Anda mesti menyiapkan dulu sangkar gantungnya. Nah, berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan:
- Kandang battery ukuran 50 x 50 x 50 cm3, yang biasa digunakan untuk beternak kenari, digantung di ruangan yang dikehendaki. Bisa di ruang keluarga, ruang tengah, kamar yang tak terpakai, dan lain-lain. Kandang ini juga bisa ditempelkan pada dinding atas salah satu ruangan.
- Kandang ini dilengkapi dengan tempat sarang yang diletakkan di salah satu sudut kandang. Masukkan sebagian bahan sarang ke tempat sarang, sebagian lagi ditebar di dasar kandang. Kandang inilah yang nantinya akan ditempati kacer betina yang mau dijodohkan.
- Sekarang gantung kandang yang satunya, atau ditempel pada dinding atas, sehingga kedua kandang saling menempel. Kandang kedua akan menjadi hunian sementara kacer jantan.
Apabila induk jantan dan betina sudah diseleksi, segera masukkan ke kandang masing-masing yang saling berdekatan / menempel.
Siapkan dulu pakan kering (voer) ke dalam kandang masing-masing, air minum, serta extra fooding (EF) berupa jangkrik, cacing tanah, dan ulat hongkong. Porsi EF bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk hasil maksimal, Anda bisa menggunakan BirdMature selama 6 hari berturut-turut, yang dapat dikonsumsi kacer jantan dan betina.
Suplemen khusus burung penangkaran ini sangat efektif dalam meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur, serta meningkatkan derajat kesehatan anakan yang baru menetas.
Menurut Om Fandy, kedua sangkar ini tetap menempel selama beberapa hari,sampai kacer jantan dan betina terlihat saling menghampiri. “Biasanya diperlukan waktu sekitar empat hingga tujuh hari,” kata Om Fandy.
Jika induk jantan dan betina selalu sering berdekatan, maka sudah waktunya untuk disatukan dalam kandang yang sama. Dalam hal ini, burung jantan dipindah ke kandang burung betina.
Proses penjodohan ini merupakan tahap krusial dalam beternak kacer, yang kerap menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan breeding.
Sama seperti murai batu, meski semula kacer jantan dan betina terlihat saling berdekatan saat berada dalam sangkar masing-masing, tetapi belum tentu berlanjut ketika dimasukkan dalam sangkar yang sama. Tidak sedikit burung jantan menyerang burung betina, atau sebaliknya.
Jadi, begitu kacer jantan dimasukkan ke kandang kacer betina, harus dipantau selama beberapa jam. Cek perilaku keduanya, apakah tetap rukun dan saling mendekat, atau malah saling menyerang.
Jika burung saling menghampiri dan makin akrab, biasanya akan segera berlanjut ke perkawinan. Jika kedua burung saling menyerang, segera pisahkan ke kandang masing-masing, dengan mengulangi lagi proses penjohan dari awal.
Kalau induk betina sudah bertelur, sebaiknya burung jantan tetap dibiarkan dalam kandang sebagai pendamping sejati. Setelah telur menetas, biarkan semua anakan dalam perawatan induknya.
Anakan baru dipanen apabila sudah berumur 10 hari, diangkat bersama sarangnya, dimasukkan ke kandang inkubator untuk dibesarkan pemilik atau perawatnya.
Dengan penyapihan seperti ini, induk jantan dan betina setelah diistirahatkan 3 hari dapat segera berproduksi kembali.
Semoga bermanfaat.