Dulu Om Amu, pemilik Matena Bird Farm (BF) Jakarta, beternak murai batu dan lovebird. Namun karena situasi lingkungan kandang dinilai kurang kondusif, Matena BF memutuskan berhenti sementara dalam menangkar murai batu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Sekarang saya lebih fokus breeding lovebird saja, dengan menggunakan materi indukan pilihan. Hasilnya sudah terlihat. Beberapa lovebird hasil breeding Matena BF moncer di lapangan. Ini tak lain karena faktor trah jawara yang diturunkan dari induk kepada anak-anaknya,” kata Om Amu.
Sudah tiga tahun ini Om Amu beternak lovebird, yang dilakukannya bersamaan dengan beternak murai. Tetapi dulu dia justru fokus ke murai batu. Sekarang situasinya berubah, di mana Matena BF lebih fokus beternak lovebird trah juara.
Induk yang digunakan pun tak asal comot. Beberapa lovebird jawara yang kerap dibawanya ke lapangan kini dijadikan materi indukan. Misalnya Gisela, Kirana, Jupe, Putri Kuning, Audi, Cendana, Rorojongrang, Lunamaya, Benazir, Kayla, Puspa, dan Putri Salju, dan lain-lain.
Bahkan sekarang ada dua induk baru, yakni Joice dan Salju, eks amunisi salah seorang kicaumania papan atas. Kedua lovebird itu pun sudah mulai berproduksi.
“Saya mendapatkannya dari teman, saya barter dengan lovebird Bayi Ajaib yang juga sering juara,” jelas Om Amu di kediamannya, kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Induk-induk yang pernah menjadi juara itu kemudian dipasangkan dengan burung lain yang juga pernah juara, atau minimal dijodohkan dengan lovebird hasil ternaknya selama ini. Syaratnya, lovebird indukan ini harus memiliki kualitas ngekek panjang.
Tidak semua indukan jawara di kandang Matena BF mengorbit langsung di tangan Om Amu. Sebagian di antaranya moncer di tangan pemain lain. Nah, di sini Om Amu punya tips tersendiri agar bisa berhemat dalam belanja indukan berkualitas.
Biasanya dia mencari lovebird jawara yang sedang bermasalah, sehingga tidak mau nampil di lapangan. Hal ini akibat salah setingan, sedang birahi, atau penyebab lain yang membuat burung tidak mau nampil lagi di lapangan.
“Karena nggak mau nampil lagi, pemiliknya ikut galau, sehingga dijual. Karena burung nggak nampil, kan harganya nggak begitu mahal, ya kita ambil untuk diternak. Anakannya kan tetap bagus, karena kualitas genetik induknya memang bagus, hanya karena salah setingan atau kondisi tertentu saja,” jelasnya.
Tips menjodohkan indukan trah juara
Breeding lovebird trah juara memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi daripada beternak lovebird biasa. Hal ini dikarenakan proses penjodohannya melibatkan campur tangan manusia, bukan penjodohan alami di kandang aviary.
Dalam breeding lovebird trah juara, kedua calon induk atau minimal salah satu calon induk harus punya prestasi di lapangan. Calon induk betina dan jantan kemudian dijodohkan dalam kandang battery, bukan di kandang aviary.
Menurut Om Amu, menjodohkan lovebird eks jawara lapangan jauh lebih sulit daripada burung-burung rumahan alias non-lomba. Butuh penyesuaian tersendiri, mulai dari proses penjodohan hingga bertelur.
“Ada beberapa indukan yang awalnya susah dijodohkan. Misalnya lovebird Puspa. Sudah beberapa ekor lovebird jantan yang hendak dijodohkan dengannya malah mati dihajar Pusa,” jelas Om Amu.
Problem ini biasanya terjadi saat burung sedang birahi. Akibatnya, burung berlaku sangat agresif kepada calon pasangannya. Bahkan, meski akhirnya berjodoh, kerap terjadi bentrokan fisik antara burung jantan dan betina. Jadi, kita harus siap-siap menyediakan calon pasangan yang lain.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam menjodohkan lovebird trah juara di kandang battery, Matena BF punya tips tersendiri. Pertama, sediakan kandang battery khusus untuk penjodohan, dengan ukuran panjang 70 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Kandang ini bisa disusun secara berjajar dan / atau bertingkat.
Kandang penjodohan diisi seekor lovebird betina yang pernah juara, serta dua ekor lovebird jantan yang memiliki kualitas ngekek cukup panjang, dengan durasi di atas 1 menit.
Mengapa harus ada dua ekor lovebird jantan? “Tujuannya supaya lovebird betina bebas memilih sendiri calon pasangan yang disukainya. Butuh waktu beberapa hari (tidak sampai 1 minggu) sampai sang betina menemukan jodohnya.
Kalau lovebird betina telah menemukan jodohnya sendiri, kemungkinan pembantaian terhadap lovebird jantan bisa dihindari. Burung yang berjodoh akan selalu terlihat berduaan, baik pada siang hari maupun ketika istirahat / tidur pada malam hari.
“Kalau keduanya sudah terlihat nyaman, barulah kita pindah ke kandang ternak yang juga menggunakan model battery. Setiap kandang hanya boleh diisi satu pasangan saja,” ujar Om Amu.
Kandang ternak dilengkapi dengan gelodok kayu sebagai tempat bertelur dan serabut / dedaunan kering sebagai bahan penyusun sarang. Setelah kawin, induk betina akan segera bertelur.
Induk betina di Matena BF rata-rata menghasilkan 3-5 butir telur. Anakan yang menetas tetap dibiarkan dalam perawatan induknya. Om Amu baru memanennya kalau anakan sudah berumur 2-4 minggu, kemudian dipindah ke kandang pembesaran.
Selanjutnya dilakukan pemasangan ring pada kaki kanan dan kiri anakan lovebird. Kaki kiri dipasangi ring dengan kode Matena BF, sedangkan kaki kanan dipasangi ring bertuliskan nama induknya.
Lovebird produksi Matena BF umumnya dijual pada umur 2-3 bulan, dengan harga bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga Rp 1,5 juta per ekor. Produknya pun laris-manis, bahkan sudah banyak yang moncer di lapangan, terutama jika sudah berumur enam bulan atau lebih.
Mengingat jumlah induk masih terbatas (sekitar 20 pasangan), banyak calon pembeli yang harus indent terlebih dulu, terutama untuk trah indukan tertentu.
Kendati demikian, banyak pemain lovebird tetap rela bersabar untuk mendapatkan anakan lovebird trah juara produksi Matena BF. Oh ya, Matena BF juga mencetak anakan lovebird jenis biola. (d’one)