Praktik penipuan dalam penjualan burung kicauan tak hanya terjadi dalam dunia online lho! Sekarang pun kembali marak berbagai praktik penyemiran dalam penjualan burung kicauan terutama oleh oknum pedagang di pasar burung. Banyak kicaumania pemula yang sudah menjadi korban. Bagaimana kita mesti menyikapi masalah ini? Diperlukan kewaspadaaan ekstra agar Anda tak menjadi korban berikutnya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Beberapa waktu lalu tersiar kabar mengenai beredarnya burung jalak putih abal-abal alias semiran di beberapa daerah. Modus sang penipu relatif sama, yaitu menggunakan kendaraan atau menggelar lapaknya di pinggiran jalan.
Kicaumania yang tertarik dengan jalak putih berharga miring tersebut tanpa ragu akan segera membelinya. Namun setelah dirawat beberapa hari kemudian, barulah diketahui bahwa burung tersebut adalah jalak nias di mana bulu-bulunya telah disemir dengan warna putih.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Selain kasus burung semiran, belum lama ini seorang kicaumania juga telah tertipu. Dia membeli burung yang disangkanya cucakrawa, dari seorang lelaki tua di kawasan Pasar Burung Jatinegara. Dia baru sadar telah tertipu, setelah mengunggah foto burungnya untuk dijual kembali dalam sebuah grup jual-beli burung di Facebook.
Kasus penipuan burung dalam kardus / kantong semen, maupun burung yang disemir, sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan kasus ini pernah menjadi perbincangan hangat pada akhir dekade 1090-an. Modusnya pun beragam, mulai dari menjual burung untuk alasan berobat ataupun untuk keperluan lainnya. Para penipu kerap beroperasi dalam angkot atau di sekitar pasar burung yang ramai pengunjungnya.
Biasanya, dalam melakukan aksinya, mereka ditemani beberapa orang yang berpura-pura tertarik ingin membeli, namun mengaku tak punya uang. Dia berusaha meyakinkan calon korbannya untuk segera membeli dengan alasan bisa dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Karena itulah, melalui artikel ini, Om Kicau mengajak sobat kicaumania agar lebih waspada dan lebih teliti sebelum membeli agar terhindar dari modus-modus penipuan tersebut.
Banyak penipu menggunakan burung-burung popular dan paling digemari di kalangan kicaumania, misalnya murai batu, cucakrawa, jalak putih, jalak suren jawa, ciblek, kacer, dan cucak hijau. Beberapa jenis burung tersebut sangat mudah disamarkan, menyerupai burung jantan maupun jenis lainnya.
Salah satu tips untuk menghindari penipuan tersebut adalah belajar mengenali karakter masing-masing burung kicauan popular tersebut. Cara paling sederhana dalam mengenal karakternya adalah melakukan pengamatan lebih cermat.
Dengan melakukan pengamatan secara cermat, kita bisa mengenali ciri-ciri fisik dan suara kicauan khas dari setiap jenis burung kicauan, sehingga tidak mudah terjebak dalam modus penipuan mereka.
Berikut ini beberapa modus dan trik yang paling umum dilakukan para oknum pedagang burung nakal:
- Menyemir sebagian bulu burung jalak nias atau jalak kerbau dengan menggunakan warna putih. Sang penipu kemudian menjualnya dan mengklaimnya sebagai burung jalak putih.
- Menyemir bulu pada bagian dagu hingga leher cucak hijau bakalan, sehingga menyerupai burung cucak hijau dewasa yang berkelamin jantan.
- Menyemir bagian bawah paruh cucak hijau dengan warna hitam bakalan, sehingga mirip cucak hijau bakalan jantan.
- Menyemir bulu dada kacer betina, kemudian menjualnya dengan mengklaim sebagai kacer jantan.
- Menyemir bagian bawah paruh burung ciblek, kemudian menjualnya dengan mengklaim sebagai ciblek jantan bakalan.
- Menyemir bagian ekor murai batu yang berwarna putih, kemudian menjualnya dengan mengklaim murai batu blacktail.
- Menyemir kepala jalak suren malaysia dengan warna hitam, kemudian menjualnya dengan mengklaim sebagai burung jalak suren jawa.
Khusus penipuan dalam penjualan burung cucakrawa, biasanya oknum pedagang nakal membidik kicaumania yang dianggapnya masih pemula. Mereka menggunakan burung cucak mutiara, yang memang mirip cucakrawa, dengan postur lebih mungil. Oknum pedagang sering mengklaimnya sebagai anakan cucakrawa.
( Lihat juga Burung cucak mutiara sering diklaim sebagai anakan cucakrawa )
Waspada lebih baik daripada tertipu. Sekali lagi, khususnya bagi pemula, sebelum berniat mencari burung di pasar-pasar burung, silakan pelajari dulu karakter dan ciri-ciri fisik burung kicauan. Tak ada salahnya jika Anda mengajak teman yang sudah berpengalaman agar terhindar dari berbagai modus penipuan.