Srigunting batu / greater racket-tailed drongo (Dicrurus paradiseus) termasuk burung peniru ulung. Suaranya pun lebih baik daripada burung-burung sejenisnya. Bahkan hasil penelitian terbaru menyebutkan kecerdasan srigunting batu yang mampu meniru 35 jenis suara burung, dua jenis mamalia, dan dua jenis katak.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kemampuan srigunting batu dalam meniru aneka suara burung lainnya menarik minat seorang ilmuwan bernama Samira Agnihotri untuk menelitinya. Riset pun telah dilakukannya beberapa waktu lalu, dengan mengambil lokasi di hutan Biligiri Rangaswamy Temple Tiger Reserve, Karnataka Selatan.
Dengan berbekal mikrofon dan alat perekam suara, Samira yang meraih master biologi satwa liar dan konservasi di National Centre for Biological Sciences ini berusaha mengungkap lebih banyak kemampuan sebenarnya dari spesies ini .
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Dia membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan penelitiannya. Hasilnya, srigunting batu ternyata punya kemampuan meniru hingga 35 jenis suara burung yang berbeda. “Yang menarik, saya juga menemukan burung ini bisa menirukan tiga suara mamalia dan dua spesies katak,” katanya saat menyampaikan ceramah bertajuk “Vocal mimicry in birds: Sincere flattery or devious deception” di National Institute of Advanded Studies, Rabu (6/4/).
Dalam penelitian itu, Samira juga menemukan bahwa srigunting batu memiliki dua set suara panggilan mimikri yang berbeda. Satu set ditujukan kepada individu sejenis, yakni sesama srigunting batu lainnya, dan satu set yang lainnya ditujukan kepada srigunting dari jenis lainnya. Suara kicauan umumnya dilagukan untuk menandai wilayah teritori atau untuk menarik spesies lainnya.
Samira juga mendapati bahwa sebagian besar waktu srigunting batu digunakan untuk mempelajari dan menirukan berbagai jenis suara yang didengarnya. Itu bisa dilakukannya saat burung sedang sendirian, saat kawin, ketika ada spesies lain di sekitarnya, atau ketika mereka merasa terancam.
Penelitian tersebut mencontohkan bagaimana srigunting batu terus membuntuti burung pelatuk, lantas menirukan suaranya untuk mendapatkan pakan. “Saat burung pelatuk mematuki batang pohon, serangga akan keluar. Saat itu srigunting batu terlihat menyantap serangga-serangga tersebut. Itulah salah satu tujuan mereka menirukan suara,” tambahnya.
Penelitian mengenai perilaku burung kicauan ini diharapkan bisa membantu kita dalam mempelajari rute migrasi, dampak perubahan iklim, serta penyebab hilangnya keanekaragaman hayati. Informasi lain tentang srigunting batu dan perawatannya bisa dilihat kembali dalam artikel: Kemolekan dan kemerduan burung srigunting batu.