Sudah dua tahun lebih Om Saidi mengelola penangkaran murai batu Bowo Bird Farm (BF) di Citeurep Bogor. Tak terasa produknya terus berkembang pesat. Ratusan ekor anakan murai batu telah ditetaskan dari farmnya yang megah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Saidi memiliki cara unik untuk mempererat hubungannya dengan para pelanggan, terutama kalangan pemain lomba. Apabila ada pelanggan membeli murai batu hasil ternaknya, kemudian menjadi jawara di lapangan, maka Om Saidi akan memberi bonus seekor anakan murai.
Pelanggan Bowo BF tak hanya di kawasan Jabodetabek saja, melainkan juga tersebar di berbagai kota bahkan luar pulau, khususnya Sumatera.
Saat ini Bowo BF memiliki 74 petak kandang murai batu, termasuk yang ditangani para peternak binaan yang mukim di wilayah sekitar. Jumlah anakan murai batu yang dihasilkan dalam 2 tahun ini sudah mencapai 500 ekor lebih.
“Sebagian besar produk murai batu yang sudah berumur setahun lebih kini di tangan para pemain lomba,” ujar lelaki yang juga sukses beternak burung cucakrawa ini.
Om Saidi memang tak mau kemaruk dalam menjalankan bisnis penangkaran murai batu maupun cucakrawa yang sangat cerah ini. Untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya, dia menerapkan sistem bapak-angkat dengan jalan membina para peternak murai batu dan cucakrawa di sekitar Bowo BF.
Sebagaimana breeder murai batu trah juara lainnya, Bowo BF juga menggunakan induk jantan dan betina hasil seleksi ketat. Sebagian besar induk jantan merupakan eks jawara lapangan, alias sudah pensiun dari arena lomba. “Bahkan untuk indukan betina, kami menggunakan hasil ternak sendiri,” jelas Om Saidi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Beberapa murai batu hasil ternak Bowo BF moncer di lapangan di tangan para pembelinya. Nah, sebagian di antara mereka rutin melaporkan perkembangan murai yang dibelinya dari Bowo BF.
“Bagi para pelanggan atau pembeli yang berhasil mengorbitkan murai produk Bowo BF, juara di lomba maupun sekadar latberan, saya berikan bonus seekor anakan murai,” lanjut dia.
Harga trotolan murai batu produksi Bowo BF memang bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per ekor, umur 1,5 – 2 bulan atau sudah bisa makan sendiri.
Siap bantu pemilik murai eks jawara
Om Saidi juga siap membantu para pemilik murai batu eks jawara yang sudah tak bisa lagi turun di lapangan karena berbagai hal, misalnya sudah surut prestasinya, cacat fisik, mata katarak, atau suaranya rusak.
Bantuan seperti apa yang ditawarkannya? “Saya siap menampungnya untuk diternak, agar dapat menghasilkan anakan murai trah juara pula,” jelasnya.
Murai jantan eks jawara tersebut bakal dikawinkan dengan murai betina hasil seleksi di kandang Bowo BW. Jika anakannya menetas, maka Om Saidi akan memberikannya kepada pemilik murai eks juara tersebut, sehingga dapat memperoleh generasi penerus yang diharapkan bisa berprestasi seperti bapaknya.
Murai batu yang pernah berprestasi, meski kemudian mengalami cacat fisik atau prestasinya kian menurun, tetap akan mewariskan sejumlah gen unggulnya kepada anak-anaknya, meski nantinya berbaur dengan kualitas gen dari induk betina.
“Kerjasama ini sifatnya sekadar memberi solusi kepada para pemilik murai batu eks jawara yang ingin mendapatkan keturunan darinya, namun tidak punya waktu atau tidak tahu bagaimana cara menangkarnya,” tambah Om Saidi.
Perlu diingat, prinsip kerjasama ini adalah menukar murai batu eks jawara dengan anakan murai jawara tersebut. Jadi murai eks jawara ini nantinya menjadi milik Bowo BF, yang ditukar dengan anakan yang menetas.
Sampai saat ini sudah ada lima pemilik murai batu eks jawara yang menjalani kerjasama unik ini. Untuk menjaga kepercayaan, pemilik bisa mengecek langsung perkembangan murai yang sedang diternak, mulai dari proses penjodohan, masa produksi, hingga pascapanen.
“Pemilik murai eks jawara bisa memantau langsung, agar lebih yakin kalau yang diternak adalah burung miliknya,” tegasnya. (d’one)