Burung-burung penyanyi biasanya mempelajari lagu dari induknya atau burung sejenis yang berkelamin jantan. Yang menarik, berdasarkan penelitian di luar negeri, anakan burung yang menetas belakangan justru lebih cerdas dan lebih cepat dalam mengolah lagu-lagu yang dipelajarinya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Setidaknya hal ini dijumpai pada anakan kenari. Para peneliti dari Max Planck Institute for Ornithology di Seewiesen menemukan bukti bahwa anakan kenari yang menetas belakangan lebih cerdas dan cepat mengolah lagu-lagunya.
Dalam riset ini terungkap, selama fase pembelajaran, burung yang menetas lebih awal memiliki lebih banyak “guru” dewasa yang mengajarinya cara bernyanyi. Adapun burung yang menetas paling akhir / belakangan hanya mendapatkan sedikit guru, atau bahkan tidak sama sekali.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Para ilmuwan melakukan penelitian ini dengan membagi dua kelompok sampel. Kelompok pertama adalah anakan kenari yang menetas lebih awal, sedangkan kelompok kedua adalah anakan kenari yang menetas paling akhir.
Pada waktu musim gugur, kedua kelompok burung ini mempunyai penampilan lagu yang sama persis. Hal ini menunjukkan bahwa anakan kenari yang menetas paling terakhir mengalami percepatan dalam perkembangan lagu-lagunya. Selain itu, kelompok kedua juga memiliki kecerdasan lebih karena mampu mengolah lagu-lagunya secara baik, meski tidak didampingi “guru vokal”.
Pada masa remaja, kenari akan mempelajari lagu-lagunya melalui dua tahapan. Pertama, burung akan mendengar dan menghafal. Pada tahap ini, kenari muda akan lebih sering mendengar lagu-lagu yang dibawakan burung dewasa, kemudian menghafal bait demi bait dalam otaknya.
Tahap kedua, kenari muda mulai berlatih menyusun lagu-lagu yang selama ini didengarnya, sampai dia mampu menemukan lagu yang cocok dengan template yang sudah tersimpan dalam otaknya.
Durasi dari kedua tahap ini cukup bervariasi, tergantung spesies dan jumlah lagu yang telah didengar dan dipelajarinya, kemudian bisa dinyanyikannya dengan irama yang tepat.
Berdasarkan hasil pemutaran ulang yang dilakukan para peneliti, diketahui bahwa hanya dengan sedikit mendengar lagu saja sudah cukup bagi kenari remaja untuk membawakannya menjadi lagu yang layak.
Pada beberapa kawasan di dunia, musim kawin burung kenari biasanya berlangsung pada bulan Maret. Saat itulah burung remaja bisa mendengar suara nyanyian burung jantan yang sedang merayu betina.
Namun menjelang akhir musim kawin, lagu-lagu mereka mulai jarang terdengar, bahkan tak terdengar sama sekali. Karena itulah, anakan yang menetas pada akhir musim kawin bisa mengembangkan lagu-lagu yang berbeda, lantaran mereka tak mendengarnya langsung dari para gurunya saat tahap pertama pembelajaran berlangsung.
Para ilmuwan dari Departemen Perilaku Neurobiologi di Max Planck Institute for Ornithology lalu mulai meneliti apakah ada perbedaan dalam lagu-lagu dari kenari yang menetas pada awal dan akhir musim kawin. Dalam penelitian yang berlangsung selama empat bulan itu, mereka membuat sebuah kandang berukuran besar yang berisi lebih dari 60 ekor burung kenari.
Hasilnya, burung jantan dewasa akan mengurangi intensitas kicauannya menjelang akhir musim kawin. Bahkan pada akhir Juli, suara mereka benar-benar tidak terdengar lagi, karena sudah memasuki masa mabung.
“Hasil riset menunjukkan, kenari yang menetas belakangan mengalami percepatan dalam penguasaan lagu-lagu. Meski tidak ada guru (masterannya), tidak berdampak pada perkembangan lagu-lagunya,” kata Johanna Teichel, salah seorang penulis studi tersebut.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita.