Red crossbill / commons crossbill (Loxia curvirostra) merupakan salah satu spesies burung finch atau keluarga Fringillidae. Burung ini memiliki kekhasan yang jarang dimiliki jenis burung lainnya, yaitu paruhnya menyilang. Para ahli burung pernah menyangka kalau bentuk paruh red crossbill yang menyilang ini merupakan mutasi akibat perubahan kebiasaan makan di habitat barunya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Namun kesimpulan sementara saat ini, bentuk paruh yang menyilang ini memang sudah dari sononya. Paruh unik ini sangat membantu red crossbill dalam mencari makan. Pakan yang disukainya adalah biji-bijian dari bunga pinus dan tanaman buah lainnya. Biji-bijian itu diambil dengan cara dicongkel menggunakan paruh silangnya.
Red crossbill memiliki bulu-bulu berwarna merah. Bulu-bulu merah pada red crossbill hanya dimiliki burung jantan dewasa. Adapun burung betina memiliki bulu kehijauan. Warna cerah inilah yang membuat sejumlah penggemar burung di Eropa, Amerika Utara, dan sebagian wilayah utara Asia ingin menangkarnya.
Bahkan red crossbill kini menjadi salah satu bahan utama dalam menghasilkan hibrida / mule aneka burung finch. Burung ini dikawinsilang (crossing) dengan burung finch jenis lainnya, dengan harapan menghasilkan keturunan dengan warna yang merah pula.
Burung red crossbill memang tidak dijumpai di Indonesia. Habitatnya adalah hutan cemara atau pinus yang berada di Amerika Utara, Eropa, dan sebagian wilayah utara Asia. Beberapa subspesies dikenal sebagai burung penetap. Tetapi ada juga yang dikenal sebagai burung migran. Mereka akan meninggalkan habitatnya pada Juni – Agustus, dan sebagian lagi bermigrasi pada saat musim dingin.
Burung ini sangat tergantung pada biji konifer (pinus, cemara, damar). Pakan ini pula yang akan dilolohkan kepada anak-anaknya.
Perilaku reproduksi red crossbill tidak tergantung dari musim kawin. Spesies ini bisa berkembangbiak setiap saat, terutama jika menemukan tanaman kerucut (tumbuhan runjung / konifer) yang berlimpah, tidak terkecuali pada saat musim dingin pada kasus burung penetap.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bahan untuk mencetak burung hibrida
Seperti disebutkan di atas, saat ini red crossbill kerap dijadikan bahan untuk mencetak hibrida aneka burung finch. Bahkan ada juga yang berhasil mengawinsilangkannya dengan kenari. Hasilnya? Lihat saja gambar berikut ini:
Jenis burung finch lain yang pernah disilangkan dengan red crossbill adalah greenfinch, goldfinch, dan linnet. Berikut ini beberapa burung hibrida hasil “perselingkuhan” antara red crossbill dan beberapa jenis burung finch:
Penangkaran burung red crossbill
Saat ini, red crossbill memang belum masuk ke Indonesia. Om Kicau sudah mencoba mencari situs jual-beli online di negeri ini, siapa tahu ada yang menjualnya. Namun belum juga ketemu.
Keran impor untuk burung-burung dari Amerika memang jauh lebih sulit ketimbang dari Eropa. Nah, siapa tahu suatu saat ada importir yang mendatangkan red crossbil dari Eropa. Untuk itulah, Om Kicau sudah menyiapkan panduan awal tentang penangkaran burung red crossbill, dengan cara khas Indonesia.
Jika Anda ingin beternak red crossbil (bukan menyilangkannya dengan jenis finch lainnya), lebih disarankan menggunakan kandang aviary, atau minimal kandang koloni seperti yang bisa digunakan untuk beternak lovebird.
Kandang harus dilengkapi dengan ranting-ranting tanaman cemara / pinus yang banyak dijumpai di Indonesia. Ranting ini nantinya akan digunakan sebagai tempat bersarang bagi induk betina.
Sebarkan pula beberapa bunga cemara / pinus serta daun-daun jarum dari pinus atau cemara di lantai kandang. Selain itu, beberapa bahan sarang seperti jerami, rumput, dan sejenisnya juga perlu ditebar di lantai kandang.
Adapun kalau Anda ingin menyilangkan red crossbill dengan jenis finch lainnya, termasuk kenari, sebaiknya menggunakan kandang soliter (battery) seperti yang biasa digunakan untuk beternak kenari maupun lovebird. Pasalnya red crossbill yang biasa digunakan untuk crossing berjenis kelamin jantan.
Burung red crossbill terkadang memiliki perilaku mengunyah cabang atau ranting pohon cemara / pinus. Bahkan, kendati kita sudah menyediakan cabang-cabang tanaman yang bisa digigitinya, terkadang burung juga menggigiti kandang ternak yang berbahan kayu.
Karena itu, dianjurkan untuk membuat kandang aviary dengan dinding dari kawat ram, lalu ditutupi kain / terpal kecuali bagian depannya. Bisa juga mengadopsi kandang murai batu, anis merah, dan kacer, di mana dinding samping dan depan dari batako / bata, dan dinding depan dari kawat ram.
Menjodohkan burung red crossbill bisa dilakukan secara langsung. Hal ini berlaku juga untuk beberapa jenis burung finch lainnya. Burung jantan dan burung betina bisa dimasukkan bersama dalam satu kandang, karena memang bukan termasuk burung agresif seperti murai batu dan kacer, sehingga proses perjodohan relatif lebih mudah.
Untuk pakan hariannya, Anda bisa memberikan biji-bijian yang biasa dikonsumsi burung finch. Bunga pinus / cemara juga dapat diberikan jika memang tidak kesulitan mendapatkannya. Sediakan pula tulang sotong di dalam kandang ternak. Ulat hongkong (mealworm) bisa ditawarkan sebagai menu tambahan.
Burung betina akan bertelur sebanyak 3 – 4 butir, yang akan dierami selama 12 – 14 hari. Biarkan saja anakan yang menetas tetap dalam perawatan induknya. Setelah berumut 17 hari, anakan red crossbil sudah mulai meninggalkan sarangnya, lalu benar-benar mandiri sekitar dua minggu kemudian.
Suara kicauan burung red crossbill
Suara panggilan burung red crossbill berbeda-beda untuk setiap subspesies / ras. Namun lagu-lagunya memiliki kemiripan. Adapun suara kicauan burung ini bertipe ngeroll. Berikut ini tiga tipe suara kicauan burung red crossbill sebagai referensi bagi Anda:
- Suara kicauan burung red crossbill – tipe 1
- Suara kicauan burung red crossbill – tipe 2
- Suara kicauan burung red crossbill – tipe 3
Download suara kicauan red crossbill (klik di sini)
Semoga bermanfaat.
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2