Kontes FairPlay Cup yang menerapkan penilaian SapuRegel Bird Contest System berlangsung meriah di Lapangan Dinakkeswan Balekambang, Solo, Minggu (1/3). Even ini sekaligus mencetak rekor tersendiri, di mana seekor lovebird mampu menjuarai lima kelas sekaligus (quintrick), bahkan nyaris meraih 6 kali juara 1. Sang fenomenal itu tidak lain lovebird Kusumo milik H Sigit WMP dari Klaten.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kusumo benar-benar menjadi bintang lapangan. Turun enam kali, lima di antaranya menjadi juara 1. Hanya satu kelas yang terlepas dari genggamannya, yaitu Balekambang, yang dimenangi lovebird Lorde milik M Adrian dari Sukoharjo. Saat itu, penampilannya sedikit menurun karena birahi. Tetapi Kusumo masih mampu bertengger di urutan kedua, yang membuktikan betapa ruarrr biasa aksinya di lapangan.
Sayangnya, even yang sesungguhnya ingin mencoba menerapkan sistem baru, yang diharapkan lebih fairplay karena tidak memungkinkan juri yang satu dan lainnya ebrmain mataini ternoda oleh insiden yang tidak perlu.
Di Kelas Fairplay untuk jenis lovebird, sejumlah peserta melakukan komplain dan mengajak sejumlah peserta lain untuk mengembalikan tiket dan mengancam pulang.
Itok LB Shop selaku ketua pelaksana lomba mengaku kecewa dengan perilaku sebagian kicaumania yang dianggapnya kurang dewasa. “Tadi saya juga memantau secara seksama. Menurut saya, hasil penilaian juri sudah benar,” ujarnya.
Insiden kecil itu terjadi karena sebagian peserta belum sepenuhnya faham terhadap sistem penilaian SapuRegel. Padahal, panitia sudah membagikan aturan main maupun sistem penilaian menggunakan SapuRegel Bird Contest System.
“Sebagian peserta kurang sabar melihat hasil lengkap dan lembaran penilaian juri. Karena tidak memakai bendera kecil tanda burung sudah dipantau, juga tidak memakai bendera A-B-C, tahu-tahu diumumkan juara satu, dua, tiga dan seterusnya. Untuk mengejar waktu, begitu ketemu 10 besar, juri diminta mengurutkan juaranya, tidak menancapkan bendera nominasi terlebih dulu,” jelas Om Itok.
Itu terlihat pada data juara Kelas Fairplay, di mana juara 4, 6 sampai 9 tidak mengambilnya. Mungkin karena mengira burungnya tidak masuk daftar juara, serta termakan ajakan untuk mengembalikan tiket. “Ya sudah, tak apa-apa. Yang minta tiket dipulangkan saya terima, uang juga saya kembalikan,” lanjut Om Itok.
Pada sesi berikutnya, Kelas Depok, terlihat peserta tinggal separo, karena sebagian tetap memilih mundur. Namun di kelas-kelas lovebird berikutnya, termasuk Kelas Khusus LB Bursa, peserta kembali penuh. Menurut Bagian Tiketing, sebagian peserta yang semula mengembalikan tiket, pada akhirnya memilih membeli kembali tiketnya dan mengikuti kelas-kelas selanjutnya.
Khusus kelas lovebird, panitia akhirnya berkompromoi dengan kembali memakai bendera A-B-C yang masih difahami sebagian besar peserta.
Terlepas dari masalah di atas, lomba berjalan lancar didukung oleh cuaca yang bersahabat, kendati sempat mendung dan gerimis kecil. Namun sampai lomba berakhir tidak turun hujan.
LB Kusumo bikin orang geleng-geleng kepala
Insiden juga tidak mempengaruhi kedigdayaan lovebird Kusumo, yang merebut lima dari enam kelas yang diikutinya. Panitia membuka tujuh kelas lovebird. Satu-satunya kelas yang tak diikutinya adalah Kelas Khusus LB Bursa.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mereka yang datang menyaksikan, mulai dari panitia, tim juri, penonton umum, bahkan juga lawan-lawannya pun mengakui keunggulan dan keistimewaan Kusumo.
Om Tony Black dari SapuRegel Team juga geleng-geleng kepala, serta mengakui baru kali ini melihat lovebird segila itu. Pada akhir lomba, misalnya, sambil bergurau dia bertanya kepada salah seorang kru Om Sigit WMP, “Wah.., itu power banknya pakai merek apa Om, kok ndak ngedrop-ngedrop.”
( lihat juga video lovebird Kusumo di sini )
Ada lagi peserta yang nyeletuk keras sambil berlalu di pinggir lapangan, “Waduh, tidak main lovebird dulu ah kalau Kusumo belum mbrodol.”
Burwanto, ketua panitia, menganggap lovebird Kusumo ibarat radio. Begitu digantang dan disetel “on”, burung langsung ngekek panjang. Istirahat sebentar, nembak lagi. Begitu seterusnya.
MB Intan 39 kembali juara
Pertarungan di kelas lain tidak kalah seru. Murai batu Intan 39 milik Mr Agus dari Grabag BC sukses menjuarai Kelas Fairplay, diikuti Maestro milik Edy Kim Magetan.
Pekan lalu, MB Intan 39 malah berhasil meraih double winner dalam even Wali Kota Cup Salatiga. Di kontes akbar Valentine Day Jogja (15/2), Intan 39 meraih juara kedua Kelas Ring Valentine. Grabag BC bakal menggelar kontes 15 Maret 2015.
RFS Purwodadi menurunkan jago barunya, murai batu Donking, dan kebagian sekali juara 1 di Kelas Depok, diikuti Sadewa Raja milik Hakim Arif (Naga Hitam BC). Adapun murai batu James Bond milik Daris dari Cawas Klaten menjuarai Kelas IKPBS.
Damar dan kawan-kawan Duta Soeharto Cup II unggul di kelas kacer Fairplay dengan gaconya Sunda Kelapa. Burung milik Willy JP Hero Belitung itu tampil kesetanan pada sesi kedua tersebut. Sesi awal, yaitu Kelas Depok, dimenangi kacer Alexis milik Edy Rama Sakti yang mengibarkan Naga Hitam BC.
Kenari King Arthur milik Mr Vianno/Agus P (Naga Hitam BC) yang dikawal Agus Delta merebut posisi pertama di Kelas Balekambang. Burung ini mengungguli Raja Makan milik H Gopilo dan Bumble Bee milik Noor RS (Luwes BC).
Sebelumnya, dalam Kelas IKPBS, King Arthur harus puas menjadi runner-up, di bawah Janoko milik H Sigit WMP. Om Vianno sengaja mengistirahatkan kenari Strada, juara Valentine Day Jogja. “Strada kita siapkan ke even Soeharto Cup di Jogja, 8 Maret mendatang,” ujarnya.
Cucak hijau Casper milik Banni SSA tampil paling oke di Kelas Fairplay. Burung ini mengungguli Anak Haram milik Helmy Asalvo (Jogja) dan Arjuna milik Kurniawan (Putra Kurma SF Sragen).
Sayangnya, di Kelas Depok, penampilan Casper menurun. “Didis Om, harus puas juara empat. Andai tidak didis, secara materi saya yakin bisa juara lagi. Tetapi begitulah burung, tidak selalu sesuai yang kita inginkan. Selama dua bulan terakhir, Casper selalu turun tiap minggunya, belum istirahat,” kata Om Banni.
Cendet Listrik milik Om Gunawan Santoso (Mr Loper Semarang) menjuarai Kelas Balekambang. Gaco ini harus berbagi gelar juara dengan cendet Miko milik Antok-Fandi Kalasan (Duta Soeharto) yang menjuarai Kelas Depok.
Dua kelas anis merah dimenangi Raja Organik milik Agus Supra. Cucak jenggot Montela milik Gus Ray juga tampil sebagai juara, mengulangi prestasi di Valentine Day Jogja. Juara 2 dan 3 diraih Monalisa milik Bayu Sragen dan Bukan Teroris milik Selaksa Jagat SF Jogja.
Even ini juga dihadiri Mr Taufan dari Yon 22 Kopassus Grup 2. “Pengin lihat-lihat seperti apa lomba burung. Soalnya tanggal 26 April nanti kita punya gawe besar, jadi mulai sekarang saya dan teman-teman dari Kandang Menjangan mulai lihat-lihatlah, sambil belajar, agar nanti tidak lagi canggung,” ujarnya kepada Om Kicau.
Di pengujung lomba, panitia mengumumkan H Sigit WMP sebagai juara umum SF. Adapun juara umum BC diraih Naga Hitam. Tim pimpinan Om Yogi Naga Hitam ini siap memberi dukungan penuh untuk even Soeharto Cup II di Jogja, Minggu (8/3) mendatang.
Om Warjo (ketua IKPBS), Om Burwanto, dan Om Itok LB Shop mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya terhadap even ini. “Mohon maaf jika ada kekurangnyamanan selama mengikuti even ini. Kami tidak punya niat lain, selain ingin memberikan yang terbaik,” kata Om Warjo. (Waca)
Hasil Lomba FairPlay Cup (klik di sini)
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2