Memelihara murai batu sejak bakalan memang menjadi tantangan tersendiri. Ada dua tujuan utama di sini, yaitu agar murai bakalan cepat beradaptasi dengan lingkungan manusia, serta agar burung bisa dimaster sejak awal (lebih gampang daripada memaster MB tangkapan hutan yang sudah dewasa).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi tak mudah untuk merawat burung murai batu bakalan, terutama bagi pemula yang kepincut ingin memelihara salah satu burung kicauan terbaik di dunia ini. Banyak keluhan dari pemula, murai bakalan miliknya stres, bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan kematian.
Karena itulah, Om Kicau menulis artikel berjudul upaya mencegah kematian pada murai batu bakalan. Disebut upaya, karena tak ada seorang pun yang bisa memastikan berapa lama makhluk hidup mampu bertahan hidup. Tidak beda dari manusia, umur tanaman dan binatang sudah ada yang mengaturnya: Al Khaliq.
Kita hanya bisa berupaya agar bagaimana murai batu bakalan bisa hidup sampai dewasa, bisa memberi hiburan bagi pemilik dan anggota keluarganya di rumah melalui kicauan merdunya, atau menjadi kebanggaan di arena lomba.
Murai batu bakalan yang biasa Anda lihat di sejumlah pasar burung umumnya merupakan hasil tangkapan hutan dan jarang sekali yang berasal dari hasil breeding / penangkaran. Sebagian besar penangkar sudah memiliki jejaring pemasaran, baik melalui koleganya, kalangan pemain, maupun penjualan online.
Tidak mengherankan apabila murai batu bakalan yang Anda beli di pasar burung pada umumnya masih liar, belum jinak, atau belum beradaptasi baik dengan lingkungan manusia, pakan, sangkar, dan aksesorisnya. Hal itu tentu berbeda dari MB hasil breeding yang sepenuhnya sudah beradaptasi dengan empat hal tersebut.
Karena masih liar, burung bakalan harus dijinakkan dulu, sehingga bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, termasuk pengenalan pakan kering (voer). Cara menjinakkan burung bisa Anda lihat kembali dalam tautan di bawah ini:
Cara menjinakkan burung kicauan (Update)
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Meski kita telah berupaya memberikan perawatan yang diperlukan, faktanya banyak penggemar murai batu yang merasa kewalahan ketika menghadapi murai batu bakalan. Banyak di antaranya yang stres, mengalami kelumpuhan, dan bahkan mati.
Perawatan burung bakalan memang membutuhkan perhatian ekstra serius, terutama menjaga kondisi burung agar tetap di bawah garis stres. Karena stres yang terjadi pada burung bakalan bisa berkembang menjadi berbagai bentuk gangguan lain hal yang tidak diinginkan, misalnya burung menjadi rentan sakit atau mati.
Karena itulah, merawat murai batu bakalan tidak hanya sekadar mengandalkan pada pemberian pakan tambahan / EF seperti kroto, jangkrik dan ulat hongkong. Lebih dari itu, murai bakalan juga memerlukan perlakuan tepat dari pemiliknya.
Misalnya, bagaimana mengkondisikan burung agar tetap merasa nyaman dan tenang dalam sangkar, sambil melatihnya mau makan voer. Bagian terpenting dalam perawatan murai batu bakalan ini adalah menyediakan vitamin B-kompleks yang sangat dibutuhkan burung-burung bakalan.
Seperti disebutkan dalam artikel Ragam vitamin B dan dampaknya bagi burung peliharaan, B-kompleks adalah kumpulan berbagai jenis vitamin B yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan burung-burung muda.
Defisiensi atau kekurangan vitamin B-kompleks bisa menyebabkan polyneuritis atau gangguan saraf, dengan gejala klinis antara lain kejang-kejang dan kelumpuhan. Ketika burung merasa stres, hal itu makin memicu keadaan tersebut.
Itulah sebabnya, mengapa kita sering melihat atau mengalami murai batu bakalan tiba-tiba terkulai lemah di dasar sangkar, tanpa mau makan dan minum, dan ujung-ujungnya mati. Kekurangan vitamin B-kompleks merupakan penyebab terbesar dari kematian burung bakalan, bukan hanya pada murai batu saja.
Burung bakalan yang baru dibeli dari pasar burung tentu tidak sesegar yang Anda kira. Sebelum berada di pedagang, burung tentu sudah berhari-hari di tangan pemikat, dan yang terlama di tangan pengepul burung. Karena itulah, kita sering melihat kondisi murai batu bakalan lemah dan kurang aktif / kurang bersemangat.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, kita mesti merawatnya tidak hanya melalui pemberian pakan dan perawatan harian lainnya saja. Perlu dipertimbangkan pula kebutuhan vitamin B-kompleks, agar burung menjadi lebih sehat, tidak mudah stres, dan memiliki ketahanan sehingga berpeluang besar bisa hidup sampai dewasa.
Sebagai panduan, silakan buka kembali dua referensi penting berikut ini:
Anda bebas menggunakan produk manapun yang memiliki kandungan vitamin B-kompleks, meski efeknya terhadap MB bakalan bervariasi sesuai dengan efektifitas dan keyakinan Anda sendiri.
Om Kicau pun mempunyai beberapa produk spesial yang dijamin mengandung vitamin B-kompleks paling lengkap serta sangat esensial bagi aneka jenis burung berkicau, terutama untuk burung bakalan. Misalnya BirdVit yang dipakai sejumlah pemilik burung jawara.
Kitaro, murai batu belia milik Om Darwin Delta (Pelopor SF Lampung), sejak awal rutin diberi BirdVit dua kali seminggu. Tak hanya diberikan kepada Kitaro, tetapi juga pada kacer belia bernama Alexis yang kerap meraih double winner maupun hattrick dalam even di Sumatera dan Jawa.
Sejak awal mengikuti lomba, prestasi murai batu Kitaro selalu dikomunikasikan Om Darwin atau krunya kepada Om Kicau. Karena itu, Om Kicau sangat bangga melihat prestasi Kitaro yang dalam sebulan terakhir ini mendominasi dua even besar di Jakarta, yaitu double winner dalam Royal Cup 2014 (8/8) dan double winner pula dalam 21Th Free York BC (21/9). Gaco-gaco yang dikalahkannya pun merupakan murai terbaik nasional saat ini.
Selain BirdVit, ada satu produk lagi yang kaya vitamin B-kompleks, yaitu BirdFine. Apabila murai bakalan dalam kondisi sehat, sebaiknya tetap menggunakan BirdVit. Ini untuk menjaga kondisinya selalu fit, karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari berbagai agen penyakit.
Namun jika murai batu bakalan kelihatan kurus, sering sakit, atau kondisinya lemah sehabis sembuh dari sakit, Om Kicau merekomendasikan penggunaan BirdFine.