Harga lovebird impor maupun hasil breeding lokal saat ini memang tak semahal 2-3 tahun lalu. Tapi untuk lovebird prospek, yang memiliki kualitas suara di atas rata-rata, harganya masih tetap tinggi. Ini bisa menjadi penyemangat bagi para penangkar untuk berlomba-lomba menghasilkan anakan lovebird yang kelak punya kualitas suara prima.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Banyak penangkar lovebird kualitas lomba yang tetap mampu meraup keuntungan memadai. Sebut saja Music BF Jakarta milik Om Tony Music, KKLB Bandung milik Om Ade Sulistio, Ananta 999 BF Sragen milik Om Anto 999, SZ BF Sampit milik Om Syaifuddin Zuhri, dan Ayi BF Bogor milik Om Ayi.
Om Ayi memang bukan importir, bukan pula peternak besar. Tapi kejeliannya memantau burung-burung kualitas pilihan dari para importir membuat koleksinya banyak diburu kalangan pemain. “Saya memang banyak ambil dari para importir, tetapi semuanya hasil seleksi,” jelasnya.
Lantaran semuanya merupakan hasil seleksi ketat, maka lovebird yang dipajang di rumahnya pun relatif terbatas. Semuanya merupakan burung prospek, siap lomba, dengan kisaran umur mulai 3- 8 bulan. “Meski umurnya baru tiga bulan, ngekeknya sudah panjang, rata-rata di atas 20 detik,” ujar Om Ayi.
Produknya mengalir deras, dengan harga tetap stabil di atas rata-rata. Sudah banyak lovebird produknya yang moncer di arena lomba. “Sebagian besar produk memang diambil teman-teman pemain. Ada salah satu anakan dari saya yang masuk tiga besar dalam even akbar Jaya Lestari Cup di Cibubur (25/10),” kata Om Ayi.
Yang menarik, lovebird-lovebird kualitas lomba ini tidak didominasi warna hijau standar. Yang dominan justru warna pastel hijau (pasjo), meski ada juga pastel kuning dan hijau standar.
“Yang sedang ngetren, alias banyak diminati, saat ini memang pasjo. Mungkin karena banyak pasjo yang sukses menjuarai lomba, he.. he.. he..,” jelasnya.
Umumnya, lovebird yang diternak Om Ayi merupakan hasil impor dari Taiwan, Belanda, serta beberapa negara Eropa lainnya. Sebelum dijadikan indukan, dia menyeleksinya berdasarkan ngekek panjangnya. Sebagian indukan juga berasal dari eks jawara di lapangan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk membudidayakan lovebird, Om Ayi lebih sreg menggunakan kandang koloni. Selain lebih praktis, induk-induk lovebird juga bisa memilih pasangan sesuai dengan selera masing-masing.
Om Ayi juga menjalin kerjasama dengan seorang breeder senior asal Cianjur. Dalam hal ini, indukan yang digunakan pernah berprestasi di lapangan. “Jadi tak hanya ngekek panjang, tapi volumenya harus kasar dan rapat, “ tambah lelaki yang juga juri senior ini.
Ayi BF Bogor memang tidak mengejar kuantitas produk, melainkan kualitas lovebird yang dihasilkannya. Itu sebabnya, produknya relatif terbatas namun diminati para pemain lovebird, khususnya di kawasan Jabodetabek.
Soal harga, tentu sangat bervariasi. Lovebird yang diboyongnya dari importir dan lovebird hasil breeding sendiri punya harga berbeda. Selain itu, tergantung kualitas suaranya pula. “Yang jelas, harga mulai dari 850 ribu hingga tiga juta rupiah,” tandasnya. (d’one)