Sebagian spesies burung memiliki sifat monogami, atau hanya memiliki satu pasangan saja dalam satu kurun waktu. Tetapi pada spesies lainnya, ada juga burung jantan yang memiliki sifat poligami atau memiliki pasangan betina lebih seekor. Bahkan, jangan kaget lho.., ada spesies tertentu di mana burung betina melakukan praktik poliandri atau memiliki beberapa ekor burung jantan sebagai pasangannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Salah satu jenis burung yang diketahui melakukan poliandri adalah blue tit (Parus caeruleus), yaitu sejenis burung gelatik batu / wingko yang tersebar luas di sebagian besar negara Eropa, hingga Turki, dan Afrika.
( lihat juga Burung betina ternyata sering selingkuh )
Bukan hanya blue tit, burung seychelles warblers(Acrocephalus sechellensis) di Pulau Cousin, Seychelles (sebelah timur daratan Afrika), pun diketahui memiliki beberapa pejantan yang menjadi pasangan hidupnya. Kok bisa gitu sih?
Sebuah penelitian terbaru menemukan keterkaitan antara blue tit betina dengan beberapa burung jantan untuk tujuan melindungi keturunannya dari serangan predator. Perilaku unik tersebut berhasil diungkapkan oleh para ilmuwan dari
Perilaku burung betina (termasuk blue tit) yang terkadang berpasangan dengan lebih dari satu pejantan sebenarnya sudah lama diamati para ilmuwan, khususnya sejak tahun 1990. Tetapi semuanya belum mengupas motivasi burung betina melakukan praktik tersebut.
Mengapa burung betina melakukan praktik poliandri? Pertanyaan itulah yang mengusik perhatian para ilmuwan dari Universitas Bergen, Norwegia, untuk meneliti motif burung betina melakukan poliandri. Dalam hal ini, mereka menggunakan blue tit sebagai objek penelitiannya.
Secara umum, blue tit mulai berpasangan pada saat musim dingin. Pada saat itulah, blue tit betina akan membangun sarangnya sendirian, tanpa bantuan burung jantan. Induk jantan dan betina baru bergotong-royong ketika anakan-anakan mulai menetas. Keduanya akan merawat dan memberi makan anak-anaknya.
Namun hasil uji DNA terhadap anakan burung yang berada dalam satu sarang mengungkapkan sesuatu yang baru. Beberapa anakan ternyata berasal dari bapak (baca: pejantan) yang berbeda. Artinya, si betina kawin dengan lebih dari seekor pejantan.
Penelitian ini juga menemukan fakta lain bahwa sarang yang berisi anakan yang berbeda bapak itu memiliki peluang kecil untuk diserang predator. Pasalnya, sarang tersebut akan selalu dikelilingi dan diawasi beberapa burung jantan dewasa yang selalu waspada.
Para peneliti beranggapanan, beberapa burung jantan selalu mengawasi sarang tersebut karena mereka berpotensi memiliki keturunan / anakan di dalam sarang tersebut.
“Burung-burung muda yang memiliki bapak berbeda kemungkinan merupakan keturunan dari pejantan lain yang ada di wilayah tersebut. Ketika si betina sedang mengeram dan merawat anak-anaknya, para pejantan bekerjasama melakukan pengawasan dan memberi peringatan kalau ada penyusup,” kata Adele Mennerat, salah seorang peneliti dari Departemen Biologi di Universitas Bergen.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam pengamatan mereka, anakan burung yang berasal dari satu keturunan ternyata memiliki risiko lebih besar diserang predator, ketimbang anakan burung yang berasal dari beberapa pejantan. Soalnya, para pejantan ini akan saling bekerjasama ketika mengetahui ada bahaya mengancam keturunannya.
Oalah…, jadi praktik poliandri yang kerap dilakukan blue tit betina ini ternyata punya tujuan mulia, yaitu melindungi keturunannya dari kemungkinan serangan predator. Semua ini demi menjaga kelangsungan hidup keturunannya.