Penangkaran atau breeding burung kicauan kini makin diminati para kicaumania. Ada yang menekuninya secara komersial (bisnis), dan ada pula yang sekadar hobi. Apapun motivasinya, semuanya punya tujuan mulia, yakni mengurangi penggunaan burung-burung hasil tangkapan hutan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Erlangga, owner U2 Enterprise, termasuk salah seorang kicaumania yang ikut menangkar burung, khususnya lovebird dan murai batu. Meski penangkaran kedua jenis burung itu dikelolanya secara serius, dia mengaku belum mengarah ke tujuan komersial.
“Masih sebatas hobi, sehingga anakan-anakan yang dihasilkan pun hanya untuk ditampilkan di lapangan. Meski demikian, ada beberapa produk yang diminta teman-teman untuk diorbitkan di arena lomba, ya sudah,” tutur Om Erlangga.
Penangkaran lovebird dan murai batu yang dikelolanya kini diberi nama U2 Bird Farm (BF) yang berbasis dan menyatu dengan kediamannya, kawasan Kelapadua, Depok.
Meski sejauh ini belum mengarah ke tujuan komersial, Om Erlangga tetap serius mengelola ternak murai batu dan lovebirdnya. Bahkan materi induknya menggunakan burung-burung miliknya yang pernah jadi jawara di lapangan.
“Jadi, sekalian melestarikan trah burung-burung jawara yang pernah moncer di lapangan,” imbuh lelaki yang juga pengurus pusat BnR tersebut.
Saat ini ada belasan ekor lovebird eks jawara yang dijadikan indukan. Semuanya dimasukkan ke dalam kandang koloni dengan ukuran 2,5 x 1,5 m2 dan tinggi 2,5 meter. Untuk melengkapi materi indukan, Om Erlangga juga aktif berburu lovebird pilihan yang punya suara ngekek panjang untuk dijadikan pasangan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tentu saja lovebird-lovebird yang ada di kandang koloni ini bebas mencari pasangannya masing-masing, sesuai dengan selera burung itu sendiri. Om Erlangga tinggal menyediakan gelodok atau tempat sarang, yang jumlahnya sedikit lebih banyak daripada jumlah pasangan induk.
“Awalnya, saya hanya memiliki empat pasangan induk. Tetapi sekarang sudah berkembangbiak menjadi puluhan pasang,” ujar Om Erlangga yang juga masih aktif menjadi pemain lapangan.
Menu harian yang diberikan kepada indukan merupakan pakan lovebird yang banyak dijual di pasaran. Adapun pakan tambahan / extra fooding berupa jagung.
Jika telur sudah menetas, maka anakan akan dirawat induknya sampai umur 2 minggu. Setelah itu baru dipanen, dirawat pemiliknya sampai besar. Sekitar 2-3 minggu setelah anakan dipanen, pasangan induk biasanya kembali berproduksi.
Sudah ada beberapa lovebird hasil breeding U2 BF yang moncer di lapangan, misalnya Vera dan Seno. Keduanya menggunakan ring kode U2-BnR.
“Umur lima bulan sudah mau tampil di lapangan dan selalu berprestasi,” lanjut Om Asep Banderas yang sehari-hari merawat burung-burung di penangkaran tersebut.
Mendengar kemonceran Vera dan Seno, beberapa pemain lovebird mendekati Om Erlangga dan hendak meminang anakan-anakan yang lainnya. “Sebenarnya saya belum menjualnya, karena fokusnya memang untuk mainan ke lapangan. Tapi banyak teman sesama pemain yang minta,” katanya.
Selain lovebird, U2 BF juga sukses membudidayakan murai batu. Sebagian besar materi indukannya juga menggunakan eks jawara milik Erlangga. Murai batu Zerro yang selama ini menjadi andalannya di lomba kini juga sudah masuk kandang ternak, bahkan sudah beberapa kali produksi.
Om Erlangga juga memiliki sejumlah gaco andal di kelas murai batu, misalnya Black Shadow, TB, Semut Bakot, dan Datuk. Semuanya masih sering ditampilkan di lapangan. “Nanti kalau mereka sudah pensiun dari lomba, tentu akan saya masukkan pula ke kandang ternak,” tandasnya. (d’one)