Tanpa terasa, Liga Burung Berkicau SRJ (Sumbar – Riau – Jambi) sudah berlangsung enam seri. Kini tinggal seri penutup alias Grand Final Liga SRJ yang bakal digelar di lapangan permanen Kobar BC, Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu 31 Januari 2016.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Lapangan Kobar BC juga pernah menjadi tempat penyelenggaraan Liga SRJ Seri II, Minggu 1 November 2015. Saat itu suasana lomba sangat meriah, dan diharapkan kembali terulang dalam Grand Final (31/1) mendatang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dharmasraya BC yang saat ini memuncaki klasemen sementara BC / tim bertindak sebagai tuan rumah. Sebagai tuan rumah, tentu Om Solker dan kawan-kawan ingin mempertahankan prestasi di kandang sendiri.
“Namun yang lebih penting, kami ingin menjadi tuan rumah yang baik, dapat memberi pelayanan sebaik mungkin kepada tim-tim lain yang berpartisipasi dalam even ini,” kata Om Dalpewan Dt Rajo Lelo, ketua Dharmasraya BC.
Dalam laga pamungkas ini, panitia membuka 4 kelas liga dan 1 kelas non-liga yang seluruhnya mencakup 21 sesi lomba. Tujuh sesi di antaranya loss gantangan.
Kelas bergengsi Sprint SRJ (tiket Rp 150.000) terdiri atas murai batu dan kacer. Juara 1 mendapat hadiah uang pembinaan Rp 1,5 juta, bonus Rp 500 ribu, dan trofi.
Murai batu dan kacer juga dilombakan pada Kelas Bintang Jambi (tiket Rp 120.000), Bintang Sumbar (Rp 100.000), dan Bintang Riau (Rp 80.000). Khusus Kelas Bintang Jambi dan Bintang Sumbar, sesi murai dan kacer bersifat loss gantangan. Sesi kapas tembak, lovebird, dan kenari pada Kelas Bintang Riau juga loss gantangan.
Menurut Om Yasman, ketua pelaksana Grand Final Liga SRJ, persiapan teknis dan nonteknis untuk even pamungkas ini sudah mencapai 80%. Informasi selengkapnya bisa dilihat pada brosur. Tiket bisa dipesan melalui Om Solker (0811 6655 31) atau Om Dalpewan (0811 6639 33).
Dharmasraya BC berpeluang besar meraih gelar juara umum BC yang berhadiah Rp 3 juta untuk juara 1, Rp 2,5 juta untuk juara 2, dan Rp 1 juta untuk juara 3. Namun tiga tim lainnya juga layak diperhitungkan, yakni Bungo BC, Bangko BC, dan BBM Team.
Persaingan memperebutkan gelar burung terbaik pada masing-masing kelas juga tak kalah seru. Namun murai batu Baladewa besutan Om Acun dan cucak hijau Bromo andalan Om Rino sudah bisa dipastikan menjadi burung terbaik.
Hingga seri keenam, murai batu Baladewa mengumpulkan 590 poin, jauh meninggalkan Lorenzo orbitan Om Bujang Nibung (Bangko BC; 380 poin). Begitu pula cucak hijau Bromo. Gaco milik Om Rino ini sudah mendulang 580 poin, sulit dikejar Raden milik Om Ela (340 poin).
Sebenarnya cucak hijau Bromo dan Raden relatif berimbang. Tetapi karena Raden absen hingga tiga seri, sementara Bromo hanya absen sekali, maka poinnya berselisih cukup jauh.
Predikat kacer terbaik, kapas tembak terbaik, lovebird terbaik, dan kenari terbaik masih sulit diprediksi. Pasalnya beberapa burung memiliki peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik. (Kontributor: Om Marawa)