Meski belum genap dua tahun, usaha penangkaran murai batu Kings Robyn BF Bogor milik Om Yana mengalami perkembangan cukup pesat. Produknya sudah mengalir ke sejumlah pemain murai batu, khususnya di wilayah Jabodetabek. Sebagian di antaranya bahkan moncer di lapangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nama King Robyn BF berasal dari salah satu murai jawara koleksi Om Yana, yaitu murai batu Robyn. Burung ini kerap menjuarai lomba, termasuk dalam even Danpusdikzi Cup (24/1) dan Ronggolawers Cup I (14/2), keduanya berlangsung di Bogor. MB Robyn sukses menjuarai kelas utama, mengalahkan sejumlah nama besar di Jabodetabek.
( Video murai batu Robyn bisa dilihat di sini )
Prestasi murai batu Robyn membuktikan kalau sang pemilik memang jeli dalam mengkoleksi burung-burung unggulan. Begitu pula dalam urusan breeding murai batu. Dalam mengelola penangkaran ini, Om Yana dibantu adiknya, Om Abdul, serta Mang Ali selaku mekanik andalannya.
Kings Robyn BF yang bermarkas di Jalan Rancamaya Bitungsari, Ciawi, Bogor, melakukan seleksi yang ketat terhadap calon induk. Hanya dengan cara inilah kita bisa mendapatkan anakan-anakan dengan kualitas prima, khususnya untuk kepentingan lomba.
“Kami mensyaratkan, calon induk tidak hanya pandai berproduksi di kandang ternak, tapi juga harus memiliki track record atau prestasi di lapangan. Induk jantan harus punya mental tempur bagus saat di lapangan, volumenya tembus, dan postur harus sempurna,” tutur Om Yana.
Saat ini Kings Robyn BF memiliki 20 petak kandang induk. Setiap petak kandang berukuran panjang 2 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 3 meter. Kandang dibuat model terbuka, di mana bagian atas dan depan ditutup kawat halus.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Adapun dinding belakang, samping kiri, serta samping kanan menggunakan batako. “Dinding depan bersifat terbuka, agar burung terbiasa beradaptasi dengan lalu-lalang manusia,” jelas Om Yana.
Lantai kandang berupa pasir bercampur bebatuan halus, dilengkapi bak mandi dan dua kotak sarang yang ditempatkan pada sudut atas kandang. Burung pun bisa memilh kotak sarang yang dianggapnya lebih nyaman.
Petak-petak kandang ini tertata secara rapi di atas lahan yang menyatu dengan bisnis material milik Om Yana. Untuk memudahkan pengawasan induk dan anakan, dia memasang kamera CCTV di dalam kandang yang dihubungkan dengan layar / monitor ukuran 32 inci.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan, pasangan induk diberi menu jangkrik dan ulat hongkong. Kedua jenis pakan ini ditempatkan pada bak plastik di setiap kandang, dalam jumlah tidak terbatas. Dengan demikian, induk murai dapat berproduksi lebih maksimal, termasuk ketika memberi makanan untuk anak-anaknya.
Anakan murai dipanen pada umur 8 hari, diangkat bersama sarangnya, kemudian dipindah ke boks inkubator untuk dibesarkan oleh perawat. Anakan murai diajari makan sendiri hingga umur 1 bulan.
Setelah bisa makan sendiri, trotolan murai batu siap dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta / ekor. “Sudah banyak anakan hasil breeding kami yang mocer di lapangan,” ujarnya.
Dari 20 kandang ternaknya, ada dua kandang yang menjadi favorit pelanggan, yaitu kandang Kapten dan kandang Avatar. Induk jantan pada kedua kandang tersebut sering menghasilkan anakan-anakan berkualitas dan moncer di lapangan.
Rupanya, dua kandang favorit ini membuat H Kuwadi (pemilik NSM Bird Farm) penasaran. Dia lantas melakukan jebol kandang Kapten dan Avatar.
NSM BF dan Kings Robyn BF sebenarnya masih bertetangga. Lokasinya masih satu wilayah di daerah Warung Nangka, Ciawi, Bogor. “Ya, pasangan Kapten dan Avatar sudah diboyong Pak Kuwadi,” jelas Om Yana, tanpa menyebut nilai jebol kandang tersebut.
Meski sudah melepas dua kandang favoritnya, Om Yana masih memiliki beberapa pasangan indukan unggulan. Bahkan saat ini dia sudah menyiapkan materi induk yang baru. (d’one)
Semoga bermanfaat.