Makin menyempitnya aliran-aliran sungai, ditambah pencemaran dan kerusakan habitat, membuat spesies burung rajaudang meninting / blue-eared kingfisher (Alcedo meninting) makin tersingkir dari wilayah yang selama ini menjadi tempat berbiaknya. Rajaudang meninting merupakan jenis burung pemakan ikan dari keluarga Alcedinidae.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Spesies ini dulunya sering terlihat di dekat sungai atau persawahan yang dekat dengan permukiman warga. Namun karena habitatnya dari waktu ke waktu terus menghilang, burung pemburu ikan dan udang ini makin tersingkir.
Rajaudang meninting mempunyai postur tubuh berukuran kecil, dengan panjang sekitar 15 cm. Bulu-bulunya indah dengan warna-warni sangat kontras. Tubuh bagian atas berwarna biru terang mengkilap, sementara tubuh bagian bawah merah-jingga terang.
Cuping telinganya tertutup oleh warna biru mencolok. Inilah yang membuat para ornitholog menamakannya sebagai blue-eared kingfisher alias rajaudang bertelinga biru. Iris matanya cokelat, paruhnya besar berwarna kehitaman dan kaki kemerahan.
Bentuk kepala dan paruh yang besar kontras dengan tubuhnya yang cenderung bulat dan berekor pendek. Tapi hal inilah yang membuat penampilannya makin eksotik.
Meski berpenampilan seperti itu, rajaudang meninting sanggup bergerak / terbang sangat cepat. Bahkan bentuk paruhnya yang unik ini menjadi inspirasi para insinyur di Jepang untuk membuat kereta supercepat.
( baca juga Burung rajaudang, si gesit yang harus dilestarikan )
Beberapa puluh tahun lalu, warga yang mukim di perkotaan, pinggiran kota, apalagi pedesaan masih bisa melihat spesies burung ini terbang dan menukik cepat saat berburu mangsa yang berupa ikan, udang, dan sejenisnya.
Namun pertambahan penduduk yang sangat pesat, menyempitnya habitatnya yang berupa rawa-rawa, kerusakan lahan hijau di pinggiran sungai, dan pecemaran menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup spesies ini.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Rajaudang meninting memiliki wilayah persebaran cukup luas di Indonesia. Ada enam subspesies / ras, yaitu:
- Alcedo meninting meninting: Wilayah persebaran di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, Kepulauan Banggai dan Sula.
- Alcedo meninting verreauxii: Wilayah persebaran di Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka dan Belitung, Kalimantan, serta Kepulauan Palawan dan Sulu di Filipina.
- Alcedo meninting scintillans: Wilayah persebaran di Myanmar selatan
- Alcedo meninting rufigastra: Wilayah persebaran di Kepulauan Andaman.
- Alcedo meninting phillipsi: Wilayah persebaran di Kerala dan Srilanka.
- Alcedo meninting coltarti: Wilayah persebaran di India, Nepal, Myanmar, Thailand, dan Indochina.
Semua jenis burung rajaudang (tidak hanya rajaudang meninting) mempunyai cara berburu sangat unik. Dengan kecepatan tinggi, mereka menembus permukaan air untuk menangkap mangsanya yang berupa ikan, udang, atau serangga air.
Bulu-bulunya seperti didesain tidak mudah basah (lepek) ketika terkena air, karena mereka memiliki ritual dalam menjaga bulu-bulunyatersebut. Setelah berburu dan memakan hasil buruannya, mereka akan langsung mengolesi bulu-bulunya dengan minyak yang berasal dari pangkal ekornya. Hal itu pula yang membuat mereka tidak mudah tenggelam ketika menyelam di dalam air.
Selain memangsa ikan dan satwa air lainnya, burung ini juga menyukai serangga terutama kumbang dan serangga-serangga kecil yang ditemukannya. Paruhnya yang besar dan kuat mampu mengoyak kulit serangga, kerang, atau kepiting yang cukup keras.
Sayangnya, keberadaan burung ini rajaudang meninting makin sulit ditemukan, terutama di kawasan-kawasan yang dekat permukiman warga.
Video burung raja-udang meninting
Suara burung raja-udang meninting | DOWNLOAD
Om Kicau juga pernah menyediakan beberapa audio burung rajaudang atau cekakak. Silakan buka tautan di bawah ini:
Beberapa jenis burung cekakak dan suaranya untuk masteran