Kendati belum terbukti kebenarannya secara ilmiah, pasangan murai batu yang berjodoh secara alami di hutan atau jodohan hutan diyakini dapat menghasilkan anakan yang lebih berkualitas. Setidaknya, hal inilah yang dilakukan Leuser Bird Shop Pekanbaru dalam mencetak anakan murai batu unggulan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diketahui, Leuser Bird Shop milik Om Johan Shia merupakan pemasok murai batu marike dan murai batu bahorok. Kedua jenis ini termasuk dalam kategori murai batu medan.
Pada awalnya, Om Johan Shia mengandalkan burung-burung hasil tangkapan alam yang berasal dari hutan-hutan lereng pegunungan di wilayah Bahorok yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (untuk murai batu bahorok), serta kaki gunung di wilayah Tanah Karo (murai batu marike).
Tetapi demi menjaga kelestariannya di alam liar, Om Johan Shia kini juga menangkar murai batu dari Bahorok dan Marike. Dari hasil ternak inilah, Leuser Bird Shop dapat menyediakan anakan / trotolan murai batu dari kedua kawasan tersebut.
“Bahkan kami juga menyediakan pasangan murai batu siap produksi, untuk membantu breeder-breeder pemula sehingga tak perlu repot-repot melakukan proses penjodohan,” kata Om Johan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Yang menarik, dalam breeding murai batu ini, pasangan induk yang digunakan umumnya bukan hasil penjodohan melalui campur tangan manusia, tetapi sudah berjodoh secara alami di hutan atau biasa disebut jodohan hutan.
Sebab, menurut pengalamannya selama ini, pasangan jodohan hutan akan menghasilan anakan-anakan dengan kualitas lebih baik.
Memang tidak gampang mendapatkan pasangan jodohan hutan. Karena itu, Om Johan menjalin kerjasama dengan para pemikat. Sebab merekalah yang lebih tahu lokasi di mana ada pasangan murai batu di alam liar.
Biasanya pasangan jodohan hutan akan selalu berdekatan, atau jarang berjauhan satu sama lain. Jika murai betina kena perangkap yang dipasang pemikat, maka murai jantan akan mencari atau mendekati perangkap yang sama, sehingga memudahkan bagi pemikat untuk menangkapnya.
Pasangan jodohan hutan itu tetap bisa berproduksi tatkala dipindah ke kandang ternak yang telah disiapkan. “Bahkan tidak butuh waktu lama, karena burung memang sudah berjodoh sejak di hutan,” jelas Om Johan.
Beberapa pelanggannya bahkan sengaja meminta pasangan jodohan hutan. Misalnya pelanggan di Temanggung. Tiga minggu dimasukkan ke kandang ternak, sekarang sudah berprosuksi.
Adapun pelanggan di Surabaya memerlukan waktu dua minggu, karena burung sedang mabung. Begitu beres mabung, pasangan murai langsung kawin dan kini sudah menghasilkan anakan.
”Om Edy Kings Bali bahkan memborong pasangan induk berikut anakannya. Anakannya hebat-hebat, kemarin juara dua. Itu anakan dari pasangan jodohan hutan,” tambahnya.
Selain pasangan indukan hutan, Leuser BS juga menyediakan trotolan ring dan lepas trotol muda hutan. Harga trotolan murai batu bervariasi, mulai dari Rp 7,5 juta hingga Rp 9 juta.
Meski lebih mahal daripada harga pasaran, produknya tetap laris-manis. Para pelanggan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Kalangan pemain juga bisa mendapatkan murai batu prospek maupun siap lomba. Sudah banyak murai batu keluaran Leuser BS yang moncer di lapangan.
Belum lama ini, Om Johan melepas murai batu dengan kode L892 yang dipinang pelanggannya. Meski umurnya baru lima bulan, atau lepas trotolan, namun materi, mental, dan gaya tarungnya setara dengan murai umur dua tahunan. Burung ini juga berasal dari pasangan jodohan hutan. (d’one)
Leuser Bird Shop
Facebook: Johan Shia Leuser
Kontak: Pin BB 2BC04D12 | HP 0853 6381 8888 | WA 0813 7281 8888
Alamat: Jl Soekarno Hatta, Arengka Ujung, Simpang Arhanudse, Kubang, Pekanbaru, Riau.