Dibandingkan dengan jenis burung finch lainnya, harga blackthroat sampai sekarang masih tetap stabil. Burung mungil asal Afrika yang bersuara merdu, dengan irama lagu ngeroll panjang, ini masih tetap digemari baik untuk hiburan di rumah atau dijadikan burung masteran.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Karena harganya relatif stabil, banyak kicaumania yang tertarik untuk membudidayakannya. Nah, salah seorang kicaumania yang telah lama eksis sebagai penangkar blackthroat adalah Om Arif, owner Trisakti Bird Farm (BF) Jakarta.
Seekor blackthroat akan disebut istimewa apabila rajin bunyi ngeroll panjang nyaris tanpa henti, dengan volume keras, sambil buka sayap, dengan irama lagu senggang-senggang. Burung seperti inilah yang nilai jualnya cukup tinggi.
Di kalangan penggemarnya, dikenal istilah blackthroat lokal dan blackthroat impor. Sebenarnya, apabila mengacu asal-mulanya, blackthroat bukanlah burung lokal atau plasma nutfah asli Indonesia, melainkan dari Afrika.
“Istilah lokal digunakan untuk menyebut blackthroat hasil breeding para peternak di Indonesia. Adapun blacktroat impor adalah burung yang didatangkan langsung dari Afrika atau negara lain di luar itu, yang pasti bukan diternak d Indonesia,” jelas Om Arif Trisakti.
Menurut dia, blackthroat lokal lebih jinak dan mudah diternak, bahkan lebih mudah bunyi / gacor. Hal ini berbeda dari blackhroat impor yang cenderung gesit, tidak jinak, serta butuh waktu agak lama agar bisa beradaptasi dengan cuaca di Indonesia.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Melihat perbedaan tersebut, harga blackthroat impor justru lebih murah daripada blackthroat lokal. Saat ini, harga anakan blackthroat lokal umur 1-1,5 bulan sekitar Rp 1 juta / ekor, sedangkan induk siap produksi sekitar Rp 3 juta / pasang.
Om Arif memiliki 40 pasangan induk yang sudah berproduksi. Setiap petak kandang berukuran panjang 60 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 60 cm. Kandang bisa disusun berjejer dan bertingkat, sehingga sangat menghemat ruangan.
Mengenai teknis beternak blackthroat lokal, Om Kicau pernah menjelaskannya secara rinci pada artikel berikut ini:
Tips sukses menangkar blackthroat lokal ala Trisakti BF
Anakan dibesarkan melalui hand feeding
Agar produktivitasnya tinggi, Om Arif menyarankan agar pembesaran anakan dilakukan melalui hand feeding. Dalam hal ini, anakan dipanen pada umur 2-3 hari, ditempatkan dalam kotak penghangat / boks inkubator.
Bahan pakan yang akan diberikan kepada anakan ini berupa adonan bubur sereal yang banyak dijual di pasaran. Adonan kemudian dimasukkan dalam tabung spuit yang bisa dibeli di apotek atau toko kimia.
Selang spuit terbuat dari plastik lentur, atau bisa juga bagian ujungnya diberi bahan dari karet agar tidak melukai rongga mulut anakan burung.
Proses pemberian makanan melalui hand feeding bisa dilakukan sampai anakan berumur 1 bulan, sambil dilatih makan sendiri berupa telur rebus.
Anakan yang berkelamin jantan akan rajin bunyi ngeriwik setelah memasuki umur 2 bulan. Bahkan, jika bermental bagus, anakan tersebut akan rajin bunyi meski ditempatkan di lingkungan yang ramai.
Jika membutuhkan pasangan induk blackthroat siap produksi, Anda bisa menghubungi Om Arif Trisakti. Nomor kontak dan alamatnya ada di bagian bawah halaman ini. (d’one)
Om Arif / Trisakti Bird Farm
Alamat lengkap klik di sini.