Suara burung ruak ruak dan tips perawatannya. Burung kareo padi (Amaurornis phoenicurus), atau sering disebut ruak ruak, sebenarnya tidak hanya dijumpai di Semenanjung Malaysia dan Pulau Sumatera bagian utara (Aceh dan Medan). Spesies ini juga dijumpai di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Papua.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kareo padi merupakan nama resmi yang telah disepakati para ornitholog (ahli burung) di Indonesia. Penggemar burung di Malaysia maupun di wilayah utara Sumatera kerap menyebutnya ruak ruak, atau wak wak.
Dari aspek suara, suara burung ruak ruak jelas tidak memenuhi persyaratan sebagai burung kicauan. Spesies ini lebih tepat dijadikan burung hias. Bahkan di Aceh, burung ini kerap diolah menjadi menu spesial.
( baca juga: Mencari burung ruak ruak dengan ringtone ponsel )
Burung ruak ruak / white-breasted waterhen termasuk burung sawah atau burung air dari keluarga Rallidae. Di seluruh dunia terdapat empat subspesies / ras burung ruak ruak, yaitu:
- Amaurornis phoenicurus phoenicurus (Pennant, 1769): Wilayah persebaran mulai dari India, Pakistan, Maladewa, Sri Lanka, wilayah timur China, Taiwan, Kepulauan Ryukyu, hingga Asia Tenggara termasuk Filipina dan Indonesia. Di Indonesia, ras ini hanya dijumpai di kawasan Sunda Besar (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa).
- Amaurornis phoenicurus insularis (Sharpe, 1894): Wilayah persebaran di Kepulauan Nicobar dan Andaman.
- Amaurornis phoenicurus midnicobaricus (Abdulali, 1978): Burung endemik di Kepulauan Nicobar.
- Amaurornis phoenicurus leucomelanus (S. Müller, 1842): Wilayah persebaran di Sulawesi, wilayah barat Maluku, dan kawasan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Burung ruak ruak memiliki warna bulu gelap (abu-abu tua, kebiruan). Bagian wajah, leher, dan dada berwarna putih bersih. Bagian perut dan bawah ekor berwarna merah karat.
Kawanan burung ruak ruang sering terlihat di kawasan berair seperti sawah, payau, serta hamparan padang terbuka. Pakan utamanya serangga, meski menyukai pula buah-buahan khususnya pisang.
Panjang tubuhnya sekitar 32-33 cm, dengan tubuh tirus dan tegak, yang memudahkannya menyusup ke dalam rerimbunan semak serta daerah payau.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jari-jarinya panjang, dengan kaki berwarna kuning, atau kuning semu kehijauan. Paruh kekuningan, dan terkadang campur abu-abu. Pangkal paruh bagian atas berwarna pink, yang menjadi salah satu ciri khasnya. Ekornya pendek dan berwarna abu-abu kebiruan di bagian atas serta merah karat di bagian bawah.
Burung jantan dan betina memiliki penampilan yang sama. Pada burung muda, warnanya kelihatan lebih pucat (abu-abu muda). Paruhnya juga abu-abu. Saat menetas, bulu anakan seluruhnya hitam, dan baru berganti menjadi kelabu ketika memasuki masa remaja.
Salah seorang pembaca Om Kicau, Ezza Jidastya Sugadang, semalam curhat tentang perawatan ruak ruak. Om Ezza yang tinggal di Purwokerto mengatakan, saat ini ruak ruak sedang membanjiri wilayah Banyumas. Ia ingin memelihara ruak ruak, tapi belum tahu cara perawatannya.
Perawatan burung ruak ruak
Perawatan burung ruak ruak relatif mudah, karena merupakan unggas omnivora. Pakan hewani yang disukainya bukan hanya serangga, tetapi juga ikan-ikan berukuran kecil. Sebab di alam liar, ruak ruak sering berkubang dalam lumpur atau air berlumpur, sambil mencari ikan-ikan kecil.
Jadi, kalau ingin memelihara di rumah, pakan hidup seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong, dan ikan kecil dapat diberikan secara berselang-seling. Sifat predatornya juga kentara, hampir sama ganasnya seperti cendet.
Karena merupakan unggas omnivora, ruak-ruak juga menyukai makanan berbasis tanaman, misalnya pakan bijian dan buah-buahan, khususnya pisang. Lebih baik lagi jika burung dilatih makan voer, agar perawatan lebih mudah.
Kalau burung sudah mau makan voer, maka pakan hidup seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong, serta ikan kecil berubah status menjadi pakan tambahan / extra fooding (EF).
Memelihara burung hias seperti ruak ruak lebih simpel ketimbang burung kicauan. Sepanjang diberi pakan secara kontinyu dan bergizi, serta ditopang multivitamin seperti BirdVit, burung akan tumbuh sehat dan aktif.
Suaranya, sekali lagi, memang tak bisa diharapkan. Apalagi burung ini dikenal sangat bising, bahkan selepas maghrib pun akan terus mengeluarkan suaranya yang terdengar “u-wak.. u-wak..”, atau tipe suara lain yang sama-sama jauh dari kriteria burung kicauan, he.. he..
Perilaku reproduksi burung ruak ruak
Selain dijadikan unggas hias nan eksotik, ruak ruak juga dapat dijadikan unggas konsumsi. Fungsinya tentu tidak jauh berbeda dari burung puyuh dan merpati pedaging.
Hanya saja, kalau ingin menjadikannya sebagai unggas konsumsi, mohon sumbernya bukan dari hasil tangkapan alam, melainkan usahakan dari hasil budidaya sendiri. Ini untuk menjaga kelestarian alam atau mencegah penurunan populasi burung ruak ruak di alam liar.
Apabila Anda sudah mampu merawat burung ruak ruak dan bertahan lama, tentu tidak mudah untuk menangkarnya. Sarang berbentuk cawan terbuka dengan bahan sarang dari jerami atau rerumputan kering.
Induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 4-9 butir per periode peneluran atau clutch, dengan rerata sekitar 6-7 butir per clutch. Masa pengeraman hampir sama seperti ayam, yaitu 20 hari.
Bahkan anakan yang baru menetas pun memiliki karakter mirip ayam, yaitu begitu menetas langsung berdiri dan bisa keluar dari sarangnya. Meski demikian, induk betina dan induk jantan tetap merawat anakan hingga remaja.
Berikut ini video burung ruak ruak betina, yang penampilannya sama seperti burung jantan:
Suara burung ruak ruak
Download suara burung ruak ruak
Kalau video berikut ini adalah ruak ruak yang sudah jinak:
Untuk melihat kehidupannya di alam liar, silakan simak video di bawah ini: