Selama ini, cucak hijau asal Banyuwangi dan Jember sering dipersepsi sebagian ijomania sebagai ras terbaik. Belakangan, cucak hijau dari Tarakan (Kalimantan Timur) juga makin dilirik, karena memiliki performa yang tak kalah hebat. Bagaimana dengan cucak hijau asal Sumatera?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Anggita Sapta Syaknan, atau lebih akrab disapa Anggit KM Jatim, sejak lama justru berani “melawan arus”. Berbeda dari sebagian besar ijomania yang kerap berburu cucak hijau banyuwangi atau cucak hijau jember, Om Anggit justru memilih cucak hijau sumatera.
“Saya tak mau terbawa mainstream yang memburu cucak hijau banyuwangi. Saya yakin cucak hijau asal Sumatera juga berkualitas jika dirawat secara benar,” ungkap member KM Jatim ini.
Cucak hijau sumatera memiliki postur tubuh lebih kecil daripada cucak hijau banyuwangi atau cucak hijau hijau jember. Namun soal performa suara tak kalah hebat, jika perawatannya benar.
Om Anggit sudah membuktikannya pada Sempu, cucak hijau sumatera miliknya, yang kerap moncer di Blok Timur, khususnya seputaran Surabaya. “Sempu saya boyong langsung dari Sumatera, dan kerap berprestasi di Sumatera,” ujarnya.
Ketika dimainkan di wilayah Surabaya dan sekitarnya, ternyata cucak hijau Sempu mampu bersaing dengan cucak hijau lainnya yang rata-rata berasal dari Jawa Timur, termasuk dari Banyuwangi dan Jember.
Tak heran jika cucak hijau Sempu kini terus didekati sejumlah kicaumania yang ingin meminangnya. Bahkan sudah ada beberapa orang yang menawarnya dengan mahar di atas Rp 8 juta.
Pamor cucak hijau asal Sumatera sebenarnya sudah meningkat sejak empat tahun terakhir ini, ketika populasi cucak hijau asal Banyuwangi dan Jember mulai menipis. Banyak pedagang di Jawa Timur yang menjual cucak hijau sumatera, namun diklaimnya sebagai cucak hijau banyuwangi / jember.
( baca juga Menggugat keaslian cucak hijau Banyuwangi dan Jember )
Perawatan harian cucak hijau Sempu
Untuk rawatan harian, sepagi mungkin cucak hijau Sempu dikeluarkan dari rumah (jika kondisinya memang sudah bangun). Burung diberi buah dan 1 ekor jangkrik, kemudian digantang di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Penjemuran dilakukan hingga paruhnya mangap-mangap dan gelisah. Biasanya sampai pukul 08.30 – 09.00, karena burung ini tidak kuat panas. “Sempu dijemur sendiri, tanpa melihat burung lain,” kata Om Anggit.
Jika sudah gelisah, Sempu secepat mungkin diambil dan dimasukkan ke sangkar umbarab, dibiarkan mandi sendiri dalam umbaran. Selesai mandi, Sempu dipindah ke sangkar harian, diberi pisang kepok setengah matang dan 2 ekor jangkrik.
Burung diangin-anginkan hingga bulunya kering. Setelah itu dimasukkan ke rumah, dan digantang sendirian tanpa didampingi burung lainnya. Untuk selingan, Sempu biasa mengonsumsi pepaya dan jeruk. Perawatan sore hari cukup diberi 3 ekor jangkrik.
“Sempu tidak dikerodong sama sekali selama di rumah, karena termasuk burung antikerodong. Jika dikerodong, dia akan tidur meski siang hari,” tambahnya.
Perawatan lomba cucak hijau Sempu
Perawatan lomba dilakukan sehari sebelum lomba (H-1). Sempu termasuk cucak hijau minim extra fooding (EF). Pada H-1, burung diberi pepaya dan 6-8 ekor jangkrik.
Kemudian para Hari H, perawatan sama seperti rawatan harian. Hanya saja sebelum naik gantangan, burung diberi 3 ekor ulat hongkong.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mengenai pemasteran, Om Anggit hanya melakukannya saat pagi atau siang hari saja, dan itu tidak terus-menerus. Selama dimaster, Sempu tidak boleh melihat biring master.
Jika menggunakan mp3, suara master hanya terdiri atas satu jenis suara dan hanya bunyi sekitar 20 detik, kemudian diatur dengan jeda 20 menit. Hal ini dilakukan sejak pukul 05.00 hingga 09.00.
Untuk merawat cucak hijau, Om Anggit menyarankan agar tak memberikan segala sesuatunya secara bersifat berlebihan, seperti penjemuran berlebihan, EF berlebihan, kerodong berlebihan, dan umbar berlebihan.
Selain itu, jangan senang memaksakan kehendak sendiri tanpa memahami karakter cucak hijau yang dimilikinya. “Burung itu bukan budak atau robot. Dia makhluk hidup yang punya karakter dan tabiat masing-masing,” imbuhnya.
Om Anggit meyakini, kelas cucak hijau akan selalu ramai dalam berbagai even lomba, selama supply burung masih ada dan mudah didapatkan. Karena itu, pelestarian cucak hijau harus digalakkan sejak sekarang, karena sebagian besar supply selama ini berasal dari tangkapan hutan.
(kontributor: Om Giri KM)