Raja Fauna (RF), salah satu importir terbesar aneka jenis burung, belum lama ini mendatangkan sekitar 600 ekor burung poksay asal Tiongkok. Ini membuka kesempatan bagi para kicaumania yang ingin bernostalgia dengan burung yang pernah popular di Indonesia pada dasawarsa 1990-an hingga awal 2000-an itu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tidak hanya burung poksay. Raja Fauna juga mendatangkan ratusan ekor burung murai batu asal Vietnam. Seperti diketahui, murai batu vietnam dikenal sangat fighther sehingga bisa menjadi alternatif piaraan bagi sobat murai mania, atau dijadikan indukan berkualitas.
Masa kejayaan burung poksay terjadi sejak awal 1990an. Bahkan saat itu poksay menjadi burung primadona di arena lomba. Popularitasnya setara dengan hwamei, cucakrawa, dan anis merah. Murai batu belum menonjol waktu itu.
Tetapi masa kejayaan poksay (dan hwamei) berakhir saat muncul wabah SARS (sindrom sistem pernafasan akut) tahun 2003, yang berujung pada larangan impor burung asal Tiongkok.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Kicau masih ingat, pada masa jayanya, persaingan poksay sangat seru. Meski hadiah bagi pemenang saat itu hanya sebatas piagam dan trofi sederhana, tetapi memiliki prestise tersendiri, karena bisa melambungkan nilai jual burung jawara tersebut.
Akankah masa keemasan poksay bakal semarak lagi? Sepertinya butuh proses panjang, apalagi harga burung ini lumayan tinggi. Tetapi bagi para kicaumania lawas yang ingin mengenang masa keemasan poksay, harga mahal mungkin tidak terlalu dipersoalkan.
Seekor poksay bahan di Raja Fauna dibanderol Rp 1,6 juta / ekor, tetapi dijamin jantan. “Harga poksay bakalan dari sononya memang sudah mahal,” ungkap H Mansur, pemilik Raja Fauna Jakarta.
Uniknya, burung-burung tersebut tampaknya bukan burung tangkapan liar. Sebab karakternya relatif jinak. Umurnya rata-rata juga masih sangat muda, sehingga bisa dilatih lebih maksimal.
Murai batu vietnam
Selama ini, Raja Fauna kerap mendatangkan burung-burung impor, mulai dari lovebird, aneka burung paruh bengkok, aneka jenis kenari (warna dan suara), aneka jenis finch, hingga aneka burung kicauan dari Asia seperti poksay dan murai batu vietnam.
Ratusan ekor murai batu vietnam itu baru saja turun dari bandara, dan langsung didistribusikan ke agen-agen Raja Fauna di berbagai daerah. Sudah empat kali Raja Fauna mendatangkan murai dari Vietnam dan beberapa negara Asia lainnya.
“Permintaan murai batu sekarang kan sangat tinggi. Tidak hanya di Jabodetabek, tetapi hampir di semua daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera,” tambah Om Mansur yang juga ketua Jayakarta Team.
Sebagaimana poksay, murai batu vietnam yang didatangkan ini juga masih muda-muda, bahkan bisa dibilang baru lepas trotol. Kondisinya jinak-jinak, sebagaimana layaknya hasil penangkaran. Diperkirakan, burung-burung ini juga hasil penangkaran di Vietnam. Ini terlihat dari ring kode pada kaki burung.
Berapa harga seekor murai batu jantan muda usia ini? Ternyata tidak jauh berbeda dari harga di pasaran domestik, sekitar Rp 1,75 juta / ekor. Bahkan lebih murah daripada harga trotolan murai hasil breeding di negara kita, yang minimal seharga Rp 2 juta. “Kualitas burung pun tetap sama seperti hasil ternakan di sini,” kata Om Mansur. (d’one)