Burung bondol peking (Lonchura punctulata) merupakan salah satu jenis burung finch (Estrildidae) dari genus Lonchura. Burung imut dengan warna bulu yang cantik ini mudah ditangkar, bahkan bisa juga dikawinsilangkan dengan jenis finch lainnya. Berikut ini panduan penangkaran burung bondol peking.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Di Indonesia terdapat 21 spesies burung bondol. Empat di antaranya cukup popular di kalangan kicaumania, yaitu :
- Bondol peking (Lonchura punctulata)
- Bondol jawa (Lonchura leucogastroides)
- Bondol haji (Lonchura maja)
- Bondol perut-putih (Lonchura leucogastra)
Spesies yang menjadi bahasan kali ini adalah bondol peking atau spice finch (Lonchura punctulata) yang cukup popular di beberapa negara sebagai burung peliharaan. Ada beberapa penggemar burung finch di Indonesia yang mulai mencoba menangkarkan burung ini, meski jumlahnya belum terlalu banyak.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bondol peking, atau sering juga disebut pipit peking, gemar memakan biji-bijian dan padi. Karena kebiasaan itu, bondol peking sering dianggap sebagai burung hama yang harus dijauhkan dari lahan pertanian.
Spesies yang kerap juga disebut scaly-breasted munia ini tak hanya dijumpai di Indonesia. Lima subspesies / ras bondol peking memiliki wilayah persebaran global, yaitu
- Lonchura punctulata punctulata: Habitat di Nepal, India, dan Sri Lanka.
- Lonchura punctulata subundulata: Habitat di timurlaut India , dan wilayah barat Myanmar.
- Lonchura punctulata yunnainensis: Habitat di Myanmar dan baratdaya China.
- Lonchura punctulata topeila: Habitat di wilayah selatan China, utara Thailand, Indochina, Hainan, dan Taiwan.
- Lonchura punctulata cabanisi: Hanya dijumpai di Filipina
Adapun tujuh ras lainnya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu:
- Lonchura punctulata fretensis: Habitat di Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya, serta wilayah selatan Thailand dan Semenanjung Malaysia.
- Lonchura punctulata nisoria: Habitat di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumbawa.
- Lonchura punctulata baweana: Endemik di Pulau Bawean (Laut Jawa)
- Lonchura punctulata holmesi: Endemik di wilayah tenggara Kalimantan.
- Lonchura punctulata sumbae: Endemik di Pulau Sumba.
- Lonchura punctulata blasii: Habitat di Flores, Timor, Kepulauan Tanimbar, dan pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara.
- Lonchura punctulata particeps: Endemik di Pulau Sulawesi.
Belum banyak penggemar burung di Indonesia yang menangkar burung ini. Hal ini berbeda dari para penggemar burung finch di sejumlah negara, khususnya di Eropa dan Asa Timur, yang sudah lama beternak bondol peking.
Hal ini terkait dengan anggapan sebagian kicaumania bahwa burung bondol bukanlah burung kicauan. Anggapan ini tentu keliru, karena semua burung finch pada dasarnya pandai berkicau. Bahkan dalam video berikut ini akan terlihat bagaimana burung bondol peking juga fasih menirukan suara kenari:
( baca juga: Mungkinkah burung emprit bersuara kenari? )
Selain mudah dalam perawatannya, bondol peking juga gampang diternak. Bahkan, seperti disinggung pada awal tulisan ini, bondol peking bisa dikawinsilangkan atau di-crossing dengan jenis burung finch lainnya.
Mengingat burung ini mudah diternak, maka bondol peking juga bisa dijadika media pembelajaran bagi breeder-breeder pemula, terutama untuk memperoleh sensasi berharga ketika burung kawin, bertelur, anakan menetas, induk merawat anak-anaknya, sampai melihat anakan tumbuh besar dan mandiri.
Sexing burung bondol peking
Sexing atau membedakan jenis kelamin burung bondol peking memang tidak mudah, karena penampilan burung jantan dan betina dewasa hampir sama.
Berdasarkan ilmu titen dari para pedagang burung, bondol peking jantan sering meregangkan lehernya sambil meliuk-liuk ke kiri dan kanan saat bernyanyi untuk menarik perhatian burung betina. Burung betina cenderung mengeluarkan suara menonton, sambil menggetar-getarkan ekornya.
Bisa diternak di kandang maupun sangkar gantung
Burung bondol peking bisa diternak dala kandang biasa maupun dalam sangkar gantung. Maksud kandang biasa di sini bisa berupa kandang aviary / koloni, bisa juga kandang soliter yang hanya untuk sepasang induka saja (misalnya kandang breeding kenari ukuran 50 x 50 cm2 tinggi 50 cm.
Burung jantan dan betina siap dikembangbiakkan jika sdah berumur minimal 7 bulan, karena sudah mencapai umur dewasa kelamin.
Pakan untuk indukan berupa bijian seperti milet atau pakan lain yang biasa diberikan pada burung finch. Untuk membantu pencernaannya, bisa diberikan grit dan kalsium dalam bentuk tumbukan tulang sotong atau kulit telur. Adapun pakan tambahan berupa sayuran hijau seperti selada, bayam, daun seledri, serta buah-buahan, dan ulat hongkong.
Tempat sarang sama seprti burung finch lainnya, baik yang terbuat dari rotan, tripleks, atau bahkan kertas kardus. Bahan sarang bisa menggunakan serat nenas, sabut kelapa, atau rumput kering.
Setelah burung jantan menampilkan rayuannya sambil berjungkit-jungkit, kadang disertai liukan lehernya, burung betina akan menerima rayuan tersebut. Beberapa saat kemudian terjadilah perkawinan. Usai kawin, induk jantan dan betina saling membantu dalam membangun sarangnya.
Burung betina akan bertelur sebanyak 4 – 8 butir, yang dieraminya selama 14 hari. Setelah menetas, kedua induk secara bergantian merawat dan memberi makan anak-anaknya. Pada saat ini, berikan pakan segar seperti buah-buahan (misalnya apel), pakan bijian agak banyak, dan ulat hongkong baik hidup atau kering.
Setelah umur 19 – 23 hari, anakan burung bondol peking sudah mampu keluar dari sarangnya. Sekitar 2-3 minggu kemudian, anakan sudah dewasa dan mandiri.
Apabila ingin menjual anakan bondol peking yang sudah memiliki isian, maka burung harus dipanen pada umur 1 minggu, kemudian dirawat dengan cara handfeeding (diloloh perawat).
Saat diloloh, anakan bondol peking ini terus diperdengarkan suara rekaman burung kenari. Boleh juga ditempel dengan burung kenari yang sudah gacor. Kelak, setelah dewasa, anakan burung ini akan memiliki kemampuan menirukan suara burung kenari, seperti terlihat pada video di atas.