Masih ingat dengan murai batu Rawa Rontek (RR), jagoan Om Ali Fuad (AFF GP BF Jakarta) yang sempat terlunta-lunta namun malah jadi langganan juara? Minggu (31/7) lalu, burung ini tampil menawan dalam even VIP Class Telaga Enterprise di Cikaret, Cibinong, Bogor. Turun tiga kali, RR nyaris mencetak hattrick.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Murai batu Rawa Rontek menjuarai kelas utama VIP Class, juara 1 Kelas Telaga Raya A, dan juara 2 Kelas Telaga Raya B. Burung ini bahkan jadi bahan tontonan para kicaumania yang hadir di Cikaret, lantaran pernah membaca kisah menariknya di omkicau.com.
( lihat juga MB Rawa Rontek, sang jawara yang terlunta-lunta saat trotolan)
Sehari-hari, burung hasil breeding AAF GP BF Jakarta dengan kode ring 833 ini dirawat Om Andi. Umurnya masih terbilang belia, tapi prestasinya sudah luar biasa. Saat ini RR berumur 18 bulan, dan baru saja merampungkan masa mabung dewasa pertamanya.
“RR merupakan anakan Trisula, murai batu eks jawara yang ada di penangkaran saya. Anak-anak trah Trisula memang laris-manis, sehingga saya hanya kebagian seekor saja, yaitu RR,” tutur Om Fuad.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Penangkaran murai batu AFF GP BF berada di Jl Minyak 4 No 2, Duren Tiga, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan. Di sana ada 20 petak kandang induk, yang mana sebagian besar induk jantannya merupakan eks jawara lomba.
Saat ini Rawa Rontek menjadi maskot andalan AFF GP BF, karena selalu berprestasi di lapangan. Bagaimana sih cara Om Andi menerapkan perawatan harian dan setelan lomba terhadap murai batu RR?
“Perawatannya sederhana saja, tidak jauh berbeda dari murai batu lomba pada umumnya. Pagi hari, buka kerodong kemudian burung dianginkan sambil diberi enam ekor jangkrik. Sorenya pun diberi jangkrik dengan porsi sama. Menu utamanya ya kroto segar,” jelasnya.
Penjemuran dilakukan antara pukul 11.00 dan 12.00. Setelah itu, burung masuk ke kandang umbaran hingga sore hari. Di dalam kandang umbaran disediakan bak air untuk mandi RR. Sore hari, burung kembali dimasukkan ke kandang hariannya dan full kerodong.
Apabila mau lomba, maka pagi hari sebelum berangkat ke lapangan, MB Rawa Rontek diberi 6 ekor jangkrik plus beberapa ekor ulat hongkong. “Tapi porsi ulat hongkong disesuaikan dengan kondisi burung, bisa lima sampai sepuluh ekor,” tambah Om Andi.
Dengan perawatan rutin seperti itulah, Rawa Rontek menjelma menjadi murai batu langganan juara di wilayah Jabodetabek.
Materi isiannya cukup lengkap, dengan senjata utama berupa tembakan cililin, cucak jenggot, dan ngekek lovebird, serta lagu-lagu suara burung kecil seperti “kolibri” (burung-madu), kenari standar, dan kenari spanish timbrado.
Didukung durasi kerja yang maksimal, volume yang lantang, dan gayanya yang aduhai, tak heran jika murai batu Rawa Rontek kerap menjadi pusat perhatian juri dan penonton. (d’one)