Meski harus menempuh perjalanan darat selama empat jam dari Sarolangun, Om AXL Sabtiar tetap bersemangat membawa gaco murai batunya, Bintang, dalam even Ramadhan Cup yang digelar Juri Jampres di Lapangan Reagan, Lorong Masjid Taqwa Payo Selincah, Kota Jambi, Minggu (20/7) siang tadi. Tak sia-sia jerih payahnya, karena Bintang berhasil menjuarai Kelas Bintang dan juara 3 Kelas Mega Bintang dalam even tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Sabtiar merasa perlu hadir dalam even ini, untuk menjajal murai batu Bintang setelah pulih dari mabung atau ganti bulu. “Ini merupakan penampilan perdana murai batu Bintang setelah rampung mabung,” kata Om Sabtiar, ketika ditemui Om Kicau di Lapangan Reagan.
Raihan gelar juara 1 dan 3 menunjukkan kestabilan prestasi murai batu Bintang selama ini. Padahal kelas murai batu, sebagaimana “tradisi” di Jambi, selalu ramai peserta.
“Peserta membeludak! Bahkan di Kelas Mega Bintang, peserta lebih dari limapuluh ekor murai batu, sehingga persaingannya sangat sengit. Syukurlah, murai batu Bintang dapat tampil cukup top form. Beberapa pekan lagi bisa benar-benar top form seperti sebelum mabung,” tambahnya.
Murai batu Bintang memiliki isian cukup komplet, dengan senjata andalan berupa tembakan cililin, ngekek lovebird, tengkek, kapas tembak, pancawarna, suara jangkrik, dan burung gereja tarung.
Di antara isian-isian tersebut, yang paling istimewa adalah tembakan cililin. Tembakan ini senantiasa mengiringi karakternya sangat fighter, dan selalu terlihat garang kalau ketemu musuh-musuhnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Murai batu Bintang cukup lama menjalani masa mabungnya. Sejak pertengahan Januari lalu, burung mulai nyisip sayap. Sehelai bulu sayap lepas, dan bulu-bulu halus di sekitar mata juga rontok, ketika gaco ini menjadi juara 3 dalam Seri I Liga Ronggolawe Sumatera.
Namun hingga beberapa pekan berikutnya, gaco ini tak kunjung mabung. Akhirnya, Om Sabtiar kembali menurunkannya dalam beberapa even agar burung cepat rontok bulu.
Dalam kondisi nyisip sayap pun, murai batu Bintang masih mampu menjuarai even Gong Xi Fat Cai di Kota Jambi (9/2), bahkan menjuarai kelas utama. Bintang baru mabung total beberapa bulan kemudian, dan rampung awal Juli ini.
Sebelum mabung, murai batu Bintang terus mengoleksi piagam dan trofi kemenangan, mulai dari Reagan Cup 2, Nusantara Cup II, juara 3 Seri I Liga Ronggolawe Sumatera, Gong Xi Fat Cai, dan sebagainya.
Voer ditumbuk hingga halus
Ditanya soal perawatan murai batu Bintang, Om Sabtiar menjawab tidak berbeda dari masa sebelum mabung dulu.
Setiap pagi, kerodong dibuka. Burung dikeluarkan untuk dianginkan sebentar. Setelah itu mandi dan jemur. Durasi penjemuran sekitar dua jam, mulai pukul 08.00 hingga 10.00.
Usai dijemur, burung diberi kroto secukupnya. Kroto diberikan setiap hari. Porsi jangkrik 15 ekor tiap hari, masing-masing 5 ekor pada pagi, siang, dan sore hari.
Yang menarik, Om Sabtiar selalu memberikan voer yang diproses terlebih dulu. Voer dengan merek tertentu ditumbuknya hingga halus, baru kemudian diberikan kepada murai batu Bintang.
Jika mau lomba, burung dianginkan dulu di rumah sekitar pukul 07.00, sambil diberi 10 ekor jangkrik dan kroto. Selanjutnya dimandikan dan dijemur sekadarnya (10 menit). Setelah itu, burung kembali dianginkan, juga 10 menit, dan langsung dikerodong.
Burung kemudian dibawa ke lapangan. Menjelang sesi murai batu, semua makanan dan tempatnya dicabut. Begitu digantang, Bintang langsung fight menghadapi lawan-lawannya. (Kelana Lana)