Popularitas kenari besar seperti F1, F2, maupun Yorkshire (YS) masih tetap diminati banyak penggemar dan pemain burung. Tre ini terus meningkat, seiring maraknya kelas kenari besar dalam lomba-lomba di berbagai kota. Dampaknya, sejumlah breeder kenari besar seperti Om Eka Juhrian, pemilik JrC Bird Farm Jakarta Timur, ikut merasakan gurihnya penangkaran burung kenari postur gede.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Anakan kenari hasil breeding Om Eka Juhrian (kerap disebut Eka Jr) laris-manis di pasaran. Hal ini antara lain ditunjang oleh materi indukan yang semuanya merupakan trah juara.
Om Eka dulu malang-melintang dalam berbagai even di Jabodetabek, melalui kehebatan prestasi kenari Nagasari. Burung yang perawatannya menggunakan produk Om Kicau ini tercatat sebagai kenari terbaik dalam Liga BnR Jabodetabek 2013 / 2014.
Kenari Nagasari kini dijadikan salah satu materi induk unggulan di kandang JrC BF. Meski demikian, sesekali Nagasari masih diturunkan pula dalam even-even di Jabodetabek.
Sudah cukup lama Om Eka menekuni kenari, yang diawalinya sebagai pemain lomba. Empat tahun lalu, namanya makin berkibar menyusul prestasi gemilang kenari Nagasari.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Karena prestasinya yang terus menjulang, Nagasari dipinang seorang kicaumania Sumatera. Uniknya, di tangan pemilik baru, Nagasari ngedrop dan sakit parah, bahkan nyaris mati. Gaco ini kemudian dibawanya pulang.
“Saat itu Nagasari sudah terkulai lemas. Saya sempat menggenggamnya, lalu berkata dalam hati, kalau mau mati ya mati sekarang juga. Kalau bisa bertahan hidup tidak akan saya jual,” janjinya saat itu.
( baca juga Kisah unik kenari Nagasari milik Om Eka Jr )
Karena memang tak dijual, Om Eka kemudian menggunakannya sebagai induk jantan dalam penangkaran kenari yang didirikannya. Tentu saja dapat ditebak, anakan-anakan kenari yang dihasilkan JrC BF memiliki trah juara.
Semua indukan trah juara
Om Eka juga punya materi induk jantan lainnya yang semuanya trah juara. Misalnya kenari Barakuda, Perompak, Babaranjang, Anakonda, dan lain-lain. Semuanya sarat prestasi. Kenari Perompak pernah meraih double winner dalam seri penutup Liga Ronggolawe Jabodetabek di Bekasi.
Baru-baru ini, Om Eka juga sukses mengorbitkan Gambate, kenari yorkshire yang seringkali menjuarai lomba. “Namun Gambate bukan sepenuhnya milik saya, melainkan milik saya dan Andi Owen. Gambate baru saja meraih juara pertama dalam even Gebyar Yonif di Jakarta (4/1),” ujarnya.
Dalam penangkarannya, Om Eka juga memiliki puluhan induk betina mulai dari jenis AF, F1, F2, hingga YS. Pada tubuh induk-induk betina ini juga mengalir darah juara. Artinya, mereka merupakan anakan dari kenari jantan juara.
“Betina-betina tersebut memang disiapkan untuk dikawinkan dengan induk jantan unggulan. Selain menggunakan indukan milik sendiri, saya juga mengawinkannya dengan induk jantan dari luar, misalnya kenari Roda Gila dari Jogja,” jelas Om Eka.
Induk betina minimal berumur 7 bulan
Untuk seleksi induk betina, Om Eka mensyaratkan harus berasal dari trah juara, dan umurnya minimal 7 bulan. Beberapa di antaranya ada yang berumur 8-9 bulan. Mereka ditempatkan di dalam kandang terpisah, yang tertata rapi dan bersih.
Induk jantan dikondisikan dengan perawatan maksimal. Apabila sudah ada induk betina yang siap, maka segera dikawinkan. Tanda-tanda betina yang siap kawin adalah sering memanggil kenari jantan. Selain itu, bagian vent (sering dibaca pen) tampak penuh, serta diiringi dengan aktivitas merapikan sarang.
Jika terlihat tanda-tanda seperti itu, maka induk jantan dimasukkan ke kandang induk betina. Setelah kawin, induk jantan kembali diangkat atau dipisahkan untuk dikondisikan, antara lain melalui perawatan mandi-jemur dan memberikan extra fooding (EF) secara maksimal. Beberapa hari kemudian, induk betina akan bertelur sebanyak 2-4 telur. Telur-telur dierami induk betina sampai menetas.
Untuk kebutuhan pakan, Om Eka menggunakan oplosan yang diraciknya sendiri. Kebutuhan EF seperti telur puyuh rebus diberikan terutama saat induk sedang mengasuh anaknya. Begitu juga sayuran seperti selada dan sawi hijau.
Yang menarik, Om Eka sengaja menanam sayuran melalui sistem hidroponik dari bahan pipa PVC yang dilubangi dan diisi media tanah. Pupuknya berasal dari kotoran burung. Sayuran hidroponik jauh lebih higienis dan aman dikonsumsi burung.
Setelah telur menetas, induk betina dibiarkan mengasuh anak-anaknya sampai umur 25 hari. Setelah itu baru dipanen dan dibesarkan hingga anakan kenari bisa makan sendiri. Adapun induk betina diistirahatkan sejenak.
Anakan kenari yang sudah bisa makan sendiri dipasarkan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 1,3 juta hingga Rp 1,6 juta per ekor.
Selama ini JrC BF memang hanya menjual anakan. Soalnya, menurut Om Eka, apabila sudah melewati umur dua bulan tidak akan dijual. Ia akan menggunakannya sebagai koleksi pribadi untuk diorbitkan dan diturunkan ke arena lomba kalau sudah dewasa.
Kenari muda tersebut akan dididik oleh master-master jawara tadi, khususnya suara Nagasari. Sebagian besar anakan kenari yang dibesarkan di JrC BF dimaster menggunakan suara kenari Nagasari yang memiliki cengkok mewah, yaitu cengkok ciblek dan gelatik wingko, sehingga memiliki tekanan dan “sedotan” unik. (d’one)