Pada Oktober 2015, Om Whilly Ong melakukan take-over terhadap cendet Morata dari pemilik lama Om Benny AP (Rembang). Saat itu burung dalam kondisi mabung. Begitu beres mabung, Om Whilly sudah tidak sabar untuk menurunkannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Kendati kondisinya belum fit betul, Morata saya paksa tampil dalam even Denpom Cup di Malang, dan masih mampu berprestasi, juara kedua dan keempat,” ungkap Om Whilly Ong, newcomer dari kawasan Lawang, Malang.
Ketika kondisinya sudah fit, Om Whilly menurunkan lagi cendet Morata dalam kontes Ebod Solution Bird Champion di Waru, Sidoarjo (27/12). Gelar juara pertama pun diraihnya, selain masuk tiga besar pada kelas lainnya.
“Mestinya Morata bisa nyeri. Sayangnya, pada sesi terakhir, dia terlihat ketakutan, karena waktu itu menempati gantangan pinggir,” ujar Om Whilly.
Morata memang bukan burung kemarin sore. Ketika masih di tangan Om Benny AP, burung ini sudah moncer dalam berbagai even besar sepanjang tahun 2015. Misalnya juara 3 Piala Raja di Jogja (6/9), dua kali juara 3 Piala Pakualam di Jogja (14/6), dan juara 2 Proklamator Cup di Blitar (24/5).
Bahkan ketika mengikuti even Kebumen Award, 23 Agustus 2015, cendet Morata berhasil menjuarai dua kelas sekaligus alias double winner. Om Benny AP memang piawai mengorbitkan cendet jawara. Sebelumnya, dia juga sukses mengorbitkan cendet Neymar.
Om Whilly mengaku baru belajar main pentet. Meski demikian, dia tak mau setengah hati menekuni mainan barunya. Karena itu, dia berjuang mendapatkan cendet spesial, dan Om Benny menjadi salah satu tujuannya untuk berburu pentet jawara.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Benny sebenarnya masih sayang sama Morata. Namun lantaran Om Whilly terus merayunya, dia tak sampai hati menolaknya. Akhirnya cendet Morata terbang dari Rembang ke Malang, dan bersiap mengukir kembali prestasi terbaiknya tahun ini. (OK-2)