Even akbar Plaza Cup 4 tinggal sembilan hari lagi. Lomba burung berkicau kemasan PBI Semarang ini bakal berlangsung di Lapangan Yonif 400 / Raider, Jalan Setiabudi (Srondol) Semarang, Minggu 17 Januari 2016, mulai pukul 08.00
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti biasanya, persiapan panitia terbilang matang. Bahkan omkicau.com pun sudah diminta turut menyebarkan brosurnya sekitar tiga bulan lalu. Tak heran jika banyak kicaumania yang jauh-jauh hari sudah mendaftarkan diri, baik secara perorangan (SF) maupun tim (BC).
Panitia yang dikoordinasi Mr Yono Plaza dan Mr Samuel pun mengakui kalau persediaan tiket makin menipis. Apa sih yang membuat para kicuamania dari berbagai blok dan pulau ingin datang ke Plaza Cup? Padahal, pada hari yang sama, juga banyak pilihan untuk mengikuti even di tempat lain.
Berikut sejumlah alasan yang menjadi daya tarik Plaza Cup 4 yang telah dirangkum omkicau.com:
Pertama, Plaza Cup sudah digelar tiga kali sebelumnya, dan selalu awal tahun (Januari). Artinya, para peserta sudah mengerti, memahami, dan mengingat jelas berbagai hal pada even-even sebelumnya.
Secara umum, kesan mereka terhadap penyelenggaraan Plaza Cup 1, 2, dan 3 (bahkan terhadap even-even lain di bawah naungan PBI Semarang) sangat bagus: tertib, tegas, sekaligus nyaman.
Para peserta bisa tidak berteriak sama sekali, alias senyap dari teriakan dan bunyi-bunyian yang lain seperti tepuk tangan, suara peluit, dan sebagainya. Tapi peserta tetap bisa merasakan kenyamanan, tidak merasa tertekan lantaran dijaga para personel TNI.
Penerapan bendera start yang tegas sejak awal juga membuat peserta tak saling tunggu saat hendak menggantang burung, terutama pada kelas kacer, cendet, dan murai batu. Selama ini banyak even di mana panitia tidak mampu bertindak tegas, ketika para peserta saling tunggu cukup lama, sehingga waktu lomba pun molor.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kedua, pengaturan lomba benar-benar tertata rapi. Even Plaza Cup benar-benar sudah disiapkan dan direncanakan jauh-jauh hari, sampai hal-hal detail pun seperti tak terlewatkan. Mulai publikasi awal brosur yang sudah cukup lama, pemesanan tiket, kemudian alur lomba dari sesi ke sesi, pembagian hadiah, hingga penghitungan poin juara umum.
Perencanaan yang baik ini tentu didukung oleh sumberdaya kepanitiaan yang juga bagus. Kita tahu, Om Yono Plaza menjadi tokoh sentral, dan panitia yang dipimpin Om Samuel dan Tharom juga punya pengalaman lama dan jaringan luas. Ini yang membuat Plaza Cup dan gelaran PBI Semarang lainnya makin menarik dan diperhitungkan.
Ketiga, sudah banyak tokoh kicaumania lintasblok dan lintaspulau yang memastikan bakal hadir di Semarang. Kehadiran mereka tentu menjadi daya tarik tersendiri, membuat even ini makin prestise.
Suka dan tidak suka, kehadiran para tokoh ini memang dibutuhkan dalam kontes yang menyebut diri sebagai even akbar atau even berskala nasional. Para pemain lainnya, termasuk pemula, pun tertarik untuk datang dan tertantang untuk melampaui para seniornya.
Rivalitas Fitri BKS vs Sien Ronny
Keempat, yang kini sangat ramai diperpincangkan di berbagai lapangan, adalah rivalitas sengit antara Fitri BKS SF (Samarinda) dan Sien Ronny SF (Surabaya). Dalam dua bulan terakhir, kedua SF ini saling mengalahkan dalam berbagai even akbar di Tanah Air.
Selama ini, Fitri BKS SF yang memiliki sejumlah amunisi hebat di berbagai daerah sulit tergoyahkan, dan hampir selalu meraih gelar juara umum single fighter. Tetapi ketika Sien Ronny comeback, tokoh lawas di dunia kicaumania ini langsung mengubah peta persaingan. Beberapa kali dia tampil sebagai juara umum SF.
Kini kedua tokoh itu dikabarkan terus memburu jagoan-jagoan terbaik untuk ditampilkan pada tahun 2016, termasuk dalam even akbar Plaza Cup 4. Keduanya akan kembali bersaing secara head to head di Semarang.
Ini pasti sangat menarik, dan diharapkan turut andil menggairahkan dunia hobi burung kicauan. Tapi kita semua berharap, persaingan ketat itu harus tetap tidak boleh mengingkari hakikat hobi kicauan itu sendiri, yaitu ajang kegembiraan dan menjalin tali silarahmi antarkicaumania.
Memang, kalau melihat jumlah jagoan yang nyaris lengkap di semua kelas dan jenis burung, Fitri BKS secara matematis masih unggul. Apalagi untuk jenis burung yang sama, jagoannya juga berlapis. Hal ini terlihat di kelas kenari, kacer, murai batu, dan lain-lain.
Tetapi lomba burung kicauan tak bisa diprediksi secara matematis. Burung pun tak bersifat mekanis, sangat tergantung pada kondisi beberapa hari sebelum dilombakan hingga pada Hari-H di lapangan. Semuanya bisa berubah, apalagi Sien Ronny melalui orang-orang kepercayaannya terus memantau dan berburu jagoan.
Di anis merah, misalnya, Sien Ronny sepertinya masih unggul. Dia juga mengakui sedang memantau murai batu jawara dan kini hampir deal. Wah, murai batu yang mana ya…?
Aksi beli burung jawara yang dilakukan Fitri BKS dan Sien Ronny secara umum disambut positif oleh para penghobi, pelomba, dan pegiat EO. Sebab lomba menjadi makin ramai, harga burung di pasaran pun ikut terdongkrak.
Mengubah mindset peserta lomba
Menurut Om Samuel, ketua panitia Plaza Cup 4, ramainya para peserta yang hendak mengikuti even ini juga terkait dengan upaya mengubah mindset para peserta.
“Melalui berbagai publikasi, kami ingin mengubah cara pandang mereka. Lomba burung kicauan itu bukan cuma mengejar hadiah, atau yang terkait dengan nominal hadiah. Kalau pola pikirnya masih seperti itu, nanti malah menghalalkan segala cara,” ujarnya.
Om Samuel menambahkan, sejak gelaran pertama, Plaza Cup tidak pernah jor-joran hadiah. Bahkan dalam even keempat ini pun, hadiah juara 1 di kelas utama (Kelas Plaza Hotel) “hanya” Rp 5 juta dan bonus Rp 2,5 juta.
“Namun kami mengimbanginya dengan kualitas lomba yang akan selalu dikenang peserta. Juga trofi, medali, dan piagam yang ekslusif dan monumental. Itu membuat prestise Plaza Cup terangkat,” kata Om Samuel.
Selain itu, panitia juga ingin lebih menekankan pola pikir peserta mengenai arti penting silaturahmi. Salah satu daya tarik lomba burung itu adalah silaturahmi. Banyak kicaumania dari berbagai daerah yang datang dan berkumpul. Maka yang tadinya tak ingin datang, akhirnya ikut bergabung.
“Faktor ini perlu digarisbawahi, agar para peserta tak mengabaikannya. Persaingan itu ibarat bumbu penyedap. Okelah, namanya burung, tentu bisa menang dan kalah. Tidak bisa semuanya jadi juara. Tapi yang penting unsur silaturahmi tetap dikedepankan,” tambah Om Samuel.
Meski jumlah hadiah biasa-biasa saja, panitia memastikan tak ada potongan, berapa pun pesertanya. Juga tidak ada kuota jumlah peserta yang membuat jumlah ranking kejuaraan bisa berkurang. Semua ditentukan oleh kinerja burung di lapangan.
Mengenai juara umum BC dan SF, panitia Plaza Cip 4 juga mengingatkan kepada semua peserta agar mengikuti aturan main yang berlaku. Pada dasarnya, aturan itu hampir sama sejak dulu hingga kini. Untuk menghitung poin juara umum, dasarnya adalah struk.
Struk adalah ID burung yang sah. Agar bisa dihitung poinnya, struk harus disi lengkap, jelas, tanpa coretan, dan dikumpulkan sebelum lomba, saat masuk ke lapangan. Struk yang dikumpulkan dalam kondisi kosong, atau ada coretan, atau dikumpulkan setelah juri menancapkan koncer, tidak berlaku untuk poin juara umum.
“Khusus kelas ring, poinnya dua kali kelas biasa. Burung yang dibeli setelah juara, poin masih masuk ke pemilik lama. Panitia tidak kuasa untuk menilai apakah burung A betul milik B, atau baru dibeli B. Apakah burung M benar-benar milik N, atau baru saja dibeli N. Jadi sekali lagi, dasarnya adalah struk yang sah,” tandasnya. (Waca)