Di tengah ketatnya persaingan di Blok Barat, khususnya Jabodetabek, murai batu Arjuna mampu mempertahankan prestasinya dalam waktu cukup lama. Ya, sudah 2,5 tahun terakhir murai besutan Om Kiano menjadi amunisi andalan Dipo Team Depok. Prestasinya belakangan ini makin kinclong, dan menjadi salah satu ancaman di Jabodetabek.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selepas mabung beberapa waktu lalu, murai batu Arjuna langsung meraih juara pertama dalam even Atlantic di Parung Bogor, kemudian menembus tiga besar dalam gelaran Garuda Team di Lapangan Banteng, serta meraih double winner plus runner-up dalam even New Bravo.
Pada even akbar Piala Brimob di Depok, MB Arjuna juga masuk posisi lima besar. Terakhir, tembus di posisi dua besar dalam even Independen Enterprise di Kir Cipedak, Jakarta.
Bagaimana gaya bertarung Arjuna? Setiap berlomba, murai ini sering mengeluarkan materi isiannya yang terbilang komplet, mulai dari suara cililin, “kolibri” (burung-madu), lovebird, kapas tembak, kenari, dan suara-suara burung kecil lainnya, termasuk tonjolan suara jangkrik.
Semua isian itu terdengar harmonis dalam suara ngerol-nembak, sambil sesekali membungkukkan kepalanya ke bawah tangkringan seperti sujud. Tak heran apabila juri-juri lomba dalam EO apapun kerap memberikan nilai plus untuknya.
Mengenai perawatannya, burung ini sehari-hari ditangani Om Firman, rekan satu klub Om Kiano di Dipo Team. “Sehari-hari cukup lima ekor jangkrik pada pagi hari, dan lima ekor lagi pada sore hari, plus kroto segar,” ujar Om Firman.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mandi hanya dilakukan dua kali sehari. Setiap hari dijemur selama 1-2 jam, tergantung kondisi cuaca panas matahari. Penjemuran tetap dilakukan dalam sangkar harian, tanpa menggunakan kandang umbaran atau polier.
Melihat prestasinya yang stabil, banyak muraimania yang tertarik meminangnya. Sejauh ini, penawaran tertinggi sudah mencapai angka Rp 55 juta. Namun, Om Kiano masih merasa sayang. “Kalau segitu, untuk sementara buat mainan dulu ke lapangan,” tampiknya. (d’one)