Pulau Seram ditetapkan sebagai Kawasan Burung Endemik atau Endemic Bird Area (EBA), karena memiliki spesies burung endemik terbanyak di Indonesia. Meski berada di kawasan hutan lindung, beberapa spesies burung dalam kondisi hampir punah, misalnya kehicap boano. Burung dengan bulu hitam putih itu makin sulit ditemukan sehingga IUCN menetapkannya dalam statusKritis (CR).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kehicap boano / black-chinned monarch (Monarcha boanensis) memiliki ukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 16 cm. Tubuhnya terdiri atas dua warna saja, yaitu bagian atas (termasuk sisi kepala dan dagu) hitam, dan tubuh bagian bawah serta pipinya putih.
Burung ini hanya bisa ditemukan di Pulau Boano, yang terletak di ujung baratdaya Pulau Seram, Maluku Selatan. Habitatnya adalah hutan tropis dan subtropis di dataran rendah hingga ketinggian 150 meter dari permulaay laut.
Ketika mencari pakan serangga, kehicap boano sering terlihat berpasangan atau bersama dengan kelompok burung lainnya seperti kipasan dada lurik (Rhipidura rufiventris), cabai kelabu ( Dicaeum vulneratum), dan kehicap pulau (Monarcha cinerascens).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Burung ini termasuk jenis yang sangat langka. Bahkan sejak pertama kali ditemukan tahun 1918, keberadaannya tak terlihat lagi sampai tahun 1991, ketika sebuah ekspedisi yang terdiri atas beberapa peneliti dan ahli burung menemukannya di Gunung Tahun, Boano.
Kemudian, pada tahun 1994, sebuah ekspedisi yang sama mencatat keberadaan 5 – 10 ekor burung kehicap boano. Saat ini populasi burung kehicap boano tidak lebih dari 200-an ekor burung.
Meski statusnya kritis, kehicap boano belum terdaftar dalam daftar burung dilindungi. Kondisi tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, sehingga perlu upaya lebih lanjut guna mencegah kepunahannya. Misalnya menciptakan kawasan konservasi untuk kelangsungan hidup spesies burung asli Indonesia, sekaligus mencegah kerusakan hutan akibat penebangan liar dan alihfungsi hutan.