Ada artikel menarik tentang bahaya merkuri bagi burung kicauan. Artikel ini ditulis oleh Helen Fields dan Alanna Mitchell, yang dipublikasikan National Geographic. Semoga bisa menambah pengetahuan kita, dan membuat kita makin waspada.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kontaminasi merkuri mengubah suara burung penyanyi
Oleh : Helen Fields and Alanna Mitchell
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Berdiri di hutan sepanjang sungai South River, Waynesboro, Virginia, Kelly Halinger, mengangkat mikrophone untuk merekam nyanyian hiruk pikuk burung di hutan itu. Nyanyian gembira burung Wren (Troglodytes aedon), sejenis burung prenjak, siulan-siulan Wren California, dan suara melingking dengan nada tinggi burung-burung pipit di area tersebut.
Saat itu musim panas. Hallinger bersama seorang ahli lingkungan hidup professor Dan Cristol sedang meneliti efek samping merkuri sebagai limbah industri.
Berulang-ulang dia merekam suara-suara burung, mengunjungi beberapa tempat di hutan dan sepanjang pantai. Di beberapa tempat terdeteksi adanya pencemaran merkuri, namun masih terdapat pula beberapa tempat yang aman dari pencemaran.
Pada saat dia telah kembali ke Williamsburg dengan rekaman-rekamanmya, Halinger memilah-milah suara-suara burung tersebut. Dia ubah ke dalam file digital dan menganalisanya.
Terdapat perbedaan antara suara burung di daerah tercemar dan yang tidak tercemar. Perbedaan yang dia temukan sangat mengagetkan. Burung-burung yang berada di daerah tercemar melagukan kicauan yang lebih sederhana, lagu pendek, singkat dan nada-nada yang rendah.
Para peneliti telah mengetahui bahwa merkuri adalah racun yang sangat potensial. Merusak susunan otak manusia dan mengubah tingkah laku hewan (burung) serta mematikan anak-anak burung.
Setelah melalui penelitian yang makin luas di pedalaman Virginia, peneliti menemukan bahwa merkuri mengubah segalanya termasuk kicauan-kicauan burung di berbagai wilayah yang tercemar.
Telah lama diketahui bahwa merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air.
Merkuri organik adalah senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi.
Ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru. Di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah.
Disebarkan ke udara oleh cerobong-cerobong pabrik, jumlah merkuri di atmosphere telah meningkat empat kali lipat dibanding pada jaman sebelum era industrialisasi berdasarkan hasil studi oleh para peneliti lingkungan hidup.
“Terjadi penurunan jumlah secara masal populasi burung-burung berkicau”, sementara penyebabnya belum dapat dijelaskan “Saya tidak dapat menjelaskan sebabnya secara tepat, namun merkuri dan campuran zat-zat kimia dan organik memiliki andil besar dalam hal ini,” kata Nil Basu seorang ahli tentang pencemaran lingkungan di McGill University in Montreal.
Pengaruh metil merkuri terhadap bayi atau janin adalah masalah pada kemampuan berbicara, perkembangan bahasa, proses belajar dan ingatan. Pemahaman pengaruh kontaminasi merkuri pada kemampuan bernyanyi burung akan membantu para peneliti untuk mempelajari pengaruh nya terhadap kerusakan otak manusia.
Metil merkuri mempengaruhi fungsi motorik yang mengatur kemampuan berbicara pada manusia – sesuatu yang parallel dengan kemampuan bernyanyi dalam dunia burung,” kata Philippe Grandjean, ahli kesehatan lingkungan dari Universitas Harvard. Dia ah orang yang pertama kali meneliti tentang pengaruh merkuri pada janin manusia.
Sumber :
http://news.nationalgeographic.com/news/2014/08/140828-bird-song-mercury-language-brain-science-winged-warning/