Banyak kejutan yang terjadi dalam lomba burung berkicau Piala Raja 2016 di pelataran Taman Candi Prambanan, Jogja, Minggu (4/9). Team Tempo Doeloe (TTD) yang baru saja dibentuk dan diprakarsai Achun Owen langsung menghentak dengan meraih juara umum bird club / BC.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski ada ketidakpuasan dari beberapa tim atas penilaian juri ataupun pelayanan panitia, secara umum gelaran ini pantas mendapat apresiasi tinggi mengingat konsistensi gelarannya dari tahun ke tahun yang semakin menunjukkan peningkatan dalam pelayanan dan ketertiban para peserta.
Perebutan gelar juara umum single fighter / SF juga berlangsung sangat ketat sejak sesi awal hingga akhir, terutama antara juara bertahan Fitri BKS Samarinda dan Sien Ronny SF Surabaya. Gelar ini pun akhirnya direbut Sien Ronny SF, unggul tipis atas Fitri BKS yang menjadi runner-up.
Dilihat dari jumlah peserta, Piala Raja yang menjadi kontes tahunan terbesar di Indonesia ini berjalan sangat sukses. Dari 6.000 lembar tiket yang disediakan, hanya 455 lembar yang tersisa. Sebelumnya, hingga batas akhir pemesanan tiket, Jumat (2/9) malam, tercatat 4.600 lembar tiket sudah terpesan, atau hanya tersisa 1.400 lembar.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, gelaran kolosal Piala Raja 2016 yang merupakan tahun ke-17 ini diawali dengan serangkaian prosesi bernuansa kebudayaan Jogja, termasuk saat penyerahan trofi / piala raja dari pihak Kraton Ngayogjokarto (diwakili GPBH Prabukusomo) kepada panitia.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Lomba dibuka oleh Ketua Umum Pelestari Burung Indonesia (PBI) Pusat, Mr H Bagiya Rakhmadi SH, diikuti sambutan oleh staf ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan GPBH Prabukusumo.
Team Tempo Doeloe (TTD) tampil sebagai juara umum BC, terutama melalui kemenangan gaco-gaco di kelas cendet. Enam dari tujuh kelas cendet yang dilombakan berhasil dimenangi tim ini, masing-masing melalui cendet Pemburu dan Sangkakala, keduanya langganan juara milik Om Robert Hendro (Bondowoso) alias Om Robert Pemburu.
Cendet Pemburu meraih kemenangan quattrick (4 kali juara 1), sedangkan cendet Sangkalala double winner, termasuk menjuarai kelas utama Maharaja. Satu kelas lainnya dijuarai cendet Paranoid yang memperkuat Sien Ronny SF.
TTD juga mendominasi kelas anis merah yang digelar enam kelas. Tim ini meraih empat trofi juara 1, masing-masing melalui anis merah Super Bella andalan Om Yono Plaza (terbaik di Kelas Maharaja), Pemburu dan Marques (keduanya milik Om Robert Hendro), serta Arjuna milik Pak Gunadi.
Tak hanya itu, Team Tempo Doeloe juga mampu bersaing di kelas murai batu, terutama melalui Rancak Bana milik Om Yogi Kuda Hitam yang meraih juara 1, 1, 1, 2, 2, Bellator milik Om Yono Plaza (nyeri juara 1), dan Killer kepunyaan H Hendy Carton (juara 1, 7, 7, 9).
Kelas bergengsi Maharaja dimenangi murai batu Ohara orbitan Om Prio Sutrisno (AK 47 SF Bandung) yang mengalahkan MB Rancak Bana dan Super Bejo andalan Om Ming Basket, keduanya dari TTD.
Om Prio hanya sekali menurunkan gaco andalannya ini, yakni di kelas utama. Sebelumnya, jagoan ini juga menjuarai kelas utama (hadiah Rp 50 juta) dalam even Batavia Cup 2 di Tangerang, 14 Agustus lalu, serta juara kelas utama Piala Kapolda Jabar di Bandung (21/8).
“Setelah itu, Ohara saya istirahatkan untuk dipersiapkan ke Piala Raja, dan alhamdulillah juara lagi,” ujar Om Prio. Dalam Piala Raja 2016, dia menurunkan MB Biker yang menjuarai Kelas Prameswari A dan juara 3 Kelas Sekar Kedaton A.
Gaco-gaco lain yang meraih juara 1 di Piala Raja kali ini adalah Ueno San andalan Om Dyas Takahashi (memperkuat Sien Ronny), Iblis milik Om Jamboel BKM (Duta Pakde Karwo), Bil Bil milik Riska Jogja, TO kepunyaan Mr Ngurah (Jalak Bali Team), Marques andalan Fitri BKS, serta Jendral Muda milik Om Agung dari Magelang.
Poin kemenangan Sien Ronny sebagai juara umum SF banyak disumbang dari kelas lovebird (26 sesi) dan kenari (20 sesi), serta beberapa kelas lainnya.
Untuk kenari, Sien Ronny mendominasi kelas kalitan yang dimainkan sembilan sesi, terutama melalui aksi kenari Dorayaki dan TC1. Dorayaki menjuarai Kelas Sekar Kedaton A dan Bintang Jogja.
TC1 yang sehari-hari dirawat Om Eka Juhrian di Jakarta berhasil menjuarai tiga kelas, masing-masing Sekar Kedaton B, Bintang PBI A, dan Bintang PBI B.
Sayangnya, kelas lovebird tidak diikuti sang fenomenal Kusumo milik H Sigit WMP (Klaten). Dua gaco Sien Ronny, yakni Gala Gala milik H Dadang (Bandung) dan Putri Dewi, sukses meraih double winner.
Kemudian ada Zuviter andalan Om Tata Atlantic (Bogor) yang meraih juara 1, 2, 2, 2, 2, 7. Masih ada lagi lovebird Betet, Dara, dan Mantili yang mempersembahkan piala raja untuk Sien Ronny.
Meski demikian, Fitri BKS tetap menjadi kekuatan besar di kelas kenari dan lovebird. Ini terbukti dari keberhasilan tim ini menjuarai delapan dari 20 sesi kenari, atau 40%.
Andalan Fitri BKS tidak lain adalah kenari Pusaka Raja. Burung milik Om Vincent (Bali) ini meraih quattrick dengan menjuarai Kelas Maharaja, Prameswari A/B, dan Sekar Kedaton A. Algojo dan Lexus juga mempersembahkan trofi juara 1 untuk Fitri BKS.
Lovebird Fretty andalan Om Barnas Saputra menyumbang banyak poin untuk Fitri BKS. Gaco ini menjuarai empat kelas dan dua kali runner-up.
Lovebird Awe We milik Om Indra Andong juga memperkuat Fitri BKS bahkan mampu meraih lima kali juara 1 (quintrick), serta juara 2, 4, dan 5. Belum lagi lovebird Arnold milik Om Aji (Kulonprogo). Gaco ini juga menyumbang banyak poin untuk Fitri BKS, dengan meraih 1, 1, 1, 2, 2, 2, 3.
Bintang lapangan lainnya dalam gelaran ini adalah kacer Hipnotis. Gaco lawas besutan Om Bambang Honda itu memperkuat TTD. Hipnotis sukses menjuarai dua kelas, yaitu Maharaja dan Prameswari A.
Kacer Matrix milik Fitri BKS juga tampil perkasa, bahkan mencetak quattrick. Kacer Adipati andalan Om Deko (Samarinda) memperkuat Sien Ronny, dan sukses menjuarai dua kelas.
Duta Pakde Karwo yang dipimpin Om Heri Sugihono sejak awal datang dengan niat silaturahmi, dan sekaligus mensosialisasikan even tahunan Pakde Karwo Cup V di Surabaya, 16 Oktober mendatang. Meski demikian, tim ini tetap meraih sukses di lapangan, karena tampil sebagai runner-up BC.
Panitia Piala Raja yang dipimpin H Astono (ketua) dan Om Samsulhadi (ketua pelaksana), beserta tim juri PBI, mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir dari berbagai daerah di Tanah Air. “Mohon maaf kalau masih ada kekurangan kami,” tandas Om Astono.
DT BirdFarm – Nutrilove
Beruntung saya bisa bergabung dengan teman-teman kicaumania untuk ikut nonton keramaian Piala Raja. Saya banyak nongkrong bareng dengan teman-teman KM dan tim dari DT BirdFarm – Nutrilove (NUTRI-love Hand-Feeding Formula Plus), seperti Om Dwi Wahyudi Jogja (Lovebots DT), Om Firliansyah Bay, Om Joko Pamungkas, Om Kusetiawan Yunianto dan bergabung juga di dalamnya Om Dhony Hardana Indrajaya dkk dari Bandar Lampung.
Dengan membawa beberapa lovebird yang siap tempur, DT BirdfFarm bisa menempatkan lovbird hasil breeding sendiri di 10 besar kelas Sekar Kedaton E dan lovebird debutan baru di kelas Lovebird Bintang PBI B, yang dibawa Om Yono Minomartani. “Biasa lah Om, di kelas lain ada burung kita yang kurang kepantau dan beberapa lainnya kurang pas setelannya karena kondisi mendung dan lembab di lokasi lomba,” kata Om Firli.
Tapi seperti sebagian besar kicaumania yang datang di arena lomba, mereka sudah merasa senang bisa berkumpul dengan rekan-rekan lain sesama penghobi burung dalam event akbar tahunan yang digelar oleh PBI itu. (Waca / Om Kicau)
Hasil Lomba Piala Raja 2016 (Jogja, 4 September 2016)
Murai Batu | Cucak Hijau | Kenari | Anis Merah | Cendet | Kacer | Lovebird | Kelas Lain