Kota Pati, Jawa Tengah, dikenal memiliki banyak pengorbit burung cendet. Salah seorang di antaranya adalah Om Yudha yang mukim di Perumahan Griya Kencana, Sidokerto. Untuk mengorbitkan burung cendet, dia memasternya dengan mengandalkan perangkat elektronik. Bahkan di rumahnya, Om Yudha punya studio pemasteran burung cendet.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Cendet yang dipoles dengan menggunakan perangkat elektronik dan audio mp3 pun bisa berprestasi di lapangan. Lagi pula, lebih irit dan efisien, karena kita tidak perlu memelihara burung master yang membutuhkan biaya pakan dan biaya perawatan lainnya,” kata Om Yudha, saat ditemui Om Kicau di kediamannya.
Tetapi semua ini memang tergantung pilihan masing-masing pengorbit burung. Om Yudha lebih sreg dengan perangkat elektronik untuk memaster cendet-cendetnya, karena rumah tidak perlu dipenuhi burung-burung master yang juga perlu perawatan tersendiri.
Selain itu, sejumlah cendet hasil rawatannya terbukti moncer di arena lomba. Saat ini ada tujuh ekor burung cendet / pentet yang sedang dipolesnya di rumah. Salah satu di antaranya adalah cendet Hypersex, yang menjadi juara 3 dalam Latpres Gamman di Stadion Joyokusumo Pati, Sabtu (30/8) kemarin.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kepada para pemula, Om Yudha berpesan untuk jangan berkecil hati jika memaster cendetnya hanya menggunakan peralatan elektronik dan audio mp3. “Teruskan saja. Hasilnya tetap bisa maksimal kok,” ujarnya.
Yang penting, materi cendet harus dipilih yang berkualitas, dan masih berumur muda. Berikan perawatan harian secara rutin dan konsisten.
Selain itu, jangan terlalu memaksakan memasukkan suara isian sebanyak mungkin kepada burung cendet dalam waktu bersamaan.
“Misalnya, minggu pertama cukup dimaster dengan suara jangkrik saja. Lakukan itu setiap hari selama seminggu. Pada minggu kedua, audio master bisa diganti dengan suara lain, misalnya cililin. Kemudian pada minggu ketika ganti suara lovebird, dan seterusnya,” jelas Om Yudha.
Kalau cendet sudah merekam ketiga jenis suara itu, Anda bisa menggabungkan (mixing) ketiga suara itu dalam satu file, untuk diperdengarkan kembali kepada cendet. Karena memorinya sudah terisi tiga jenis suara tadi (jangkrik, cililin, dan lovebird), maka cendet tetap bisa menerima audio mix suara-suara tersebut.
Berbeda ketika Anda langsung memperdengarkan audio mix ketika burung belum pernah dimaster sebelumnya. Sebab burung akan bingung merekam suara yang didengarnya, sehingga hasilnya tidak bisa maksimal.
Kalau seekor cendet sudah memiliki isian jangkrik, cililin, dan lovebird, dan Anda ingin menambah 1-2 isian lagi, silakan perdengarkan satu suara baru selama 1 minggu. Minggu berikutnya bisa diganti dengan suara yang satunya lagi, begitu seterusnya.
Apabila Anda hobi melombakan burung, jangan sungkan-sungkan menjajal cendet orbitan barunya ke arena latber atau latpres dulu, agar mentalnya terlatih, sekaligus mengecek performa suaranya.
Sebagai pengorbit cendet bertangan dingin, Om Yudha pun sering menguji burung polesannya ke arena latber. Apabila sudah sering moncer, pinangan pun pasti datang dari para pemain dan penggemar cendet yang memantau di lapangan, dengan mahar sesuai dengan kesepakatan bersama.
Praktik seperti ini juga bisa diterapkan oleh siapapun yang berminat, sekaligus bisa menjadi tambahan rezeki bagi yang sudah punya atau belum punya pekerjaan.
Om Yudha pun sudah merasakan hal serupa. Jika burung hasil polesannya dipinang pemain lain, maka ia akan kembali hunting cendet muda yang punya prospek untuk diorbitkan.
Berikut ini video cendet Hypersex ketika sedang diangin-anginkan. Burung inilah orbitan baru Om Yudha, yang menjadi juara 3 dalam Latpres Gamman di Stadion Joyokusuma Pati, Sabtu (30/8) kemarin.