Hasil penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang kehidupan burung gereja liar (sparrow) yang hidup di lingkungan sekitar manusia. Penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Pusat Studi Nasional Prancis (CNRS) itu membuktikan bahwa suara bising dan ramai bisa memperpendek umur burung gereja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam penelitian tersebut terungkap, anakan burung gereja yang dibesarkan dekat jalan raya yang padat kendaraan atau tempat ramai memiliki penutup kromosom yang lebih pendek daripada anakan burung gereja yang dibesarkan di tempat tenang atau sepi.
Sebagaimana tali sepatu yang makin panjang makin kuat ikatannya, ujung pelindung kromosom yang biasa disebut telomere itu bisa dimanfaatkan untuk memprediksi umur dari sel. Bahkan para ilmuwan menemukan keterkaitan antara telomere dan masa hidup burung. Dalam hal ini, makin panjang telomere yang dimiliki seekor burung, makin panjang pula umurnya.
“Apa yang kami dapatkan ini menjadi bukti eksperimental peramal bahwa suara saja bisa mempengaruhi telomere di masa-masa awal kehidupan hewan-hewan liar,”demikian sebagian hasil riset yang diterbitkan dalam Jurnal Royal Society Biology Letters.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menggunakan suara rekaman dari jalan raya yang cukup padat, dilengkapi suara klakson dan mesin kendaraan yang menderu-deru. Rekaman suara itu kemudian diputarkan di dekat burung induk dan 21 anakan burung gereja, setiap enam jam sehari selama seminggu.
Adapun kelompok kedua yang terdiri atas 16 ekor piyik burung gereja dibesarkan dalam suasana yang relatif lebih tenang, yaitu di pedesaan Prancis, sebagai kontrol (pembanding) dari kelompok pertama.
Tatkala piyik-piyik burung gereja dari kedua kelompok itu berumur 9 hari, para peneliti memeriksa kondisi fisiknya secara lengkap, termasuk meneliti telomere. Hasilnya, piyik-piyik burung gereja pada kelompok pertama memiliki telomere yang lebih pendek. Sebaliknya, anakan burung gereja yang dibesarkan di tempat tenang memiliki telomere yang lebih panjang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Meski begitu, para ilmuwan masih belum yakin apa yang menyebabkan perbedaan telomere itu. Namun mereka berspekulasi, suara bising akan mengganggu waktu istirahat anakan burung gereja sehingga menyebabkan stres.
Perubahan pada telomere burung ini menambah daftar negatif pengaruh polusi suara terhadap kelangsungan hidup burung-burung liar. Sebelumnya, beberapa penelitian menemukan bahwa polusi suara menjadi salah satu penyebab mengapa banyak burung tidak mendapatkan pasangan saat musim kawin.
Baca lagi: Banyak burung di perkotaan yang jomblo
“Suara bising bisa mengganggu komunikasi akustik, terutama untuk burung. Itu yang paling penting” kata Alizee Meilere, salah seorang penulis hasil riset ini.
“Di tempat yang bising, burung tidak bisa menemukan pasangan yang baik, bahkan tidak mampu mendengar anak-anaknya saat meminta makan,” tambahnya.
Para peneliti meyakini, makin kecil telomere maka makin kecil pula perlindungannya terhadap kromosom. Hal inilah yang bisa merusak replikasi DNA serta meningkatkan risiko kerusakan sel-sel dan penyakit, termasuk kanker.
Nah, berdasarkan hasil penelitian ini, para penangkar burung kicauan disarankan membangun kandangnya di lokasi yang jauh dari keramaian, termasuk polusi suara seperti suara bising maupun suara yang sangat berisik. Selain bisa mencegah stres, kondisi yang tenang juga dapat membuat indukan merasa nyaman dan bisa menghasilkan anakan-anakan yang berkualitas.