Cerita kali ini mengenai Om Herfan, kicaumania asal Pekanbaru, Provinsi Riau, yang awalnya penggemar burung rumahan dan sama sekali tak mengenal dunia lomba burung berkicau. Sekarang namanya makin dikenal di Riau, khususnya Pekanbaru, menyusul prestasi yang terus-menerus diraih murai batu blacktail miliknya yang bernama Klewang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Herfan yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta tidak mengira kalau pada akhirnya dia bisa memiliki burung jawara bernama murai batu Klewang. Sebab saat membeli burung ini, dia belum faham betul mengenai seluk-beluk dunia kicaumania, terlebih even-even lomba di Pekanbaru.
“Yang saya beli pun hanyalah burung rumahan, yang perawatannya biasa-biasa saja. Nggak nyangka jika Klewang sekarang berubah 180 derajat menjadi murai batu ekor hitam yang kerap berprestasi, bahkan makin diperhitungkan di Riau, khususnya Pekanbaru,” kata Om Herfan.
Karena yang dibeli hanya burung rumahan, Om Herfan sejak awal tidak berniat menurunkannya di arena lomba. Dua tahun di tangannya, Klewang baru sekali mabung. Selama itu pula, murai blacktail ini tetap menjadi burung rumahan.
“Burung ini sama sekali tidak menunjukkan keistimewaan. Saya sempat gonta-ganti pakan dan EF (extra fooding), eh… tetap juga nggak mau bunyi dan hanya sesekali ngeriwik saja,” kenang Om Herfan.
Bahkan sempat terbersit keinginan untuk menjualnya kembali kepada pemilik lama. Tetapi pemilik lama mengaku rehat main burung, karena aktivitas pekerjaannya makin padat.
Dalam pikiran galau, Om Herfan berencana membawanya ke arena lomba yang lokasinya tidak jauh dari kediamannya. Pagi hari, dia sudah menyiapkan MB Klewang dan membawanya ke arena lomba. Tapi dia ragu untuk menurunkannya, takut malu jika Klewang tidak mau bunyi saat digantang.
Om Herfan kemudian mengetes murainya dengan cara membuka kerodongnya, lalu menggantangnya di dekat arena lomba. Hasilnya, MB Klewang yang selama ini nggak mau bunyi dan hanya sesekali ngeriwik, justru mau melawan dengan mengeluarkan semua isian hasil pemasteran menggunakan audio mp3.
Hampir satu jam lamanya klewang bernyanyi secara fasih. Saat itu, ada kicaumania yang mendekati, dan mau tukar tambah dengan MB ekor putih miliknya. Om Herfan hanya tersenyum menanggapi keinginan orang tersebut, dan menganggapnya sebagai candaan.
Dari eksperimen ini, Om Herfan menyimpulkan bahwa murai Klewang termasuk tipe burung yang hanya diam di rumah, tapi trengginas ketika mendengar suara burung sejenis.
Dia lalu berencana menurunkan burungnya dalam lomba burung, meski perawatannya biasa-biasa saja. Benar saja, saat tampil perdana, penampilan Klewang sungguh mencengangkan, dan langsung menjuarai kelas MB ekor hitam.
Sejak itu, Klewang mulai rutin diturunkan dalam even-even lomba di Pekanbaru dan sekitarnya. Prestasi puncak terjadi dalam even akbar Launching BnR Riau di Alam Mayang Pekanbaru, 25 Januari lalu, yang diikuti sejumlah kicaumania dari berbagai provinsi di Sumatera.
Hasilnya membuat Om Herfan tak percaya. Klewang si murai ekor hitam ini meraih juara 1 Kelas Sangkar BnR yang juga diikuti sejumlah murai batu ekor putih. “Padahal Kelas Sangkar BnR full 70 gantangan, dan yang tampil murai-murai hebat di Sumatera, baik ekor putih maupun ekor hitam,” kata Om Herfan.
Perawatan harian dan lomba untuk MB Klewang
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perawatan harian murai batu Klewang tidak jauh berbeda dari murai batu pada umumnya. Extra fooding hanya berupa jangkrik, yang diberikan setiap pagi dan sore masing-masing 5 ekor.
Adapun perawatan lomba dimulai sejak H-1, di mana porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 7 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada sore hari, ditambah sedikit kroto. Hari itu Klewang full kerodong, disimpan dalam ruangan khusus selama seharian.
Pagi hari sebelum berangkat ke lapangan, burung dimandikan dan diumbar dulu selama 30 menit. Setelah itu dikerodong sampai dibawa ke lapangan.
Setiba di lapangan, Klewang ditempatkan di dekat arena lomba sambil dikerodong. Tujuannya agar burung mengenal lingkungan di sekitarnya. Saat itu Klewang biasanya bunyi, mengeluarkan variasi-variasi lagu yang dimilikinya.
“Meski dikerodong, Klewang tetap mengeluarkan variasi-variasi lagunya. Senjata andalannya adalah suara burung gereja tarung yang sangat bersih dilafazkannya,” kata Om Herfan.
Sebelum sesi murai batu dimulai, kerodong dibuka sebentar, untuk mengangkat pakan, EF, dan air minum di dalam sangkar. Ini untuk menghindari burung makan atau minum saat berlomba.
Catatan Om Kicau
Kisah ini bisa menjadi motivasi bagi muraimania lainnya, bahwa burung yang selama ini hanya diam saja di rumah, atau hanya sesekali ngeriwik, bukan berarti tidak bagus. Persoalannya, Anda belum mencoba melakukan gathering atau ngetrek dengan murai-murai lainnya. Dalam hal ini, Om Herfan mengetreknya dengan cara menggantang burung di dekat arena lomba yang tidak jauh dari rumahnya.
“Kunci utamanya memang terletak pada kesabaran. Meski klise, saya sudah membuktikan kebenaran itu semua,” tandas Om Herfan.
Kasus murai batu yang di rumah hanya diam saja, tapi sangat fight di lapangan, juga pernah terjadi pada beberapa burung jawara lainnya, antara lain:
Masalah ini juga pernah disinggung dalam artikel Menjawab pertanyaan yang paling sering diajukan seputar murai batu.