Masih ada lagi kisah menarik di sela-sela pergelaran lomba burung berkicau Warehouse BnR Cup di Jogja, Minggu (1/11). Apa itu? Ya, pertemuan antara H Sigit WMP Klaten (pemilik lovebird Kusumo) dan Om Ade Sulistio KKLB Bandung (pemilik lovebird Jalal).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sudah bukan rahasia lagi jika kedua pemilik lovebird terbaik nasional itu sempat berseteru, terutama setelah Kusumo dan Jalal bertarung dalam even akbar Jaya Lestari Cup di Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur (25/10).
Om Kicau tidak perlu menyebut siapa yang lebih dulu memulai perseteruan ini, karena sudah banyak kicaumania yang mengetahuinya. Ini memang perseteruan modern, lantaran terjadi di media sosial.
Suasana ketika itu memang panas!!! Masing-masing melontarkan argumen mengenai kemenangan dan kekalahan jagoannya, terkadang diselingi saling ejek dan menawarkan tantangan.
Puncaknya Om Sigit WMP menantang Om Ade untuk mempertemukan lovebird Kusumo dan Jalal dalam even kemasan Dewa 99 di daerah Medaeng, Waru, Sidoarjo, yang dianggap sebagai EO netral dan sangat faham mengenai penilaian lomba di kelas lovebird.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di tengah karut-marut itu, muncullah Bang Boy yang ingin menengahi perseteruan keduanya. Pendiri dan Ketua Yayasan BnR itu kebetulan punya gawe di Jogja: Warehouse BnR Cup.
Sabtu (31/10), atau sehari sebelum kontes digelar, Bang Boy mengundang Om Ade Sulistio lebih awal daripada peserta lainnya. Maka, datanglah Om Ade ke Baliomah di kawasan Baciro, Jogja. Ini rumah Bang Boy yang sehari-hari difungsikan pula sebagai guest house.
Rupanya Bang Boy tidak sendirian di Baliomah. Di sana juga ada H Rico Lampung, ketua BnR Wilayah Sumbagsel. Yang mengejutkan, Om Sigit WMP pun sudah ada di lokasi.
Awalnya memang mengejutkan, namun berakhir dengan happy ending. Di Baliomah, Om Sigit WMP dan Om Ade saling meminta maaf. Keduanya pun sepakat berdamai, melupakan perseteruan selama ini.
“Ini kesempatan yang sangat bagus bagi saya untuk bisa langsung meminta maaf (kepada Om Sigit). Saya akui, kemarin-kemarin saya sangat emosional. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi saya agar ke depan bisa lebih bijaksana dalam menanggapi setiap permasalahan,” ujar Om Ade.
Hal senada juga disampaikan Om Sigit WMP. “Sesungguhnya sejak Ade minta maaf, saya juga sudah menganggap semua permasalahan selesai. Namun ketemu langsung seperti ini tentunya lebih bagus. Apalagi siutasi dan suasana di tempat ini juga terasa sangat damai, nyaman, dan menenteramkan,” balas Om Sigit.
Ya! Ini pembelajaran bagi kita semua, para kicaumania, dalam memahami apa itu hobi dunia burung kicauan. Hobi adalah sesuatu yang disukai, sesuatu yang bisa membuat hati tenang dan tenteram.
Lomba burung kicauan merupakan bagian integral dari hobi tersebut, meski tidak semua kicaumania menyukai lomba. Tetapi karena merupakan bagian integral, maka lomba burung mestinya juga tidak terlepas dari semangat untuk bersenang-senang, merasa nyaman, dan tenteram.
Apapun hasilnya, bagaimana pun kinerja para juri, lomba burung kicauan mestinya difahami sebagai even untuk bersenang-senang, refreshing dari rutinias sehari-hari, dan bersilaturahmi dengan rekan-rekan penghobi lainnya.
Yang menang jangan jumawa, yang kalah jangan nglokro. Apalagi kejumawaan itu dicetuskan dengan mengejek lawan yang menurut juri kalah. Apalagi muncul dalam media sosial yang jelas tak berbatas ruang dan waktu.
Syukurlah kedua maestro lovebird itu sudah saling memaafkan dan berdamai. Ke depan, kita semua masih akan menanti pertarungan sengit antara lovebird Jalal dan Kusumo. Namun kedua pemiliknya harus tetap rukun, sebagaimana pertemuan mereka di Baliomah Jogja. Hal ini mestinya juga berlaku bagi seluruh pemain lainnya, baik di kelas lovebird maupun kelas lainnya. (Waca)