Di Blok Barat, murai batu masih menempati kasta tertinggi dalam berbagai lomba burung berkicau. Ada gengsi dan prestise tersendiri bagi pemenangnya. Ini pula yang membuat harga murai terus melambung, serta memacu para kicaumania untuk menangkarnya, baik untuk dijadikan lahan bisnis maupun sekadar hobi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Edy PLN, tokoh kicaumania senior dan pimpinan 279 Team, juga ikut menangkar murai batu. Belum lama ini, dia membangun 11 unit kandang ternak di Kampung Babakan, Bekasi Barat. Inilah modal awal untuk mengibarkan 279 Bird Farm (BF).
Lokasi penangkaran murai batu ini menyatu dengan kolam pemancingan dan peristirahatan pribadinya. Om Edy PLN membangun kandang-kandang ternak murai batu ini dengan desain cukup mentereng.
Kendati baru memiliki 11 unit kandang, materi indukan yang digunakan bukanlah burung sembarangan. Apalagi Om Edy PLN bersama 279 Team memiliki sejumlah amunisi hebat di kelas murai batu, misalnya Jet Lee.
Selama ini, Om Edy PLN mengoleksi sejumlah murai batu jawara di berbagai daerah. Karena jumlahnya terlalu banyak, dia tak sempat menurunkan semuanya. “Daripada tak pernah diturunkan (ke lapangan), ya akhirnya diternak saja. Hanya beberapa ekor yang masih kita lombakan, selebihnya diternak,” tutur Om Edy PLN.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Murai batu jawara yang dijadikan materi indukan 279 BF antara lain Jet Lee, Cantona Jr, Raja Solo, Satria, dan lain-lain. Semuanya pernah menjuarai lomba. Kandang yang berisi murai batu Jet Lee dan betina pasangannya menjadi salah satu kandang favorit.
Keputusannya untuk beternak murai batu ini sekaligus mendukung program Pelestari Burung Indonesia (PBI), bahwa mulai tahun 2017, hanya murai-murai hasil penangkaran saja yang boleh mengikuti lomba di lingkungan PBI.
Untuk teknis penangkarannya, Om Edy PLN mempercayakan sepenuhnya kepada Om Eko JBF yang lebih dulu memiliki penangkaran murai batu (dan lovebird) di kawasan Rawalumbu, Bekasi.
Bahkan breeding murai batu JBF yang memiliki 40 unit kandang pun kini menggunakan bendera 279 BF. “Jadi ada dua lokasi. Yang satu di markas JBF, yang satu lagi di markas 279 BF,” tambah Om Edy.
Bagaimana dengan induk betinanya? Om Edy tetap menggunakan trah jawara. Sebab, betina-betina yang dijadikan induk merupakan anakan dari murai jantan yang pernah menjuarai lomba. Sebagian lagi didatangkan dari rekan-rekannya di Jogja.
“Burung-burung saya dulu banyak diternak teman-teman di Jogja. Nah anakannya yang betina saya tarik ke Bekasi untuk dijadikan indukan di sini,” jelasnya.
Kandang breeding murai batu 279 BF memang megah. Setiap petak kandang didesain relatif minimalis, dengan panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 2,5 meter. Semuanya tertata rapi dan bersih.
Sebagaimana kandang ternak murai batu lainnya, dinding belakang serta dinding samping kiri dan kanan terbuat dari batako. Dinding depan bersifat terbuka, tertutup kawat ram. Tapi untuk menghalau panas matahari, sebagian dinding depan (sekitar 1 meter) bersifat tertutup.
Lantai kandang berupa plesteran yang dilapisi pasir. Kandang dilengkapi bak mandi dan tanaman dalam pot, sehingga udara di dalamnya cukup sejuk dan membuat nyaman buat burung.
Anakan murai batu akan dipanen pada umur 7 hari, kemudian dipindah ke inkubator, dibesarkan hingga umur 1 bulan. Setelah bisa makan sendiri, atau umur 1,5 bulan, trotolan mudai batu ditempatkan dalam sangkar sendiri-sendiri dan siap dipasarkan.
Anakan yang sedang dibesarkan itu ditempatkan di ruang masteran, menggunakan burung-burung isian seperti cililin, cucak jenggot, tengkek, lovebird, kenari, dan burung-burung master lainnya.
Salah satu produk 279 BF, yakni murai batu Yakuza, belum lama ini moncer dalam even akbar Kapolres Tangsel Cup di BSD, 10 April lalu. Yakuza tampil sebagai runner-up, dan ini membuat Om Edy PLN makin optimis bahwa 279 BF mampu menghasilkan murai-murai berkualitas.
Jika Anda berminat membeli atau indent anakan murai batu hasil breeding 279 BF, silakan hubungi Om Eko JBF yang juga dipercaya menangani pemasaran produknya. (d’one)