Meski sudah melakukan berbagai upaya, beberapa kicaumania kerap mengeluhkan burung bakalan yang dibelinya di pasar burung tidak mau jinak juga. Hal ini biasanya terjadi pada burung dewasa hutan. Lebih mudah membuat jinak burung bakalan muda hutan daripada dewasa hutan. Namun jangan berkecil hati. Meski tetap giras, burung akan tetap berbunyi jika diberikan perawatan yang tepat. Bagaimana caranya? Ikuti saja tips bagaimana merawat burung bakalan dewasa yang susah jinak berikut ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski berisiko dan butuh perawatan ekstra, burung bakalan tetap banyak diburu karena harganya yang murah dan cukup terjangkau. Namun hal ini terkadang tidak sebanding dengan perawatan hariannya, apalagi jika burung belum makan voer dan dalam kondisi masih liar, sehingga butuh waktu untuk memberikan perawatan tambahan sebelum burung benar-benar rajin berbunyi.
Dalam artikel sebelumnyua, Om Kicau sudah menjelaskan lima tahapan dalam merawat burung bakalan, meliputi tahap adaptasi, tahap penjinakan, tahap pengenalan voer, tahap pelatihan / pemasteran, dan tahap penggacoran.
( baca juga: Lima tahapan dalam merawat burung bakalan )
Bagi burung bakalan usia muda hutan, tahapan-tahapan tersebut tentu lebih mudah dilakukan, karena burung muda cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, dan mau menerima pelatihan yang diberikan pemilik atau perawatnya.
Hal ini berbeda dari burung bakalan yang sudah berusia dewasa atau sudah tua. Mereka rata-rata lebih memikirkan keselamatan dirinya, merasa sangkar dan manusia adalah musuhnya, sehingga proses pelatihannya pun menjadi lebih sulit.
Namun dengan melakukan beberapa trik berikut ini, ada peluang untuk memperoleh keberhasilan dalam merawat burung bakalan yang susah jinak tersebut.
Untuk apa kita membeli bakalan dewasa?
Umumnya, penggemar burung berkicau lebih senang membeli burung bakalan muda hutan. Selain lebih gampang dalam proses penjinakan, burung muda juga lebih mudah menerima suara masteran dari burung master maupun audio suara burung.
Tetapi dalam kondisi tertentu, terkadang stok bakalan muda habis, dan yang tersisa adalah burung dewasa hutan. Bisa juga burung muda hutan stok lama tidak laku, dan tumbuh besar menjadi dewasa tanpa pernah mengalami proses penjinakan yang tepat di tangan pedagang burung.
Di sisi lain, beberapa pembeli terutama yang ingin beternak burung lebih suka memilih burung dewasa, terutama betina, untuk dijadikan calon induk atau sebagai calon pasangan burung jantan yang sudah dimilikinya terlebih dulu.
Sebab membeli burung jantan lebih mudah daripada burung betina, sehingga jika stok yang tersedia hanya burung dewasa betina, beberapa breeder atau calon breeder pun tetap membelinya, meski proses penjinakannya menjadi lebih sulit daripada burung bakalan muda.
Menggantang burung di tempat yang tenang
Satu hal yang paling penting dan mendasar dalam perawatan burung bakalan yang susah jinak adalah memberikan rasa aman kepada burung. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi burung. Dengan menciptakan rasa aman, burung cenderung merasa nyaman sehingga lebih memudahkan dalam perawatan berikutnya.
Memberikan rasa aman pada burung bisa dilakukan dengan beberapa cara. Yang paling sering dilakukan adalah menggantang burung di tempat yang tenang.
Ketika kita mendapatkan burung bakalan, apalagi sudah berusia dewasa hutan atau sudah tua, maka satu hal yang perlu diingat adalah jangan terlalu berambisi menjinakkan burung dengan cepat, misalnya langsung menggantang burung di tempat yang ramai.
Hal tersebut justru akan memperparah kondisi kegirasan burung, karena rasa takut akan muncul terus-menerus ketika melihat manusia yang lalu-lalang, sehingga menimbulkan trauma tersendiri bagi burung.
Selama berada di tempat yang tenang, kita selaku pemilik dan / atau perawat harus selalu berinteraksi dengan burung. Tanpa adanya interaksi, burung yang sudah jinak pun berpotensi kembali ke sifat alaminya yaitu liar.
Tempat yang tenang untuk menggantang burung bakalan dewasa yang belum jinak bervariasi, tergantung situasi dan kondisi di rumah Anda. Bisa di pekarangan, loteng, atau belakang rumah yang tidak banyak diwarnai aktivitas atau lalu-lalang manusia selama beberapa minggu.
Selama itu pula, kita harus selalu berinteraksi dengan burung. Bentuk interaksi tersebut misalnya memberi pakan tambahan / extra fooding (EF) dengan tangan atau lidi, memandikan burung dengan cara disemprot halus atau dimandikan dengan tangan, selalu berusaha menenangkan burung dengan suara atau siulan, serta bentuk-bentuk interaksi lainnya.
Jika Anda rutin melakukannya, maka dalam beberapa minggu burung mulai menganggap Anda bukanlah musuhnya dan secara perlahan burung pun bisa beradaptasi dengan pemiliknya.
Burung yang selalu melukai dirinya sendiri
Selama ini, sebagian besar penggemar burung lebih senang mengerodong burung yang masih giras. Apalagi kalau girasnya keterlaluan akibat ketakutan, sehingga burung berusaha melarikan diri dengan menabrak jeruji sangkar. Akibatnya, burung cenderung melukai dirinya sendiri.
Hal ini juga lebih sering dijumpai pada burung bakalan dewasa daripada bakalan muda hutan. Burung bakalan muda hutan cenderung lebih bersifat tenang dan tidak grabag-grubug jika merasa ketakutan. Berbeda dari burung yang sudah berusia dewasa atau tua hutan. Jika belum jinak, rasa takutnya terhadap manusia dan lingkungan sekitar sangat besar.
Untuk mengatasi burung dewasa hutan yang sering menabrak jeruji sangkar, kita bisa mengakalinya dengan jalan memberikan simulasi rasa aman kepadanya. Caranya, sangkar ditutup dengan kain kerodong yang secara bertahap dinaikkan selama beberapa minggu. Bisa juga memanfaatkan kertas koran untuk menutupi bagian samping kanan dan kiri sangkarnya.
Silakan lihat detailnya dalam gambar berikut ini:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dengan melakukan hal tersebut, maka burung cenderung akan menjadi lebih tenang dan tidak mudah grabag-grubug. Selain itu, sifat liarnya akan lebih terkontrol sehingga tidak akan menyakiti dirinya sendiri.
Setelah mulai menunjukkan perubahan sikap dan karakternya, maka pada saat itu pula burung biasanya akan lebih mudah untuk diberikan pemasteran agar lebih rajin berkicau.
Bisa juga dilakukan tahap penjinakkan seperti yang biasa dilakukan saat menjinakkan burung bakalan muda hutan (cek panduannya di sini). Khusus untuk burung betina, jika sudah jinak bisa dijadikan sebagai calon indukan.