Kacer Dewa Serayu dalam dua bulan terakhir meraih prestasi mengesankan. Burung milik H Fitri BKS (Samarinda) yang sehari-hari dirawat Om Damar di Kotagede ini sesungguhnya masih giras, bahkan takut terhadap manusia. Bagaimana tips Om Damar menjinakkan kacer Dewa Serayu, sehingga tetap bisa nampil bahkan sering juara?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dewa Serayu mulai menyedot perhatian para kacermania ketika meraih kemenangan hattrick dalam even Road to Presiden Cup III di Taman Kuliner Jogja, 1 Juni lalu.
Menurut Om Damar, ini pertama kalinya kacer Dewa Serayu mampu memenangi tiga kelas sekaligus. Sebelumnya, Dewa Serayu mencetak double winner dalam KMYK Idol di Jogja (25/5).
Prestasi Dewa Serayu selanjutnya makin mengkilap. Dalam kontes di PBBK Krajan Jogja (20/7), gaco ini kembali menjuarai dua kelas alias nyeri juara 1. Enam hari kemudian, saat ngeluruk ke Solo untuk mengikuti kontes IKPBS (26/7), Dewa Serayu juga berhasil menjadi juara 1.
Para penonton yang melihat penampilan Dewa Serayu mungkin tak percaya kalau burung ini aslinya masih giras, “pemalu”, bahkan takut terhadap orang-orang di sekitarnya.
Pasalnya selama berlomba, burung selalu anteng di atas tangkringan, sambil neklek, dan terus mengeluarkan kicauan merdunya yang didominasi isian jalak suren.
Om Damar pun mengakui, Dewa Serayu sebenarnya burung yang cukup sulit. “Beruntung kita segera menemukan setelannya,” tuturnya.
Selama di rumah, kacer Dewa Serayu selalu disendirikan. Artinya tak boleh melihat atau mendengar kicauan sesama kacer. Soal extra fooding (EF), Om Damar hanya memberikan 3 ekor jangkrik di pagi hari, kemudian 3 ekor lagi pada sore hari.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Apabila Minggu mau dilombakan, maka perawatan khusus mulai diterapkan sejak H-2 (Jumat), yaitu dengan menaikkan porsi jangkrik menjadi 5/5.
Dengan pengaturan EF seperti ini, birahi burung relatif terkendali. Bahkan mandi pun dilakukan tiga hari sekali di dalam karamba mandinya.
Hal lain yang mesti dijaga dalam menjinakkan kacer Dewa Serayu adalah perawatan saat burung tiba di lapangan atau arena lomba. Sebab, seperti dijelaskan di awal tulisan ini, Dewa Serayu masih takut ketika melihat orang-orang di sekitarnya.
“Begitu diturunkan dari mobil, burung biasanya ngelabrak-ngelabrak, lantaran memang masih giras dan takut orang. Karena itu, saya langsung menaruh sangkarnya ke tanah, kerodong dibuka sebagian, kemudian diberi jangkrik dan sedikit kroto,” ujar Om Damar.
Setelah diberi perlakuan tersebut, burung dibiarkan sampai mau bunyi. Jika belum bunyi, dipancing-pancing dengan suara kacer dari handphone atau perangkat elektronik lainnya.
Apabila Dewa Serayu sudah mau bunyi sampai ngerol-ngerol, barulah kerodong dipasang lagi, sambil menunggu panggilan pantia untuk segera menggantang burung.
“Intinya, kalau burung mau bunyi saat kerodong masih dibuka sedikit, itu alamat burung bakal mau nampil. Kalau selama kerodong dibuka sedikit tetap nggak mau bunyi, biasanya burung juga tak mau nampil, ” jelas Om Damar.
Om Damar memang sudah berpengalaman menangani sejumlah kacer jawara, mulai dari Hipnotiz milik Didik Much More (Kaltim), Solo Berrick (bersama Dicko Gembul) sebelum burung dibeli Halley WS, dan sebagainya.
Tidak salah jika H Fitri BKS tepat memilih Om Damar sebagai mekanik kacer Dewa Serayu. Ya, melalui tangan dinginnya, kacer giras dan penakut pun mendadak bisa menjadi fight di lapangan, dan selama lomba tidak pernah takut mendengar suara-suara (baca: teriakan) manusia, he.. he.. he.. (Waca)
Semoga bermanfaat.