Nuri dan kasturi termasuk jenis burung paruh bengkok (parrot) dengan ukuran tubuh lebih besar daripada lovebird dan parkit, apalagi serindit. Burung ini memiliki sifat yang sangat cerdas dan atraktif. Untuk mendukung aktivitasnya, nuri dan kasturi membutuhkan nutrisi/gizi yang serasi dan seimbang. Berikut ini tips merawat burung nuri dan kasturi agar tetap sehat dan aktif sepanjang hari.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagian masyarakat Indonesia terkadang menyebut burung nuri identik dengan kasturi. Misalnya, nuri kabare kerap disebut juga sebagai kasturi raja. Anggapan ini sebenarnya kurang tepat, meski keduanya sama-sama anggota keluarga Psittacidae.
Di Indonesia terdapat puluhan jenis burung nuri, misalnya:
- nuri hitam (Chalcopsitta atra)
- nuri aru (Chalcopsitta sintillata)
- nuri cokelat (Chalcopsitta duivenbodei)
- nuri sayap-hitam (Eos cyanogenia) – VU (Terancam)
- nuri tanimbar (Eos reticulata) – NT (Hampir Terancam)
- nuri kalung-ungu (Eos squamata)
- nuri talaud (Eos histrio) – EN (Terancam Punah) – burung dilindungi
- nuri maluku (Eos rubra)
- nuri telinga-biru (Eos semilarvata)
- nuri kelam (Pseudeos fuscata)
- nuri kepala hitam (Lorius lory) – burung dilindungi
- nuri merah kepala hitam (Lorius domicella) – burung dilindungi
- nuri bayan (Eclectus roratus) – burung dilindungi
- nuri kabare (Psittrichas fulgidus) – sering disebut kasturi raja – burung dilindungi
- nuri pipi-merah (Geoffroyus geoffroyi)
- nuri kaling biru (Geoffroyus simplex)
- nuri tanau (Psittinus cyanurus)
Adapun burung kasturi yang ada di Indonesia terdiri atas tiga spesies, yaitu:
- kasturi kepala-hitam (Lorius lory)
- kasturi tengkuk-ungu (Lorius domicella) – burung dilindungi
- kasturi ternate (Lorius garrulus)
Kalau pada beberapa spesies di atas Om Kicau menyebutkan burung dilindungi, itu berarti Anda tidak boleh membeli, menjual, dan memeliharanya. Jadi, kalau mau memelihara nuri dan / atau kasturi, pilihlah spesies / jenis yang tidak termasuk burung dilindungi.
Tetapi apabila Anda mau menangkar nuri / kasturi yang termasuk burung dilindungi, sepanjang memperoleh izin dari Badan Konservasi Sumber Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi, tentu tidak melanggar hukum.
Bahkan Anda pun bisa menjual hasil ternak kepada para penggemar nuri dan kasturi, dengan melampirkan sertifikat penangkaran yang dilegalisasi BKSDA. Pembeli pun aman alias tidak melanggar hukum.
Selama ini, banyak penggemar nuri dan kasturi yang mengeluhkan burungnya tidak gesit atau kelihatan kurang aktif. Bahkan tidak sedikit pula yang mengeluh burungnya kurus, terlihat dari dadanya yang nyilet. Yang lebih parah, banyak juga nuri dan kasturi yang mengalami kebotakan pada beberapa bagian tubuhnya.
Kekurangan gizi tentu disebabkan perawatan yang tidak konsisten, terutama soal kualitas dan kuantitas pakan. Karena itu, sebagai panduan bagi parrotmania, khususnya pemula, berikut ini beberapa tips seputar perawatan burung nuri atau kasturi agar lebih sehat dan aktif. Demi efisiensi penggunaan kata (halah…), Om Kicau hanya akan menyebut burung nuri saja, meski sebenarnya ditujukan pula untuk buung kasturi.
Burung nuri dan kasturi memiliki sifat yang sangat atraktif. Untuk mendukung aktivitasnya, dibutuhkan pakan bergizi. Meski termasuk burung pemakan bijian, burung nuri cenderung menyukai pakan berasa manis seperti buah-buahan atau pakan buatan lainnya.
Karena itu. jika dalam perawatan harian burung hanya diberikan pakan berupa jagung, pisang, dan air minu, saja, maka burung cenderung mengalami kekurangan gizi. Meski dalam kondisi tersebut burung tetap aktif dan rajin bunyi, mereka menjadi rentan mengalami gangguan kesehatan, termasuk mudah terserang penyakit yang biasa menginfeksi burung paruh bengkok, misalnya PBFD (Psittacine Beak and Feather Disease), yaitu penyakit yang menyerang paruh dan bulu.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perlu diketahui, burung nuri dan kasturi juga pemakan nektar bunga. Gaya makannya berbeda dari jenis burung kicauan lainnya, karena mereka punya lidah cukup unik, yaitu berbentuk seperti sikat, yang berfungsi meremas bunga dan buah-buahan untuk diambil sari atau gulanya saja, lalu membuang ampasnya.
Untuk menjamin kebutuhan gizinya, burung harus diberikan buah-buahan segar yang bervariasi. Berikan buah-buahan segar seperti apel, peer, stroberi, anggur, melon, ceri, dan semangka sebagai pakan hariannya. Hindari buah-buahan yang asam seperti jeruk, lemon, atau tangerine karena bisa langsung mengganggu pencernaannya.
Beberapa jenis buah tersebut bisa dibuat dalam bentuk koktail atau potongan-potongan kecil, kemudian dimasukkan ke dalam tempat pakan. Dengan demikian, kebutuhan nutrisinya lebih terjamin.
Untuk pakan tambahan, Anda bisa memberikan jagung atau sayuran hijau lainnya. Adapun pakan bijian berupa kacang-kacangan yang dicampur biji kuaci (biji bunga matahari).
Air minum yang diberikan pun sebaiknya sudah direbus, atau menggunakan air isi-ulang. Setiap dua kali seminggu, air minum dicampur dengan gula untuk membuat nektar buatan sebagai penambah energi bagi burung tersebut agar tetap aktif dan atraktif.
Kebutuhan air bersih bagi burung nuri juga sangat diperlukan, karena burung ini sering mencelupkan lidahnya untuk membantu meremas-remas pakan, atau terkadang dilakukan dengan cara mencelupkan pakan ke dalam air minumnya.
Ada beberapa jenis pakan yang tidak boleh diberikan pada burung nuri, karena bisa membahayakan kesehatan bahkan nyawanya, antara lain alpukat, cokelat, dan kafein.
Satu hal yang jarang dilakukan penggemar terhadap burung nuri adalah memandikannya. Spesies burung ini sebenarnya sangat menyukai mandi. Karena itu, jika burung dipelihara dalam kandang harian, Anda bisa memasukkan bak mandi ke dalamnya.
Apabila burung dipelihara menggunakan tenggeran besi, cara mandi yang bisa dilakukan adalah menyemprotnya, atau menurunkan burung di atas tanah / meja, lalu membiarkan burung mandi dalam bak mandi yang sudah disediakan.
Dengan menerapkan metode perawatan seperti di atas, burung nuri dan kasturi akan selalu berada dalam kondisi sehat, aktif, sekaligus mengurangi risiko kebotakkan atau terkena penyakit paruh dan bulu (PBFD).