Di Blok Timur, cendet termasuk salah satu burung lomba yang paling digemari. Pamornya hampir sejajar dengan murai batu, cucak hijau, dan lovebird. Peserta di kelas cendet senantiasa ramai, dengan gaco-gaco yang tipikalnya sangat bervariasi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ada cendet yang memiliki lagu-lagu kasar dan kristal, paduan roll-tembak yang panjang, volume tembus hingga ke luar pagar, dan berbagai keunggulan lainnya. Semua itu terekam pula dalam gelaran Gagak Sakti di Gresik, Minggu (16/8) lalu.
Dalam gelaran itu, cendet Hellowen milik Om Beng Beng (Bandung) menjadi salah satu bintang lapangan. Burung yang sehari-hari dalam perawatan Om Irul Kumis di Gresik itu menjuarai Kelas ABM dan juara 2 Kelas Mr 44.
Dua cendet jawara berhasil ditaklukkannya di Kelas AMB, yaitu Jaya Wijaya koleksi H Arif W (Gresik) dan Tompel milik H Tohari (Surabaya). Pada Kelas Mr 44, Hellowen meraih juara kedua di bawah Tompel.
“Penampilan Hellowen di Kelas Mr 44 memang sedikit menurun, tapi secara umum masih bagus dan beda-beda tipislah. Kita hargai hasil keputusan juri,” jelas Om Irul Kumis penuh sportivitas.
Om Irul lantas menjelaskan tip perawatan dan setelan cendet Hellowen yang dipercayakan Om Beng Beng kepadanya. “Sebenarnya tidak neko-neko. Sehari-hari, saya hanya memberinya voer sebagai pakan utama, dan jangkrik sebagai pakan tambahan, masing-masing lima ekor pagi dan sore hari,” tuturnya.
Apabila pemain cendet atau burung pemakan serangga lainnya cenderung memadukan jangkrik dan kroto, terutama menjelang lomba, maka tidak demikian dengan Om Irul. Jelang lomba pun, dia tak memberi kroto kepada Hellowen.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tentu hal ini disesuaikan dengan kemauan Hellowen sendiri yang tidak pernah mau mengkonsumsi kroto. Untuk menyiasatinya, maka beberapa hari jelang lomba, porsi jangkrik ditambah menjadi 10-15 ekor pagi dan sore hari, atau semaunya burung.
Mandi dilakukan dua kali seminggu. Adapun penjemuran setiap hari, dengan durasi sekitar dua jam. Usai dijemur, burung dianginkan sejenak, kemudian dikerodong dan baru dibuka kembali sore harinya.
Keistimewaan lain dari cendet Hellowen adalah mental bajanya. “Jika didekati orang tak pernah takut, masih ngeyel tetap bunyi. Gayanya di lapangan nagen, nancep, nyaris tanpa salto. Materi lagunya terdiri atas isian burung gereja tarung dan tembakan belalang sawah,” kata Om Irul.
Om Beng Beng dan krunya bakal menurunkan cendet Hellowen dalam even kolosal Piala Raja di Candi Prambanan Jogja, Minggu 6 September 2015. Tentu tak hanya Hellowen, tetapi sebagian besar amunisi Om Beng Beng baik yang ada di Gresik maupun Bandung.
Beberapa andalan Om Beng Beng antara lain cucak hijau Magazine dan kenari Skin Head. Kedua burung ini baru saja menjuarai even akbar Piala Ronggolawe di Cibubur, 9 Agustus lalu. Prestasi keduanya sudah seabrek (silakan cek di sini).
Selain cucak hijau Magazine, dia juga memiliki dua gaco di kelas yang sama, yaitu Peterpan dan Kreator. Ada lagi murai batu Bintang, juga lovebird Viking dan Sepultura. “Tiket Piala Raja sudah terpesan. Insya Allah pasti berangkat,” tandas Om Irul. (Waca)