Menangkar burung kicauan sangat dianjurkan. Selain bisa membantu mengurangi angka perburuan burung di alam, menangkar burung juga bisa menjadi lapangan usaha yang menjanjikan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
tentu membutuhkan perhatian dan perawatan yang ekstra agar penangkarannya bisa berjalan seperti yang diharapkan. Masalah yang paling umum dan kerap terjadi adalah telur yang gagal menetas. Selain faktor infertilitas, piyikan yang mati sebelum menetas pun menjadi kasus yang paling sering terjadi. Untuk itu, mari kita simak apa yang menjadi penyebabnya.
Memang tidak mudah untuk meraih keberhasilan dalam menangkar atau breeding burung. Setiap breeder yang sukses biasanya pernah menghadapi berbagai kendala dan rintangan pada awal-awal usahanya.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Salah satu masalah yang kerap dihadapi adalah telur gagal menetas. Bentuknya bervariasi, mulai dari telur yang infertil (tidak subur / gabuk) hingga piyikan mati sebelum telur menetas.
Kali ini, Om Kicau ingin mengupas apa saja sih penyebab piyikan burung mati sebelum menetas. Selama ini, telur yang gagal menetas dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Namun jika hal ini terjadi terus-menerus, berarti ada yang tidak beres dengan penangkaran yang dilakukan.
Untuk mencegah dan mengatasinya, berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan telur gagal menetas:
- Induk belum berpengalaman dan sering meninggalkan sarangnya. Telur yang jarang dierami maupun sering ditinggal induknya menyebablan kehangatan yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio tidak tercukupi. Ini bisa menyebabkan kematian pada embrio maupun piyikan di dalamnya, sehingga telur pun gagal menetas.
- Lingkungan dan tempat sarang terlalu lembab. Hal ini juga bisa menyebabkan piyikan mati sebelum menetas atau telur gagal menetas. Karena itu, simpan sangkar atau sarangnya pada tempat dengan suhu normal dan tidak terlalu lembab.
- Telur terinfeksi bakteri. Biasanya hal ini disertai dengan aroma tidak sedap yang muncul dari telur, atau ketika telur dipecahkan. Adapun bakteri yang biasa menginfeksi telur adalah E. coli dan Coccidiosis.
- Kandang dan tempat sarang yang tidak terawat kebersihannya. Hal ini dapat memunculkan jamur, kemudian menginfeksi telur yang menyebabkan gagal menetas.
- Kasus yang sering terjadi adalah induk yang kekurangan nutrisi, sehingga kondisi fisiknya lemah dan tidak bisa merawat atau mengerami telur-telurnya secara baik.
- Dalam penangkaran burung kicauan, sebaiknya perhatikan asupan kalsium (Ca) yang dikonsumsi induk. Pakan yang kekurangan kalsium akan membuat kerabang telur lembek. Sebaliknya pakan yang terlalu banyak kadar kalsiumnya akan menyebabkan kerabang terlalu tebal. Keduanya sama-sama berpotensi menyebabkan telur gagal menetas. Penggunaan suplemen breeding BirdMature dapat membantu menjaga keseimbangan kadar Ca, sehingga kerabang telur tidak terlalu tipis maupun terlalu tebal.
- Percaya atau tidak, suara petir yang cukup keras bisa menyebabkan telur gagal menetas. Banyak orang yang menganggap ini mengada-ngada, bahkan dianggap mitos. Faktanya, banyak breeder di berbagai negara yang memercayai hal tersebut.
- Usahakan agar lingkungan kandang ternak dijauhkan dari binatang seperti tikus atau kucing, karena indukan merasa tidak aman dan berpotensi meninggalkan telur maupun sarangnya.
Biasakan melakukan egg candling
Jika Anda menjumpai piyikan burung mati sebelum menetas, dan terjadi berulang-ulang, ada baiknya membiasakan melakukan pengamatan / peneropongan telur (egg candling). Hal ini untuk memastikan apakah telur dalam kondisi masih baik atau sudah rusak. Berikut ini panduan dasar dalam melakukan egg candling:
- Umur pengeraman 3-4 hari: Pada bagian dalam telur mulai terlihat pembuluh darah.
- Umur pengeraman 5-8 hari: Telur mulai berwarna lebih gelap dan memiliki lebih banyak kantung udara.
- Umur pengeraman 9-13 hari: Telur makin gelap, kecuali pada kantung udaranya. Namun jika ada perubahan pada bagian kantung udaranya, maka kemungkinan besar embrio di dalamnya telah mati.
Untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai cara peneropongan telur dan alat-alat apa yang dibutuhkan, silakan simak kembali tulisan berikut ini:
Mengintip telur dengan alat sederhana buatan sendiri
Semoga bermanfaat.